Prevalensi bayi berat lahir rendah menurut WHO pada tahun 2012 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian bayi berat lahir rendah didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi yang lahir dengan berat lahir normal. Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga dapat mengakibatkan kelahiran BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko kekurangan energi kronis terhadap kejadian berat lahir bayi. Desain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 85 orang yang dipilih secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan formulir pengumpulan data, dimana data yang dikumpulkan berdasarkan hasil pencatatan rekam medik yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih dan terstandar, data yang dikumpulkan meliputi data tentang jumlah ibu bersalin , data kejadian BBLR, data kejadian KEK dan data tentang gambaran umum Puskesmas Karang Taliwang tahun 2018. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan Odds Rasio. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa KEK (OR=2,667; p=0,029), merupakan faktor risiko kejadian berat lahir bayi. Disimpulkan bahwa Kekuranga Energi Kronis merupakan faktor risiko terhadap kejadian berat lahir bayi. Diharapkan semua wanita usia subur sebelum hamil sudah mempunyai gizi yang baik (LILA ≥ 23,5 cm). Apabila hal ini belum tercapai sebaiknya kehamilan ditunda dulu agar tidak melahirkan bayi BBLR dan risiko lainnya. Ibu-ibu hamil yang sudah KEK disarankan harus mau meningkatkan asupan gizinya dengan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein dan mendapatkan makanan tambahan dari pihak puskesmas secara gratis bagi yang tidak mampu atau miskin.