Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Neighbourhood Operations dalam Teknologi Sistem Informasi Geografis Berbasis Raster dan Aplikasinya untuk Pemetaan Genangan Pasang Air Laut Muh. Aris Marfai
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Neighbourhood operations (NO) merupakan salah satu perangkat analisis keruangan dalam software sistem informasi geografis berbasis raster. Analisis NO dilakukan terhadap piksel dalam peta raster menggunakan perangkat matrik piksel 3x3. Analisis dilakukan dengan menggunakan syntax yang dibangun mengikuti logika persamaan matematika yang diaplikasikan terhadap peta masukan. Analisis keruangan dengan menggunakan NO dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan operasi matematika iterasi. Dalam makalah ini Integrasi NO dan iterasi diterapkan untuk melakukan pemodelan persebaran genangan pasang air laut. Dengan menggunakan peta masukan berupa data digital elevation model kawasan pesisir Semarang dan data ketinggian air pasang laut dapat ditentukan persebaran daerah genangan pada ketinggian air pasang 50 cm. Metode ini sangat sesuai untuk memodelkan dan menggambarkan genangan yang memerlukan proses perambatan atau persebaran horisontalKata kunci: neighbourhood operations, iterasi, sistem informasi geografis, raster, pemetaan genangan.
SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI BERDASARKAN FASIES GUNUNGAPI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BEDOG, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Muh. Aris Marfai; Ahmad Cahyadi; Danang Sri Hadmoko; Andung Bayu Sekaranom
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.817 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.59

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan fasies Gunungapi Merapi yang terletak di DAS Bedog Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahaya gunungapi yang diakibatkan oleh erupsi Gunungapi Merapi berdasarkan pada fasies gunungapinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematic random sampling. Fasies gunungapi ditentukan berdasarkan ciri-ciri litologi dan klasifikasi fasies gunungapi, sedangkan bahaya gunungapi ditentukan berdasarkan identifikasi bahaya-bahaya gunungapi yang dapat menghasilkan batuan-batuan yang menjadi ciri-ciri dari masing-masing fasies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasies gunungapi di DAS Bedog dari fasies medial dan fasies distal dari Gunungapi Merapi. Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa lampau telah terjadi jatuhan awan panas, hujan abu, dan aliran lahar pada fasies medial serta hujan abu pada fasies distal. Kondisi saat ini di mana letak DAS Bedog berada di bawah DAS Krasak dan DAS Boyong (tidak berhulu di puncak Gunungapi Merapi) serta morfologi dan letak DAS Bedog yang berada di belakang Bukit Turgo menyebabkan aliran lahar sulit terjadi.
Kampung sebagai Model Permukiman Berkelanjutan di Indonesia Noor Hamidah; R Rijanta; Bakti Setiawan; Muh. Aris Marfai
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 12, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.242 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v12i2.12586

Abstract

ABSTRACTThe concept of eco settlement is one of concept toward sustainability development. Eco settlement have three component as a part of sustainability development indicator, consist of: physical, economic, and social. Kampung is one of sustainable settlement model in the world by long history of kampung. Kampus is a part of formal and informal settlement. Kampung was occupied by million peoples with a unique characteristic of formal and informal sector in Indonesia. Kampung showed an integration of formal and informal activities within kampung and outside kampung.  The research objective is to identify of integration formal and informal activity within kampung, or activity between kampung to the city center. Kampung is an unique characteristic called “Kampung” or “Compact Kampung”. Research method is used decriptive-qualitative, with the research conducting exploring of potential Kampung focus on  urban riverside settlement area.  The location of research is “called a“first kampung” lies on  Kahayan riverside area, nowadays kampung develop to “Palangka Raya City”. Data collection is used two type, first step is field observation and second step is depth interview by key person and stakeholder. Pahandut Kampung has an integration within internal institution of kampung and integration among external institution of Kampung. This research prove that between Kampung Pahandut and Palangka Raya city could be not separate among social, economic and spatial.   Keywords: kampung, model, sustainable settlement ABSTRAKKonsep permukiman yang berwawasan lingkungan merupakan suatu konsep untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan. Permukiman berwawasan lingkungan mempunyai tiga komponen yang digunakan sebagai indikator permukiman, yaitu: fisik, ekonomi, dan sosial Kampung merupakan salah satu model permukiman berkelanjutan ditinjau atas sejarah awal permukiman berasal dari Kampung. Kampung merupakan perpaduan permukiman formal dan informal. Kampung merupakan tempat bermukim jutaan penduduk dengan kekhasan penduduk bekerja di sektor formal dan informal. Kampung merupakan sebuah integrasi ditunjukkan oleh aktivitas formal dan informal baik aktivitas di dalam kampung tersebut maupun aktivitas kampung terhadap kota. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi integrasi aktivitas formal dan informal dalam sebuah Kampung yang menunjukkan keunikan “Kampung” atau lebih dikenal dengan sebutan “Compact Kampung”. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan mengekplorasi potensi dan sumberdaya Kampung di kawasan tepian sungai. Lokasi penelitian ialah “kampung-kampung awal” terletak di Kecamatan Pahandut dalam lingkup kawasan tepian Sungai Kahayan sebelum berkembang menjadi “Kota Palangka Raya”. Pengumpulan data melalui dua cara yaitu observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu tokoh masyarakat dan pengampu kebijakan. Kampung Pahandut mempunyai kekhasan yaitu integrasi internal di antara integrasi institusi dalam sebuah Kampung Kota, dan juga integrasi eksternal diluar institusi kampung. Penelitian ini membuktikan bahwa sebuah kampung, dalam kasus ini keterkaitan Kampung Pahandut dengan Kota Palangka Raya tidak terpisah secara sosial, ekonomi maupun spasial.                                                                                                    Kata kunci: kampung, model, permukiman berkelanjutan.