Munawir Munawir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perencanaan Struktur Atap Rangka Ruang Berbentuk Braced Barrel Vault Untuk Hanggar Pesawat Komersial Meillyta Meillyta; Munawir Munawir; Ilham Munawar Siddiq
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 1 (2018): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.183 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i1.32

Abstract

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah ikut mendorong tumbuhnya industri transportasi penerbangan, sehingga dibutuhkan fasilitas perbaikan dan perawatan pesawat, yakni hanggar di setiap bandara, Tulisan ini merupakan sebuah perencanaan bangunan hanggar yang menggunakan struktur baja rangka ruang untuk menampung sebuah pesawat Boeing 747-400, yang memiliki lebar 64,4 m, panjang 70,7 m, dan tinggi 19,4 m. Manfaat pereneanaan ini adalah untuk menentukan bentuk rangka atap, desain profil rangka baja dan sambungan ball joint dan desain base plate untuk hanggar tersebut, serta menjadi modul untuk pereneanaan struktur atap space frame dengan sambungan ball joint dimasa yang akan datang. Desain dan evaluasi struktur ini menggunakan program SAP2000 dengan mengaeu pada SNI-03-1729-2002 dan AISC-LRFD. Hasil dari pereneanaan ini adalah struktur space frame tipe braced barrel vault berdimensi 120 x 100 m setinggi 30 m. Struktur space frame terdiri dari 4800 batang Rangka Lengkung Bawah berukuran Circular Section Steel (CSS) 250,00 x 45,00; 4941 batang Rangka Lengkung Atas berukuran CSS 114,3 x 4,78; 2379 batang RangkaBagi Atas berukuran CSS 76,3 x 3,2; 4819 batang Rangka Bagi Bawah berukuran CSS 114,3 x 3,5; 19520 batang Rangka Redundant berukuran 165,20 x 30,00; 5022 batang Rangka Dudukan Gording berukuran CSS 237,00 x 70,00; 4941 batang Rangka Gording Melintang berukuran CSS 240 x 70,00; dan 4880 batang Rangka Gording Memanjang berukuran C 150 x 75 x 4,5. Defleksi maksimum struktur yang terjadi adalah 10,19 em di tengah bentang. Sambungan menggunakan 9902 buah balljoint berdiameter 28 em. Rangka atap ditumpu ke lantai beton dengan base plate berdimensi 2000 x 1800 x 210 mm menggunakan 30 buah angkur berdiameter 45,6 mm yang ditanam sedalam 1055 mm. Berdasarkan hasil pereneanaan yang dilakukan, struktur rangka ruang tersebut aman dan desain ini dapat dijadikan sebagai pedoman pembangunan hanggar.
Pengaruh Jenis Semen Terhadap Perkembangan Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Bahan Tambahan Sikament Nn 1,5% (Suatu Penelitian Untuk Fas 0,50 Dan 0,55) Munawir Munawir; Khalid Khalid
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 1 (2018): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.336 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i1.40

Abstract

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi bangunan. Campuran beton terdiri dari semen, air, agregat dan bahan tambah bila diperlukan. Material semen dalam beton sangat penting dikarenakan semen berfungsi sebagai bahan pengikat antara agregat kasar dan agregat halus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan semen Portland Cement Composit (PCC) dan semen Tipe I diproduksi oleh semen Andalas terhadap kuat tekan beton berdasarkan umur beton pada campuran beton dengan nilai Faktor Air Semen (FAS) 0,50 dan 0,55. Perencanaan campuran beton menggunakan metode American Concrete Institute 211.1-91. Ukuran maksimum agregat adalah 31,5 mm. Benda uji yang digunakan pada penelitian adalah silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pada penelitian ini umur pengujian kuat tekan adalah 3, 7, 14, 21 dan 28 hari dengan FAS 0,50 dan 0,55. Jumlah sampel untuk semua FAS pada setiap pengujian kuat tekan beton adalah 30 buah benda uji untuk masing-masing tipe semen. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan rata-rata beton FAS 0,50 yang menggunakan semen tipe I untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari berturut-turut adalah sebesar 193,34 kg/cm2, 203,72 kg/cm2, 229,18 kg/cm2, 248,99 kg/cm2 dan 272,57 kg/cm2. Sedangkan Untuk semen PCC pada umur yang sama kuat tekannya adalah sebesar 139,58 kg/cm2, 169,77 kg/cm2, 202,78 kg/cm2, 220,69 kg/cm2 dan 249,93 kg/cm2. Untuk FAS 0,55 yang menggunakan semen tipe I untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari berturut-turut adalah sebesar 182,97 kg/cm2 , 202,78 kg/cm2, 218,81 kg/cm2, 235,79 kg/cm2 dan 267,85 kg/cm2. Sedangkan Untuk semen PCC pada umur yang sama kuat tekannya adalah sebesar 149,02 kg/cm2, 169,77 kg/cm2, 177,31 kg/cm2, 209,38 kg/cm2 dan 243,33 kg/cm2. Ditinjau dari jenis semen yang digunakan terlihat bahwa beton dengan menggunakan semen adalas tipe I perkembangan kuat tekan betonnya lebih tinggi dibandingkan dengan PCC baik pada FAS 0,50 dan 0,55 pada umur yang sama.
Pengaruh Jumlah Siklus Terhadap Keakuratan Hasil Perhitungan Struktur Menggunakan Metode Cross (Distribusi Momen) Munawir Munawir; Rismaliza Rismaliza
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.724 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i1.72

