Indung Sudarso
Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK GAMIS ANAK DI PT.KKI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN SIX SIGMA Pangki Suseno; Indung Sudarso
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 01 2021
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.79 KB)

Abstract

Pengembangan produk merupakan suatu cara atau strategi untuk pertumbuhan usaha dengan menawarkan suatu produk baru. Dengan terus meningkatnya permintaan konsumen pada pakaian mendorong pelaku industri pakaian untuk selalu mengembangkan kualitas dan kuantitas dari produknya agar dapat bersaing dipasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. PT. KKI merupakan perusahaan yang bergerak di industri pengolahan pakaian jadi yang berlokasi di Jawa Timur, dengan produk utama gamis anak yang dikhususkan bagi anak usia dini (0 - 5 tahun). Komitmen terdepan dalam memberikan kualitas produk yang berkualitas merupakan prioritas perusahaan dalam membuat setiap produk yang dipasarkan. Kualitas produk menggambarkan suatu kesempatan atau harapan yang diberikan kepada konsumen oleh produsen yang memiliki nilai tambah dan jual lebih yang tidak dimiliki oleh para pesaing. Sehingga pelaku usaha harus mampu meningkatkan kualitas yang makin menguntungkan dari pada yang diberikan oleh pesaing lainnya. Metode quality function deployment adalah metode terstruktur yang digunakan untuk menentukan spesifikasi yang memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Metode six sigma adalah metode manajemen baru yang digunakan terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mengurangi tingkat kecacatan produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan yang diharapkan oleh konsumen, melakukan evaluasi untuk peningkatan terhadap tingkat kepentingan tersebut dengan metode six sigma. Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kepentingan konsumen berdasarkan analisis house of quality dalam QFD, evaluasi akan dilakukan pada masalah kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen. Kualitas produk yang diharapkan pelanggan adalah memiliki kualitas produk dengan jahitan rapi dan kuat serta produk yang awet dan tahan lama. Pada kualitas produk tersebut dilakukan analisis six sigma, didapatkan beberapa hal penting (CTQ) yang menyebabkan produk mengalami cacat, antara lain: cacat jahitan, cacat obras, kain bernoda, kain brudul, kain jleret dan kain berlubang. Dari hasil perhitungan tingkat sigma menunjukan bahwa hasil produksi memiliki tingkat sigma 3,393 pada kain bernoda dan cacat jahitan dengan sigma 3,591. Berdasarkan analisis metode QFD dan six sigma didapatkan hubungan antara kualitas jahitan rapi dan kuat dengan cacat jahitan, sehingga jenis cacat yang terjadi tersebut perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Perbaikan yang dilakukan adalah memberikan pengarahan dan pelatihan terhadap tenaga penjahit untuk memahami penggunaan mesin dan bahan, menjaga kebersihan material bahan baku, pengecekan secara berkala terhadap peralatan dan bahan baku, menjaga tempat kerja dalam kondisi yang bersih.
Implementasi Lean Six Sigma dalam Meningkatkan Kualitas pada Proses Produksi CWSS (Study Kasus PT. XYZ) Rahmad Abadi; Indung Sudarso
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 01 2021
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.593 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan pabrik makanan yang memproduksi cwss (modified starch) yang dihasilkan melalui beberapa tahapan proses. Saat ini kemampuan proses produksi lini cwsss tidak mampu memenuhi permintaan pasar sehingga muncul back order setiap bulannya. Ketidakmampuan lini produksi ini disebabkan banyaknya produk cacat dan waste. Hal tersebut menuntut perusahaan agar mampu mengelola sistem produksinya secara kontinyu, efektif dan efisien dengan implementasi lean six sigma dalam mengidentifikasi defect dan waste, memperbaiki defect dan mengurangi waste untuk meningkatkan total output produksi.Identifikasi terhadap waste dilakukan dengan menyusun current state value stream mapping. Sedangkan identifikasi terhadap defect dilakukan dengan bantuan control charts terhadap hasil output harian produksi cwss. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan cause effect diagram, pareto diagram sehingga menghasilkan serangkaian rekomendasi perbaikan. Dari hasil penelitian didapatkan dengan analisa menggunakan metode Root Cause Analysis menunjukan bahwa penyebab produk cacat adalah proses preventive maintenance terhadap mesin yang kurang baik, ketidaktelitian operator dalam setting mesin serta specifikasi raw material yang tidak sesuai. Sedangkan penyebab pemborosan adalah seringnya mesin breakdown sehingga proses berhenti. Hasil penelitian menunjukan terjadinya rata – rata penurunan DPMO sebelumnya 22.158,5 dengan sigma level 3,51 menjadi 10.755,75 dengan level 3,80 dan penuruna down time sebelumnya 73,25 jam menjadi 49,24 jam.