Andriamuri Primaputra Lubis
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Intubasi dengan Menggunakan Laringoskop McCoy dan Macintosh Andriamuri Primaputra Lubis
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 39 No 3 (2021): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.897 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v39i3.242

Abstract

Tindakan intubasi endotrakeal memiliki tingkat kesuksesan yang sangat tinggi pada pasien-pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi secara elektif. Sedangkan, pada kasus-kasus emergensi ataupun kasus-kasus sulit intubasi, tindakan intubasi endotrakeal menjadi tantangan dan membuka perspektif berbeda. Laringoskop merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk memeriksa regio laring dan memfasilitasi tindakan intubasi endotrakeal. Berbagai macam penelitian dilakukan di berbagai negara untuk menilai penggunaan blade laringoskop termasuk diantaranya untuk menilai tanggapan kardiovaskular dan kemudahan tindakan intubasi intubasi. Di Indonesia sendiri, penelitian yang serupa pernah dilakukan dengan penduduk dengan ras Melayu.
TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA COMBINED WITH SUB-TENON BLOCK IN VITRECTOMY OPERATION WITH CHRONIC KIDNEY DISEASE ON REGULAR HEMODIALYSIS Andriamuri Primaputra Lubis; Alegra Rifani Masharto
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v11n1.2855

Abstract

Vitrektomi adalah operasi mata untuk mengangkat bagian vitreous body. Hingga saat ini berbagai teknik anestesi tengah dikembangkan untuk mencapai kondisi teknik anestesi ideal. Teknik anestesi kombinasi general anesthesia dengan blok subtenon pada operasi vitrektomi memiliki potensi yang bagus untuk mengurangi nyeri pascaoperasi, mengurangi insiden refleks okulokardiak dan mengurangi jumlah penggunaan analgesia. Pada laporan ini, dilaporkan pasien laki-laki berusia 40 tahun dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kanan sejak tiga bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus tipe II, dan memiliki riwayat penggunaan heparin. Pasien didiagnosis non-closing vitreous hemorrhage. Pasien direncanakan dilakukan vitrektomi dengan general anesthesia yang dikombinasikan dengan blok subtenon. Selama operasi tidak terjadi perubahan hemodinamik yang bermakna. Keberhasilan teknik anestesi kombinasi ini ditunjukkan oleh hemodinamik yang stabil selama operasi. Teknik anestesi kombinasi pada pasien dengan komorbid yang menjalani vitrektomi seperti pada kasus ini dapat dipertimbangkan sebagai pilihan pada pengelolaan kasus sejenis di masa yang akan datang.  
Perbedaan kadar oksigen serebral (RSO2) pada penggunaan sevofluran dan isofluran sebagai anestesi inhalasi dengan pengukuran Near Infrared Spectroscopy (NIRS) pada pasien laparatomi Rian Army; Yutu Solihat; Andriamuri P. Lubis; Rina Amelia
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2023): Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i1.1357

Abstract

Background: Changes in cerebral oxygen are due to the effect of inhalation anesthesia on cerebral blood flow, which can reduce cerebral oxygenation if cerebral blood flow decreases. This study aims to analyze the difference in cerebral oxygen levels in sevoflurane compared to isoflurane as an inhalation anesthetic.Objective: The study aims to analyze the difference in cerebral oxygen levels in using sevoflurane versus isoflurane as an inhalation anesthetic.Methods: This study is a double blind Randomized Controlled Clinical Trial. This study was conducted at Haji Adam Malik Hospital Medan. This study was conducted in August 2022. The research sample was patients with Laparotomy surgery at the Haji Adam Malik Medan Central General Hospital who met the research criteria. The number of subjects who met the inclusion criteria was 26 patients, with 13 patients in the group receiving sevoflurane and 13 patients receiving isoflurane. Data to be collected were analyzed with statistic-independent T-test and Mann-Whitney.Results: Of the 26 patients 13 patients in the group received sevoflurane, and 13 patients in the group received isoflurane. Furthermore, the two groups were randomized to obtain a balanced group of 13 patients per group. In this study, it was found that the cerebral saturation value of rSO2 in the sevoflurane group before induction (T) compared to 5 minutes after induction (T1) or after surgery (T2) showed no statistically significant difference, while the cerebral saturation value of rSO2 in the isoflurane group there was a significant change in rSO2 value (p<0,05) before induction (T) compared to 5 minutes after induction (T1) or after surgery (T2). In this study, it was found that the comparison of the rSO2 values of the sevoflurane and isoflurane groups showed significant differences at the time of examination of the rSO2 value 5 minutes after induction (T1) and after surgery (T2).Conclusion: The role of sevoflurane as an inhalation drug in Laparotomy surgery is more to maintain cerebral oxygenation than isoflurane, as indicated by the rSO2 value on NIRS, which does not have a significant decrease for surgery.
Perbedaan Nilai Near Infrared Spectroscopic Terhadap Posisi Head Up 15° Dan Head Up 30° Pada Pasien Yang Dirawat Di Ruang Intensive Care Unit Syahrir Supratman Hutabarat; Andriamuri Primaputra Lubis; Dadik Wahyu Wijaya
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v11n3.3554

