A A Gde Putra Semara Jaya
Bagian / SMF Ilmu Anestesi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PAIN MANAGEMENT IN BURN INJURY Jaya, A A Gde Putra Semara; Anggreni, Anak Agung Ayu; Senapathi, Tjokorda Gde Agung
Bali Journal of Anesthesiology Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.457 KB) | DOI: 10.15562/bjoa.v2i3.86

Abstract

Burn injury is one of the challenging cases in medical practice, which need comprehensive and multidiscipline management. Pain management is one of an important factors in caring for the burn patient. Pain management in burn injury is challenging and the patient may be at risk for undertreatment. Undertreated severe acute pain can lead to adverse consequences of many organ systems, delay recovery and discharge process, and potentially lead to chronic pain. Reports of inadequate pain relief persist, although there are advances in the acute pain management in recent years.An understanding of pain pathway can achieve effective burn injury pain management, types of pain in burn injury, analgesics selection, continuous and accurate assessment of the pain and the response to therapy, dose adjustment to achieve maximum effect and minimal side effect, and role of nonpharmacological treatment as a complement to medication. Acute pain service plays an important role in providing effective burn injury pain management for reducing morbidity and mortality.
Tata laksana gigitan ular yang disertai sindrom kompartemen di ruang terapi intensif Jaya, AA Gde Putra Semara; Panji, I Putu Agus Surya
Medicina Vol 47 No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.21 KB)

Abstract

Gigitan ular merupakan kegawatdaruratan yang telah diketahui secara global, terutama terjadi pada petani, nelayan, pemburu, dan pawang ular. Asia Tenggara merupakan area dengan insiden tinggi. Pada awal tahun 2009, kasus gigitan ular masuk ke dalam daftar penyakit tropis yang diterlantarkan menurut WHO, padahal gigitan ular menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun dan berbagai kasus kecacatan fisis kronis pada korbannya. Kasus mengenai seorang petani, pria usia 53 tahun, dikonsulkan dengan gigitan ular dan sindrom kompartemen. Pasien dirawat di ruang terapi intensif dengan terapi antibisa ular, tata laksana suportif dan simtomatik sesuai dengan perkembangan penyakitnya, serta monitoring sindrom kompartemen dan komplikasi yang menyertai. Evaluasi terhadap sindrom kompartemen dan komplikasi lainnya menunjukkan hasil yang baik. Snake bite is a medical emergency which has been known globally, mainly in farmers, fishermen, hunters, and snake charmers. Southeast Asia is an area with a high incidence of snake bites. However, snake bites included into WHO’s list of neglected tropical diseases, early in 2009; whereas snake bites cause tens of thousands of deaths each year and many cases of chronic physical disability on its victims. This case about a farmer, a man aged 53 years, referred to our hospital with snake bites and compartment syndrome. Patients managed in the intensive care unit with antivenom serum, supportive and symptomatic therapy in accordance with the development of the disease, monitoring of compartment syndrome and complications. Evaluation of compartment syndrome and other complications showed good result.
Blok Fascial Pecto-intercostal Bilateral sebagai Analgesia untuk Median Sternotomi pada Anak A A Gde Putra Semara Jaya; Raden Besthadi Sukmono; Aries Perdana
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 38 No 2 (2020): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.825 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v38i2.189

Abstract

Median sternotomi pada anak mengakibatkan nyeri akut pascabedah dengan derajat sedang hingga berat, yang berhubungan dengan berbagai efek samping pascabedah. Blok fascia pecto-intercostal yang dipandu ultrasonografi memiliki potensi analgesia untuk median sternotomi sehingga dapat bermanfaat pada populasi anak. Kami melaporkan satu kasus anak laki-laki berusia tiga setengah tahun dengan tumor mediastinum anterior, yang akan menjalani median sternotomi dan eksisi tumor. Pasien dengan status fisik American Society of Anesthesiologists (ASA) 2, fibrosis segmen 2 dan 3 paru kanan dengan riwayat tuberkulosis paru. Eksisi tumor mediastinum anterior melalui median sternotomi berhasil dilakukan dengan fasilitasi kombinasi anestesi umum dan blok fascia pecto-intercostal bilateral. Pemulihan pascabedah juga berjalan dengan lancar. Penggunaan blok fascia pecto-intercostal bersama modalitas lainnya dapat memberikan analgesia yang memadai untuk median sternotomi. Kata Kunci: blok fascia pecto-intercostal; sternotomi; manajemen nyeri