Donny Ivan Simatupang
Universitas Methodist Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI KULIT UBI KAYU PAKAN TERNAK, TEPUNG TAPIOKA, DAN AMPAS PAKAN TERNAK (Studi Kasus : Desa Cempedak Lobang Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara) Nurmely V Sitorus; Donny Ivan Simatupang; Dedy Yusuf Hasibuan
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Agrilink Vol 2 No 1 Februari 2020
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.226 KB) | DOI: 10.36985/jak.v2i1.191

Abstract

Penelitian ini antara lain untuk menguraikan tahapan pengolahan ubi kayu menjadi kulit ubi kayu pakan ternak, tepung tapioka dan ampas pakan ternak; menganalisis nilai tambah usaha pengolahan ubi kayu menjadi kulit ubi kayu pakan ternak, tepung tapioka dan ampas pakan ternak di daerah penelitian; menganalisis pendapatan produsen kulit ubi kayu pakan ternak, tepung tapioka dan ampas pakan ternak di daerah penelitian; menganalisis kelayakan usaha pengolahan ubi kayu menjadi kulit ubi kayu pakan ternak, tepung tapioka dan ampas pakan ternak di daerah penelitian. Kegiatan tahap pengolahan yaitu: penyediaan bahan baku, pengupasan, pencucian, penggilingan, pengendapan, pengeringan air endapan, penjemuran, pengemasan, dan penyimpanan, tahapan pengolahan ubi kayu menjadi ampas pakan ternak di daerah penelitian dengan proses produksi meliputi kegiatan tahap pengolahan yaitu: penyediaan bahan baku, pengupasan, pencucian, penggilingan, penampungan ampas ubi kayu, pengemasan, dan penyimpanan. Usaha pengolahan ubi kayu menjadi kulit ubi kayu pakan ternak di daerah penelitian tidak layak untuk diusahakan karena nilai R/C rasio sebesar -0,14 < 1, BEP produksi sebesar 131,30 karung (produksi < BEP Produksi yaitu 18,40 karung < 131,36 karung), dan BEP harga yaitu Rp 71.392,54 ( harga jual < BEP Harga sebesar Rp 10.000 > Rp 71.392,54). Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka di daerah penelitian layak untuk diusahakan karena nilai R/C rasio sebesar 3,31 > 1, BEP produksi sebesar 416,77 Kg (produksi > BEP Produksi, yaitu 1.380,00 Kg > 416,77 Kg), dan BEP harga yaitu Rp 1.443,59 (harga jual < BEP Harga sebesar Rp 4.780 > Rp 1.443,59). Pengolahan ubi kayu menjadi ampas pakan ternak di daerah penelitian tidak layak untuk diusahakan karena nilai R/C rasio sebesar 0,21 < 1, BEP produksi sebesar 216,00 karung (produksi < BEP Produksi, yaitu 46,00 karung < 216,00 karung), dan BEP harga yaitu Rp 70.434,23 (harga jual < BEP Harga sebesar Rp 15.000 < Rp 70.434,23)
NILAI TAMBAH DAN SALURAN PEMASARAN BIJI KOPI ARABIKA MENJADI ROASTED BEANCAP SEMBEKAN DUA COFFEE (Studi Kasus : Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Donny Ivan Simatupang; Friska Juliana Simbolon; Ronika Sagala
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Agrilink Vol 2 No 1 Februari 2020
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.56 KB) | DOI: 10.36985/jak.v2i1.196

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian,untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang di dapat dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui saluran pemasaran dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahapan – tahapan pengolahan roasted bean di daerah penelitian, antara lain pertama penyediaan bahan baku, penjemuran, huller, penyortiran green bean, penyimpanan, sangrai dan pengemasan. Kedua nilai tambah dari pengolahan roasted bean per bulan di daerah penelitian sebesar Rp 4.291.695 dengan rasio 50,5%. Ketiga pendapatan roasted bean sebesar Rp 3.041.638,5/bulan. Dimana penerimaan sebesar Rp 8.500.000 dan total biaya produksi sebesar Rp 5.041.638,5. Keempat usaha pengolahan roasted bean di daerah penelitian layak untuk diusahakan dengan diperolehnya nilai R/C 1,68 > 1, BEP produksi 20,16/kg < rata-rata produksi 34, dan BEP harga sebesar Rp 148.283,48 < harga jual roasted bean sebesar Rp 250.000/kg. Kelima dimana saluran pemasaran roasted beanada 2 (dua) saluran yaitu dari produsen – konsumen dan dari produsen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen