Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NILAI TAMBAH DAN SALURAN PEMASARAN BIJI KOPI ARABIKA MENJADI ROASTED BEANCAP SEMBEKAN DUA COFFEE (Studi Kasus : Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Donny Ivan Simatupang; Friska Juliana Simbolon; Ronika Sagala
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Agrilink Vol 2 No 1 Februari 2020
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.56 KB) | DOI: 10.36985/jak.v2i1.196

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian,untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang di dapat dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian, untuk mengetahui saluran pemasaran dari pengolahan biji kopi arabika menjadi roasted bean di daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahapan – tahapan pengolahan roasted bean di daerah penelitian, antara lain pertama penyediaan bahan baku, penjemuran, huller, penyortiran green bean, penyimpanan, sangrai dan pengemasan. Kedua nilai tambah dari pengolahan roasted bean per bulan di daerah penelitian sebesar Rp 4.291.695 dengan rasio 50,5%. Ketiga pendapatan roasted bean sebesar Rp 3.041.638,5/bulan. Dimana penerimaan sebesar Rp 8.500.000 dan total biaya produksi sebesar Rp 5.041.638,5. Keempat usaha pengolahan roasted bean di daerah penelitian layak untuk diusahakan dengan diperolehnya nilai R/C 1,68 > 1, BEP produksi 20,16/kg < rata-rata produksi 34, dan BEP harga sebesar Rp 148.283,48 < harga jual roasted bean sebesar Rp 250.000/kg. Kelima dimana saluran pemasaran roasted beanada 2 (dua) saluran yaitu dari produsen – konsumen dan dari produsen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen
NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN PENGOLAHAN AREN MENJADI KOLANG KALING (Studi Kasus : Desa Tumbukan Dalig, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara) Friska Juliana Simbolon; Meylin Kristina Saragih; Rini Bornita br. Hombing
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Agrilink Vol 3 No 1 Februari 2021
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.209 KB) | DOI: 10.36985/jak.v3i1.209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan aren menjadi kolang kaling, untuk mengetahui nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan aren menjadi kolang kaling, untuk menganalisis pendapatan pengolahan aren menjadi kolang kaling, untuk menganalisis tingkat kelayakan usaha pengolahan aren menjadi kolang kaling. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposiveatau sengaja. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode sensus, dengan sampel penelitian sebanyak 21orang.Pada hasil penelitian diperoleh tahapan pengolahan aren menjadi kolang kaling terdiri dari 6 tahapan yaitu, 1. penyediaan bahan baku, 2. pemilihan aren, 3. pengupasan kulit luar dengan cara merebus, 4. pengambilan kolang kaling, 5. perendaman kolang kaling, 6. pemipihan kolang kaling.Biaya produksi pengolahan aren menjadi kolang kaling sebesar Rp 958.637,57, penerimaan pengolahan aren menjadi kolang kaling sebesar Rp 2.400.000, pendapatan pengolahanaren menjadi kolang kaling sebesar Rp 1.441.362,44 per bulan.. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan aren menjadi kolang kaling tergolong tinggi dengan ratio nilai tambah sebesar 61,96 % atau ≥ 50%. Kelayakan usaha pengolahan aren menjadi kolang kaling di daerah penelitian layak untuk diusahakan,ini terlihat dengan nilai R/C rasio sebesar 2,50 > 1, BEP produksi adalah sebesar 239,66 (produksi > BEP Produksi yaitu 600,00 kg > 239,66 kg) dan BEP harga yaitu sebesar Rp 4.000,00 (harga jual > BEP Harga yaitu Rp 4.000 > Rp 1.597,72)
NILAI TAMBAH KACANG TANAH MENJADI TING-TING KACANG: (Studi Kasus: Desa Sukadamai, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai) Friska Juliana Simbolon; Eva Veronika Sinaga
Majalah Ilmiah METHODA Vol. 10 No. 3 (2020): Majalah Ilmiah METHODA
Publisher : Universitas Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.296 KB) | DOI: 10.46880/methoda.Vol10No3.pp139-148

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis tahapan pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang di Desa Sukadamai, untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang, untuk menganalisis pendapatan pengolah kacang tanah menjadi ting-ting kacang, untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang dan untuk menganalisis saluran pemasaran yang dilakukan di pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara purposive (sengaja). Metode pengambilan sampel yaitu dengan metode sensus dimana sampel berjumlah 1 orang yaitu pengolah kacang tanah menjadi ting-ting kacang merek DI dan RO di Desa Sukadamai. Metode analisis data yang digunakan adalah metode perhitungan nilai tambah, pendapatan, analisis kelayakan usaha dengan menggunakan analisis R/C Ratio dan BEP produksi dan BEP harga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 1) proses pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang terdiri dari penyediaan bahan baku, penyangraian kacang, penggilingan kacang, penampian kacang, pelarutan gula, pencetakan ting-ting kacang dan pengemasan 2) Nilai tambah yang dihasilkan adalah dari pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang di daerah penelitian sebesar Rp 1.731.428,55 dengan rasio nilai tambah (54,10%) > 50 % maka nilai tambah pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang tergolong tinggi. 3) Pendapatan pengolah ting-ting-kacang selama satu bulan produksi adalah sebesar Rp 1.363.428,65. 4) Usaha pengolahan kacang tanah menjadi ting-ting kacang di daerah penelitian layak untuk diusahakan karena diperoleh nilai R/C sebesar 1,74 > 1, diperoleh nilai BEP produksi sebanyak 183,66 bungkus (produksi > BEP produksi yaitu 320 bungkus > 183,66 bungkus) dan diperoleh nilai BEP harga sebesar Rp 5.739,28 (harga > BEP harga yaitu Rp 10.000 > Rp 5.739,28).