Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENANGGULANGAN DISORIENTASI REMAJA TUNA KARYA DI DESA PRINGGA JURANG UTARA KECAMATAN MONTONG GADING LOMBOK TIMUR Baehaqi, Muh.
TRANSFORMASI Vol 9, No 1 (2013): Juni
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi telah digariskan tiga hal yang harus diperankan oleh civitas akademika perguruan tinggi di Indonesia, yaitu pengembangan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), meskipun tidak dibatasi hanya dalam bidang sosial-keagaman, akan tetapi, peran dan tanggung jawab moral terkait dengan tri dharma perguruan tinggi dalam bidang tersebut secara sosiologis adalah tuntutan yang tidak terelakkan. Civitas akademika Perguruan Tinggi Islam harus bisa menjawab tuntutan masyarakat dalam pengembangan akademik, penelitian dan pengabdian terutama dalam bidang sosial keagamaan. Dalam menjalankan fungsi dan peran tersebut, para peneliti dan dosen PTAI harus memiliki kemampuan teoritis dan praktis pengembangan akademik, penelitian dan juga pengabdian masyarakat. Penguasaan metodologi dan juga pengalaman lapangan yang harus selalu di-update agar sejalan dengan perkembangan keilmuan kontemporer dan juga tuntutan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang dan dinamis. Maksimalisasi peran dan fungsi tersebut telah dijamin oleh Undang-undang. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 51 ayat 1 huruf d disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan penelitian, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Dakwah bil Hal Pesilat Pagar Nusa di Temanggung Sungkawaningrum, Fatmawati; Baehaqi, Muh.
Dakwah Vol 11 No 1 (2025): FEBRUARI
Publisher : Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/dakwatuna.v11i1.3466

Abstract

Pagar Nusa silat practitioner in Temanggung is a pencak silat school under the auspices of Nahdlatul Ulama. The frequent brawls between martial arts schools have motivated Pagar Nusa martial artists in Temanggung to engage in dakwah bil hal (preaching through actions) to prevent such conflicts from escalating. This research is a field study using a qualitative descriptive approach. The findings reveal that Pagar Nusa Temanggung applies nine stances that serve as the foundation of their movements while also reflecting profound philosophical and moral values. These stances not only regulate physical movements but also symbolize deep spiritual and ethical meanings. The nine stances are: pagar bangsa (national defense stance), tempel stance (close attachment stance), silang dada (cross-chest stance), pagar nusa (Pagar Nusa stance), silang bawah (low cross stance), kepal pinggang (fist-on-waist stance), sangkol (hook stance), lurus bawah (straight-down stance), and kuda-kuda kaki satu (one-legged horse stance). The implementation of dakwah bil hal values by Pagar Nusa silat practitioner in Temanggung includes: promoting unity in religious diversity, embodying humility and wisdom, upholding the principle of Islam rahmatan lil alamin (Islam as a mercy to all creation), providing moral and spiritual education, countering radicalism through local wisdom, and serving as role models for the community.