Abstract

Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin kekuatan dan keamanan suatu struktur bangunan. Gaya-gaya dalam dari sebuah struktur harus mampu ditahan oleh elemen struktur yang direncanakan. Metode yang digunakan adalah metode distribusi momen (Cross) dan dianalisis dengan menggunakan software SAP2000. Metode Cross, selain dibandingkan keakuratannya terhadap hasil SAP2000 juga ditinjau keakuratan hasil perhitungan antar siklus, dalam hal ini gaya dalam yang timbul pada portal. Beban yang bekerja pada portal dibatasi untuk beban mati dan beban hidup berdasarkan SNI 1727-2013 dan kombinasi bebannya disesuaikan dengan SNI 03-2847-2013. Metode penelitian yang dilakukan adalah perhitungan tabel distribusi momen yang akan menghasilkan momen ujung. Hasil momen ujung digunakan untuk perhitungan gaya dalam dan dibandingkan dengan hasil SAP2000. Adapun hasil selisih perbandingan antara metode Cross dan SAP2000 terkait gaya dalam berkisar: 3,70% - 27,73% untuk momen maksimum, 0,00% - 8,17% untuk gaya geser dan 0,42% - 9,23% untuk gaya normal. Sedangkan tingkat keakuratan perbandingan hasil perhitungan antara jumlah siklus dengan SAP2000 dimisalkan momen akhir pada elemen BF balok lantai 2, pada siklus 1 persentase keakuratan sebesar 92,80%, kemudian pada siklus ke-2 terjadi penurunan dengan nilai 91,28%, pada siklus ke-3 kembali mengalami kenaikan dengan nilai 91,90%, pada siklus ke-4 terjadi penurunan dengan nilai 91,67%, pada siklus ke-5 terjadi kenaikan dengan nilai 98,26%. Penurunan dan kenaikan keakuratan siklus terus berlangsung sampai siklus ke-10 dan mencapai keseimbangan muali dari siklus ke-11 dan 12 dengan tingkat keakuratan sebesar 91,75%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Cross dapat dijadikan acuan untuk analisis struktur sebagaimana SAP2000, terutama untuk struktur portal yang sederhana.
Pengaruh Pemodelan Tipe Balok Beton Bertulang Terhadap Rasio Tulangan Perlu Wahyuni Wahyuni; Munawir Munawir; Eko Putra Pujianto
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 2 (2019): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.263 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i2.89

Abstract

Pada perencanaan struktur bangunan gedung, balok dapat dimodelkan sebagai balok segi empat dan balok T. Balok segi empat dimodelkan dengan hanya memperhitungkan dimensi balok, tanpa memperhitungkan pengaruh plat lantai yang melekat pada bagian atas balok. Sedangkan pada perhitungan balok T, plat lantai diperhitungkan sebagai sayap pada balok yang ditinjau. Berdasarkan pemodelan balok yang diaplikasihkan pada objek kajian, yaitu gedung asrama putra berlantai 3 (tiga). Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh tipe balok terhadap rasio tulangan perlu, karena adanya perbedaan area tekan pada balok dan peningkatan nilai inersia penampangnya. Pemodelan struktur yang ditinjau adalah sebagai portal rangka ruang (space frame), dengan pembebanan dibatasi untuk beban mati dan beban hidup. Standar yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 1727-2013 dan PPIUG 1983. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung Standar Nasional Indonesia (SNI) 2847-2002. Sedangkan untuk analisis gaya-gaya dalam di lakukan dengan menggunakan bantuan software SAP2000. Input data material untuk beton, K-250 (f’c = 20,75 Mpa) dan baja (fy) = 390 Mpa. Berdasarkan hasil analisisis untuk balok induk 30/60 dengan bentang 6 m diperoleh besarnya momen (M) dan gaya geser (V) maksimum sebesar M = 188,09 kN.m dan V = 177,20 kN Untuk balok segi empat variasi 1. M = 154,19 kN.m dan V = 176,51 kN untuk balok T variasi 2. Kebutuhan tulangan perlu untuk balok variasi 1 sebesar 940,80 mm2 (ρ = 0,0056) menggunakan besi 5D16. Untuk balok variasi 2 sebesar 890,71 mm2 (ρ = 0,0047) menggunakan besi 4D16. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa pemodelan balok T menjadikan kebutuhan tulangan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan balok segi empat.