Nurul Huda El Muhammady
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan Pengajaran Menggunakan Laringoskop Video dengan Laringoskop Konvensional Terhadap Keterampilan Mahasiswa Kedokteran dalam Melakukan Intubasi pada Manikin Rudyanto Sedono; Raden Besthadi Sukmono; Nurul Huda El Muhammady
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 38 No 3 (2020): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.853 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v38i3.194

Abstract

Latar Belakang. Intubasi endotrakea merupakan keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh seorang dokter. Saat ini pengajaran intubasi pada mahasiswa kedokteran di Indonesia menggunakan laringoskop konvensional. Dalam beberapa tahun terakhir, laringoskop video mulai digunakan dalam pelayanan dan pendidikan kedokteran di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sarana pengajaran yang lebih baik dalam proses pelatihan keterampilan intubasi mahasiswa kedokteran di Indonesia. Metode. Penelitian ini bersifat eksperimental, acak, tidak tersamar, tidak berpasangan. Penelitian dimulai setelah mendapat persetujuan dari Manajer Pendidikan dan Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM. Subjek pada penelitian ini melibatkan 40 mahasiswa kedokteran preklinik FKUI semester 2 yang tidak pernah mendapat kuliah atau pelatihan intubasi sebelumnya. Subjek dibagi menjadi empat kelompok pelatihan, yaitu dua kelompok laringoskop video dan dua kelompok laringoskop konvensional. Setelah dilatih selama 120 menit melakukan intubasi pada maneken, subjek diuji melakukan intubasi menggunakan laringoskop konvensional untuk mendapatkan data waktu intubasi dan jumlah upaya intubasi. Hasil penelitian. Nilai median waktu intubasi kelompok laringoskop video 151,5 (55-383) detik dan kelompok laringoskop konvensional 56,5 (23-251) detik, dengan nilai p<0,001. Jumlah upaya intubasi kelompok laringoskop video 1 (1-3) kali dan kelompok laringoskop konvensional 1 (1-4) kali, dengan nilai p=0,114. Kesimpulan. Pengajaran dengan laringoskop video tidak terbukti lebih baik dibandingkan dengan laringoskop konvensional terhadap keterampilan mahasiswa kedokteran FKUI dalam melakukan intubasi.