This Author published in this journals
All Journal Widyanuklida
Indragini Indragini
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perancangan Pelatihan Sistem Proteksi Fisik Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir di BATAN Indragini Indragini
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.178 KB)

Abstract

Sistem Proteksi Fisik (SPF) merupakan salah satu komponen dalam penerapan keamanan nuklir. SPF terdiri dari komponen peralatan, personel, dan prosedur. Sebagai salah satu satu komponen SPF yang berperan dalam menentukan efektivitas dari SPF, personel harus memiliki pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang baik dan memadai sesuai dengan kedudukannya dalam SPF, yaitu melindungi bahan nuklir dan fasilitas nuklir dari pencurian, sabotase dan tindakan yang tidak bertanggung jawab lainnya.Untuk meningkatkan kompetensi personel keamanan dalam bidang SPF, salah satu langkah yang dapat diambil adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang efektif harus dimulai dengan perancangan pelatihan yang baik. Dengan menggunakan metode Systematical Approach to Training (SAT), telah dilakukan perancangan pelatihan SPF Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir yang terdiri dari pelatihan SPF untuk tingkat dasar: Pengenalan SPF; tingkat menengah: Desain dan Evaluasi SPF; serta tingkat lanjutan: Analisis dan Pengkajian SPF yang masing-masing memiliki kurikulum untuk 36 - 45 jam pelajaran.
Sintesis Nanokomposit Karbon Aktif-Zeolit Alam-TiO2 Slamet Slamet; Indragini Indragini
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 14 Nomor 1, November 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.474 KB)

Abstract

ABSTRAKTitanium dioksida (TiO2) merupakan fotokatalis yang banyak digunakan untuk mendegradasi senyawa organik. Untuk meningkatkan kinerja TiO2, dibutuhkan suatu modifikasi terhadap TiO2. Telah dilakukan sintesis nanokomposit karbon aktif-zeolit alam dan TiO2 (KAZA-TiO2). Nanotitania pada komposit KAZA-TiO2 disintesis melalui metode sol gel menggunakan titanium tetraisopropoxide sebagai precursor. Karakterisasi nanokomposit dilakukan dengan BET, XRD, dan SEM-EDX. Kinerja dari nanokomposit KAZA-TiO2 diuji menggunakan larutan 4,4’-dikloro bifenil dalam air dengan konsentrasi awal 10 ppm dengan sinar UV sebagai sumber foton. Penurunan konsentrasi 4,4’-dikloro bifenil sebesar 87% diperoleh dari penggunaan nanokomposit KAZA-TiO2 dengan perbandingan awal 2:1:7 dan waktu reaksi 270 menit.ABSTRACTNanocomposites Synthesis of Activated Carbon-Natural Zeolite-TiO2. Titanium dioxide (TiO2) is a photocatalyst that is widely used to degrade organic compounds. To improve the performance of TiO2, a modification is needed. Synthesis of nanocomposite made of Activated Carbon-Natural Zeolite and TiO2 (KAZA-TiO2) has been done. Nanotitania on KAZA-TiO2 nanocomposite was synthesized by sol gel method using titanium tetraisopropoxide as a precursor. Characterization of nanocomposite was conducted by BET, XRD, and SEM-EDX. Performance of KAZA-TiO2 nanocomposite was tested using a solution of 4,4'-dichloro biphenyl in water with an initial concentration of 10 ppm with UV light as a photon source. The decline in the concentration of 4,4'-dichloro biphenyl of 87% obtained from the use of KAZA-TiO2 nanocomposite with initial ratio of 2: 1: 7 and a reaction time of 270 minutes. 
Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Slamet Wiyuniati; Indragini Indragini
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 15 Nomor 1, November 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.464 KB)

Abstract

Pembatas dosis merupakan penerapan persyaratan proteksi radiasi yaitu prinsip optimisasi. Dasar hukum penetapan pembatas dosis diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif serta Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat BATAN) telah menerapkan pembatas dosis bagi pekerja radiasinya, yaitu 10 mSv dalam 1 tahun. Nilai ini ditetapkan berdasarkan asumsi beban kerja pekerja radiasi di Pusdiklat dalam 1 tahun adalah 1000 jam dan laju dosis maksimum 10 µSv/jam. Sejak ditetapkan pada tahun 2008, Pusdiklat belum melakukan kaji ulang terhadap pembatas dosis yang ada. Oleh karena itu dipandang perlu dilakukan kaji ulang terhadap nilai pembatas dosis bagi pekerja radiasi di Pusdiklat dan pengusulan penetapan pembatas dosis bagi peserta pelatihan di Pusdiklat, dengan tujuan agar semua pihak yang bekerja dengan sumber radiasi di Pusdiklat menerima dosis radiasi serendah mungkin. Berdasarkan evaluasi dosis tahunan pekerja radiasi selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2015, maka diusulkan pembatas dosis bagi pekerja radiasi di Pusdiklat adalah 5 mSv. Sedangkan untuk peserta pelatihan, berdasarkan evaluasi dosis yang diterima dari 1237 peserta pelatihan, maka diusulkan pembatas dosis bagi peserta pelatihan di Pusdiklat adalah 18 µSv per pelatihan.
Penerapan Keamanan Sumber Radioaktif dalam Penggunaan dan Penyimpanan di Pusdiklat-BATAN Indragini Indragini; Sugino Sugino
Widyanuklida Widyanuklida, Volume 16 Nomor 1, November 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.329 KB)

Abstract

Pusdiklat BATAN memanfaatkan sumber radioaktif dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Oleh karena itu, selain memenuhi persyaratan keselamatan, Pusdiklat BATAN juga harus menerapkan keamanan sumber radioaktif sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif. Untuk meyakinkan bahwa Pusdiklat BATAN telah menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam penggunaan dan penyimpanan yang memenuhi peraturan, maka dilakukan telaah mengenai penerapan keamanan sumber radioaktif dengan pendekataan telaah dokumen, pengamatan dan wawancara. Diperoleh hasil bahwa Pusdiklat BATAN telah menunjuk personel yang bertugas sebagai pengelola sumber radioaktif dan secara bertahap melengkapi peralatan keamanan sesuai dengan yang persyaratan. Untuk melengkapi pemenuhan persyaratan tersebut Pusdiklat Batan masih perlu menyusun prosedur keamanan tertulis sebagai salah satu komponen sistem keamanan dan melakukan uji unjuk kerja secara periodik sistem keamanan yang ada untuk meyakinkan sistem keamanan telah memenuhi fungsi keamanan.