Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Aplikasi Metode Nash Pada Perhitungan Limpasan Langsung Menggunakan Data Hujan GPM 3IMERGHH Studi Kasus SubDAS Winongo Hulu Puji Harsanto; Hanan Eko Prihatmanti; Bayu Krisna Wisnulingga
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.386 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.27

Abstract

Data hujan terukur dari sisi jumlah dan interval waktu pendek masih belum tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Data hujan merupakan data utama yang dapat ditransformasi menjadi data debit aliran sebagai pengganti data debit terukur untuk analisis hidrologi, sehingga keterbatasan data hujan terukur merupakan hambatan yang cukup besar. Perkembangan teknologi saat ini memberikan opsi lain sebagai pengganti data hujan terukur untuk dapat dimanfaatkan dalam analisis hidrologi. Salah satu teknologi modern yang dirasa dapat mengganti ketidak-tersediaan data hujan terukur adalah data hujan satelit. Data hujan satelit telah mencakup secara merata di seluruh wilayah Indonesia dengan interval waktu pendek. Salah satu data hujan satelit yang dapat dimanfaatkan dan ditransformasi menjadi debit aliran adalah data hujan satelit GPM 3IMERGHH. Penelitian dilakukan di sub DAS Winongo hulu pada tanggal 19 s/d 21 Februari 2017 dengan menerapkan Metode Nash pada data hujan satelit GPM 3IMERGHH yang ditinjau berdasarkan grid spasialnya untuk mengetahui perbandingan hidrograf limpasan langsung dari data hujan satelit GPM 3IMERGHH di sub DAS Winongo hulu dan data terukur dari sub DAS lain dengan karakteristik serupa. Perbandingan debit limpasan langsung sub DAS Winongo hulu dan sub DAS Code hulu menunjukkan hasil yang cukup sejajar, dengan demikian metode satuan Nash dianggap dapat digunakan untuk menganalisis hidrograf.
EVALUASI MORFOLOGI DASAR SUNGAI WINONGO DENGAN HEC-RAS 5.0.7 Irfan Maulana Ibrahim; Puji Harsanto; Bayu Krisna Wisnulingga
Jurnal Teknik Sipil Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v17i1.6390

Abstract

Sungai Winongo merupakan salah satu sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia sehingga sering kali memuntahkan material batuan dan pasir yang mengalir melalui aliran sungai. Dengan banyaknya material yang terbawa oleh aliran sungai, akan menyebabkan agradasi dan degradasi yang dapat mengubah morfologi dasar sungai. Jika terjadi secara terus menerus, hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada pengaman tebing sungai yang dapat berpotensi membahayakan wilayah sekitar. Untuk mencegah hal tersebut, dilakukan penelitian analisis angkutan sedimen dasar dengan menggunakan perangkat lunak komputer HEC-RAS 5.0.7. Dari hasil analisis yang didapat, aliran sungai yang mengalami agradasi tertinggi Q2 yaitu pada bagian hilir di cross section 1 sebesar 1,36 m, sedangkan Q50 yaitu pada bagian hulu di cross section 760 sebesar 2,093 m. Degradasi terbesar Q2 terjadi pada bagian hulu di cross section 748 sebesar 0,998 m, sedangkan Q50 yaitu pada bagian hulu di cross section 748 sebesar 0,996 m.
ANALISA PARAMETER HIDROGRAF SATUAN SINTETIK METODE NASH DAN SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS) Puji Harsanto; Reza Afrah Afifah; Bayu Krisna Wisnulingga; Burhan Barid
Racic : Rab Construction Research Vol 8 No 1 (2023): JUNI
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/racic.v8i1.2999

Abstract

Water construction developments are increasing over time with the aim of preventing floods, raising water levels, and helping water resource management. However, in the planning process, debit data for 20 years is very difficult to obtain. Therefore, there is a Synthetic Unit Hydrograph (SUH) method to help analyze without using rainfall data and only using watershed characteristics for hydrological analysis. In this study, we will analyze the synthetic unit hydrograph parameters using the Nash and Soil Conservation Service (SCS) methods and compare them with data from the Gemawang AWLR in the Code River sub-watershed. A comparison was made to find out which method is suitable for the Code River sub-watershed at the AWLR Gemawang station. The suitability index or R² of the two methods shows results that are close to one or very related. The regression angle of the variation SCS method obtained an angle of 38˚, at the time of rising 36.5˚ and at recession time of 38.6˚. The Nash variation method gets 40.1˚ for one hydrograph data, 40.6˚ for rising time and 43.3˚ for descending time.
PARAMETER HIDROGRAF SATUAN SINTETIK METODE SNYDER DAN NAKAYUSU Burhan Barid; Puji Harsanto; Aldi Yuhono Olga; Bayu Krisna Wisnulingga
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v13i2.3396

