Erika Buchari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBIJAKAN MENGATASI KEMACETAN DENGAN BERBAGI WAKTU PADA JAM PUNCAK Erika Buchari
Jurnal Transportasi Vol. 14 No. 2 (2014)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.229 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v14i2.1400.%p

Abstract

Palembang is a capital city of South Sumatera, which has density of 4,020 people per square kilometer in 2012. Economic growth has given influences on traffic and as a result congestions happen in many roads. The aim of this study is to get the characteristics of congestion period and to divide congestion period by providing alternative work schedules in Palembang City. The method and analysis used is descriptive and matrix analysis. The results obtained from this study show that the peak hours occur between 05.00 and 09.00 in the morning. By adopting Transport Demand Management, staggered shift, two scenarios of sharing congestion periods are obtained. The first scenario suggests that the work schedule for government officials and labors (209,448 people) is 07.30 to 16.00 while the schedule for traders and students (233,086 people) is 09.00 to 17.30. The second scenario suggests that the work schedule for government officials and students (241,812 people) is 07.30 to 16.00 while the schedule for traders and labors (124,361 people) is 09.00 to 17.30. Keywords: Transport Demand Management, work schedule, peak hour  Kota Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan, mempunyai kepadatan penduduk 4.020 orang/km2 pada tahun 2012. Banyaknya produksi hasil alam dari bumi Sriwijaya ini mengakibat geliat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang mengakibatkan terjadi kemacetan lalulintas di banyak ruas jalan di Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik waktu macet dan merancang pembagian waktu pada jam sibuk di Palembang. Analisis yang dilakukan menggunakan metode deskripsi dan matriks. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik jam sibuk di kota Palembang terjadi antara jam 05.00-09.00 pagi. Dengan mengadopsi model Transportation Demand Management, staggered shift, dihasilkan dua skenario pembagian waktu untuk mengurangi kemacetan lalulintas. Pada skenario pertama pegawai negeri sipil dan buruh, yang berjumlah 209.448 orang, bekerja antara jam 07.30 sampai jam 16.00 sedangkan pedagang dan murid/mahasiswa, yang berjumlah 233.086 orang, jam 09.00 sampai 17.30. Skenario kedua adalah mengatur PNS dan murid/mahasiswa,  yang berjumlah 241.812 orang, bekerja atau sekolah  jam 07.30  sampai 16.00 sedangkan pedagang dan buruh, yang berjumlah 124.361 orang, bekerja mulai jam 09.00 sampai 17.30. Kata-kata kunci: Transport Demand Management, jadwal kerja, jam puncak
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI KABUPATEN BANYUASIN SEBAGAI DAERAH PENYANGGA KOTA PALEMBANG Bambang Hidayat Fuady; Erika Buchari; Joni Arliansyah
Jurnal Transportasi Vol. 15 No. 3 (2015)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.795 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v15i3.1754.%p

Abstract

Abstract Banyuasin Regency is a buffer zone of Palembang. Many of Banyuasin residents work in Palembang, and vice versa, causing a lot of travel between these two regions. The objective of this research was to study the characteristics of the transport, trip generation and attraction, as well as the traveling route in these two areas. Origin and destination interview surveys as well as the calculation of the traffic volume were conducted in this study, followed by the calculation of interaction and connectivity. These studies suggest that the purpose of travel is predominantly for work (30.1%) with a distance of more than 20 km. Generated trips consist of 178 private vehicles, public transport of 270 people, and 99 goods transport vehicles. While the attracted trips consist of 156 private vehicles, public transport of 298, and 116 goods transport vehicles. Only 12 districts have overland routes to Palembang while 7 others do not have a land route to Palembang. Keywords: buffer zone, origin and destination of trip, interaction, connectivity, route   Abstrak Kabupaten Banyuasin merupakan daerah penyangga Kota Palembang. Sebagian penduduk Kabupaten Banyuasin bekerja di Palembang, dan sebaliknya, sehingga banyak perjalanan di antara kedua daerah ini. Tujuan penelitian adalah mengkaji karakteristik transportasi, bangkitan dan tarikan perjalanan, serta rute perjalanan penduduk di kedua daerah tersebut. Pada studi ini dilakukan survei wawancara asal dan tujuan pergerakan serta perhitungan volume lalulintas, yang dilanjutkan perhitungan interaksi dan konektivitas. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perjalanan didominasi untuk maksud bekerja (30,1 %) dengan jarak tempuh lebih dari 20 km. Bangkitan perjalan terdiri atas angkutan pribadi 178 orang, angkutan umum 270 orang, dan angkutan barang 99 kendaraan. Sedangkan tarikan perjalanan terdiri atas angkutan pribadi 156 orang, angkutan umum 298 orang, dan angkutan barang 116 kendaraan. Hanya 12 kecamatan yang mempunyai rute perjalanan darat ke Palembang sedangkan 7 kecamatan yang lain belum mempunyai rute darat ke Palembang. Kata-kata kunci: daerah penyangga, asal dan tujuan pergerakan, interaksi, konektivitas, rute