AbstrakKelapa merupakan komoditas unggulan di Distrik Muara Tami, yang terletak di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Dengan kelimpahan kelapa di wilayah ini, penting untuk mengembangkan strategi agribisnis kelapa dan produk turunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan agribisnis kelapa melalui analisis SWOT terhadap sistem agribisnis dari hulu hingga hilir. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan internal yang baik pada setiap subsistem agribisnis, meskipun terdapat kelemahan pada subsistem pemasaran dan penunjang. Skor IFAS subsistem adalah: Produksi: 3,40, Pengolahan: 3,80, Pemasaran: 2,90, Penunjang: 2,75, dengan rata-rata IFAS 3,21. Peluang eksternal juga besar, dengan dukungan pemerintah, permintaan global yang meningkat, dan potensi kerjasama internasional. Skor EFAS subsistem adalah: Produksi: 3,45, Pengolahan: 3,85, Pemasaran: 3,20, Penunjang: 3,10, dengan rata-rata EFAS 3,40. Berdasarkan skor IFAS 3,21 dan EFAS 3,40 yang berada pada Kuadran I, strategi yang disarankan adalah strategi pertumbuhan agresif, yang mencakup: 1) Memperluas kapasitas produksi, 2) Mengoptimalkan infrastruktur pengolahan dan distribusi, 3) Meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan 4) Memanfaatkan peluang ekspor.Kata kunci: Agribisnis kelapa, perbatasan RI-PNG, subsistem agribisnis, strategi pengembangan, SWOT.AbstractCoconut is a flagship commodity in the Muara Tami District, located at the Indonesia-Papua New Guinea border. Due to the abundance of coconuts in this region, it is crucial to develop strategies for coconut agribusiness and its derivative products. This study aims to analyze the development strategies for coconut agribusiness using a SWOT analysis of the agribusiness system from upstream to downstream. The results show that the internal strengths of each agribusiness subsystem are relatively strong, although there are weaknesses in the marketing and supporting subsystems. The IFAS scores for each subsystem are as follows: Production: 3.40, Processing: 3.80, Marketing: 2.90, Supporting: 2.75, with an average IFAS of 3.21. External opportunities are also significant, with government support, increasing global demand, and the potential for international collaboration. The EFAS scores for each subsystem are: Production: 3.45, Processing: 3.85, Marketing: 3.20, Supporting: 3.10, with an average EFAS of 3.40. Based on the IFAS score of 3.21 and EFAS score of 3.40, which falls in Quadrant I, the recommended strategy is an aggressive growth strategy, including: 1) Expanding production capacity, 2) Optimizing processing and distribution infrastructure, 3) Enhancing workforce skills, and 4) Capitalizing on export opportunities.Keywords: Coconut agribusiness, RI-PNG border, agribusiness subsystem, development strategy, SWOT.