Abstract

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia karena air yang masuk di sungai telah melebihi kapasitas daya tampung sungai. Saat melakukan perencanaan bangunan air perlu dilakukan perkiraan hidrograf banjir pada suatu sungai. Pengalihragaman data hujan ataupun data tinggi muka air merupakan hal yang lazim untuk mendapatkan debit banjir rancangan. Hidrograf Satuan Sintetik merupakan salah satu metode untuk menganalisis debit banjir rancangan. Pada penelitian ini menguji parameter yang sesuai pada Hidrograf Satuan Sintetik Metode Snyder dan Nakayasu untuk dibandingkan dengan data dari AWLR Gemawang pada SubDAS Code Hulu. Tujuan dari perbandingan ini untuk mengetahui metode yang cocok untuk digunakan pada AWLR Gemawang di SubDAS Code hulu. Jika nilai indek kesesuaian (R2) meperoleh nilai sebesar satu atau mendekati satu dan sudut regresi linear pada grafik memperoleh nilai sebesar 45˚ atau mendekati maka dapat dikatakan HSS Metode Snyder maupun Nakayasu berbubungan dengan data dari AWLR Gemawang. Sudut regresi linear sama dengan satu dikarenakan sumbu x dan sumbu y memiliki nilai yg sama. Dalam penelitian ini Metode Snyder maupun Nakayasu meperoleh sudut sebesar 31˚
Evaluation of Satellite-based Rainfall Data in Flood Prediction Wisnulingga, Bayu Krisna; Sujono, Joko; Jayadi, Rachmad
Semesta Teknika Vol 26, No 2 (2023): NOVEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v26i2.19036

Abstract

Rainfall-runoff transformation is a solution to the difficulty of obtaining observed discharge data in flood prediction analysis. Rainfall-runoff transformation requires observed rainfall data with a high rate of accuracy spatially. However, observed rainfall data is also often not available. Satellite rainfall data is commonly used to replace observed rainfall data. However, the accuracy of satellite rainfall data still needs to be tested. This study applied rainfall-runoff transformation to the observed rainfall data and the PERSIANN, GPM, and GSMaP satellite rainfall data in the Opak Watershed using GAMA I SUH method, which were then compared with the observed hydrograph at the AWLR Kretek during the flood event that occurred in Yogyakarta Province due to Cyclone Cempaka to evaluate their accuracy. The results showed that the GPM data generated a hydrograph that is the closest to the observed hydrograph, both the shape and the peak of the hydrograph.
ANALISIS PARAMETER HIDROGRAF SATUAN SINTETIK METODE SNYDER DAN NAKAYUSU Barid, Burhan; Harsanto, Puji; Olga, Aldi Yuhono; Wisnulingga, Bayu Krisna
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v13i2.3396

Abstract

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia karena air yang masuk di sungai telah melebihi kapasitas daya tampung sungai. Saat melakukan perencanaan bangunan air perlu dilakukan perkiraan hidrograf banjir pada suatu sungai. Pengalihragaman data hujan ataupun data tinggi muka air merupakan hal yang lazim untuk mendapatkan debit banjir rancangan. Hidrograf Satuan Sintetik merupakan salah satu metode untuk menganalisis debit banjir rancangan. Pada penelitian ini menguji parameter yang sesuai pada Hidrograf Satuan Sintetik Metode Snyder dan Nakayasu untuk dibandingkan dengan data dari AWLR Gemawang pada SubDAS Code Hulu. Tujuan dari perbandingan ini untuk mengetahui metode yang cocok untuk digunakan pada AWLR Gemawang di SubDAS Code hulu. Jika nilai indek kesesuaian (R2) meperoleh nilai sebesar satu atau mendekati satu dan sudut regresi linear pada grafik memperoleh nilai sebesar 45˚ atau mendekati maka dapat dikatakan HSS Metode Snyder maupun Nakayasu berbubungan dengan data dari AWLR Gemawang. Sudut regresi linear sama dengan satu dikarenakan sumbu x dan sumbu y memiliki nilai yg sama. Dalam penelitian ini Metode Snyder maupun Nakayasu meperoleh sudut sebesar 31˚
ASESMEN POTENSI RISIKO BENCANA LONGSOR TEBING SUNGAI WINONGO HILIR Harsanto, Puji; Muzlifa, Rika; Faizah, Restu; Nursetiawan, Nursetiawan; Wisnulingga, Bayu Krisna
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol. 29 No. 2 (2024): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v29i2.6153

Abstract

The Winongo River is one of the rivers in the Special Region of Yogyakarta, with itssource originating from Mount Merapi. This poses various disaster risks in theWinongo River, such as flooding, debris flow, and riverbank landslides. Thisresearch focuses on analyzing disaster risks in the downstream area of the WinongoRiver, which includes the villages of Sabdodadi, Patalan, Sumbermulyo, Mulyodadi,Sidomulyo, and Donotirto. Data collection was carried out using cluster samplingand Geographic Information Systems (GIS) for each village due to the wide areacoverage. The collected data was then analyzed using the Analytical HierarchyProcess (AHP) method to determine the level of disaster risk. The results of thisstudy show that the downstream area of the Winongo River has a moderate disasterrisk level for the villages of Sabdodadi, Patalan, Sumbermulyo, and Donotirto, anda low disaster risk level for the villages of Sidomulyo and Mulyodadi. The capacityparameter significantly influences the level of disaster risk, and based on thevulnerability analysis, this is due to the presence of retaining walls on theriverbanks, which can reduce disaster risks in the Winongo River