Abstract

Oksigenasi serebral sangat dipengaruhi oleh autoregulasi serebri yang dapat mengatur aliran darah ke otak sehingga menyebabkan masuknya oksigen dapat bertambah maupun berkurang. Perubahan postur selama anestesi memiliki efek kompleks pada sirkulasi sistemik dan serebral yang berpotensi menurunkan aliran darah otak dan oksigenasi. Penelitian ini bertujuan meneliti perbandingan nilai near-infrared spectroscopy (NIRS) dengan posisi head up 15o dan 30o. Penelitian ini dilakukan di ICU RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2022. Desain penelitian eksperimental dengan rancangan single blind randomized controlled trial. Analisis statistik variabel numerik menggunakan uji T-independen pada data berdistribusi normal dan uji Mann Whitney pada data tidak berdistribusi normal. Analisis statistik untuk data kategorik dengan uji chi-square atau uji Fisher Exact. Rerata nilai NIRS baik kanan maupun kiri pada kelompok Head Up 15o lebih rendah dibanding dengan kelompok Head Up 30o dengan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan, nilai rerata near-infrared spectroscopy (NIRS) pada posisi Head Up 15° lebih rendah dibanding dengan posisi head up 30°.Kata kunci:  
CORRELATION OF PAIN AND AGITATION IN INTUBATED PATIENTS IN HAJI ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL ICU Muhammad Syakur; Tasrif Hamdi; Andriamuri Primaputra Lubis
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v12n1.3702

Abstract

Agitasi umum terjadi pada pasien ICU dan dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti lingkungan baru, paparan obat, kondisi medis, dan kondisi kesehatan mental. Nyeri juga banyak dialami oleh pasien yang diintubasi di ICU yang menerima perawatan medis seperti suctioning ETT, pemasangan kateter urin, nasogastrik, dan tindakan perawatan pasien rutin sehari-hari dapat memperburuk agitasi. Dalam perawatan ICU, penting mempertimbangkan hubungan antara agitasi, nyeri, delirium, dan faktor-faktor lain untuk mengelola dan mengatasi kondisi pasien secara efektif. Penelitian ini bertujuan menganalisis korelasi antara nyeri menggunakan critical-care pain observation tool (CPOT) dan agitasi menggunakan RASS pada pasien intubasi di ICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan studi cross sectional menggunakan skala CPOT dan Richmond agitation sedation scale (RASS) sebagai alat ukur selama periode Oktober 2023. Didapatkan perbedaan yang signifikan antara pengukuran pagi dan malam di semua penilaian hemodinamik. Diketahui ada korelasi positif yang signifikan antara CPOT dan RASS pada pagi hari dengan tingkat korelasi sedang dan arah korelasi positif. Perbedaan nilai CPOT pagi dan RASS pagi dengan sore hari signifikan secara statistik. Simpulan, didapatkan korelasi antara nyeri dan agitasi pada pasien yang diintubasi di ICU RSUP Adam Malik dengan tingkat korelasi sedang. CPOT dianggap memiliki manfaat untuk digunakan di ICU.
Perbandingan Nilai rSO2 Pra dan Pasca Pembedahan Bedah Kraniotomi Tumor Removal Di RSUP Haji Adam Malik Medan Veronica Simamora; Rr. Sinta Irina; Andriamuri Primaputra Lubis
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15851/jap.v12n1.3390

Abstract

Pengukuran regional oxygen saturation (rSO2) menggunakan near- infrared spectroscopy (NIRS) berkorelasi dengan saturasi vena sentral. Oksigen serebral sangat dipengaruhi oleh autoregulasi serebri yang dapat mengatur aliran darah ke otak sehingga menyebabkan oksigen dapat bertambah maupun berkurang. Penelitian ini bertujuan melihat perbandingan nilai rSO2 pre dengan pascabedah kraniotomi tumor removal di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian cohort prospective. Penelitian ini dilakukan pada 12 pasien yang menjalani prosedur pembedahan kraniotomi tumor removal selama 14 April–19 Mei 2023 Sampel dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji t berpasangan. Sebanyak 12 pasien diteliti rSO2 sebelum operasi kraniotomi didapatkan rerata sebesar 64,50±2,98 pada kanan dan kiri didapatkan rerata sebesar 62,58±3,17. Pada rSO2 setelah operasi kraniotomi didapatkan rerata sebesar 71,58±2,31 pada kanan dan kiri didapatkan rerata sebesar 70,25±3,52. Pada rSO2 kanan rerata sebesar 64,50±1,90 dan rSO2 kanan sesudah penelitian ini didapatkan rerata sebesar 71,58±1,71 dengan nilai p<0,05 secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara rSO2 kanan sebelum dan sesudah operasi. Simpulan, terdapat perbedaan antara rSO2 sebelum dan sesudah pembedahan kraniotomi tumor removal di RSUP Haji Adam Malik, Medan.