Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PHUBBING, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, UNIVERSITAS INDONESIA Tiara Amelia; Mieska Despitasari; Kencana Sari; Dwi Sisca Kumala Putri; Puput Oktamianti; Agustina Agustina
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 2 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.743 KB) | DOI: 10.22435/jek.18.2.1060.122-134

Abstract

ABSTRACT Nowadays, phubbing phenomena occur in various social groups, including college students. This has an impact on social relationships and physical health. This is a qualitative study which aims to describe the causes, behavior, and impact of phubbing. The informants were fifth semester Faculty of Public Heath, University of Indonesia undergraduate students’ year 2018. Data collected through focus group discussions on female students and in-depth interviews with male students. The results of this study indicate that students understand phubbing as a phenomenon where a person is more engaging with mobile phones than interacting with the surrounding environment. Duration of internet usage starts from 5 hours to almost 24 hours a day. Phubbing among students was due to the desire to get updated information and events, entertainment, and shows the activities or achievements of themselves. The influence of the social environment and the demands of the academic environment encourage the use of smartphones frequently. Some students experience physical health problems (tiredness, sore eyes, dizziness, nausea) and sign of mental problem (sad, depressed, lost confidence) due to improper use of smartphones. Therefore, education students regarding the use of the internet wisely to prevent phubbing behavior and its effects are needed. In addition, academic and student activities through direct interaction rather than internet need to be maintained. Keywords: Phubbing, student, internet, smartphone ABSTRAK Saat ini fenomena phubbing terjadi di berbagai kelompok sosial, tidak terkecuali mahasiswa. Hal ini berdampak pada hubungan sosial maupun kesehatan fisik seseorang. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui penyebab, perilaku, dan dampak phubbing. Informan adalah mahasiswa FKM UI Strata 1, semester 5 tahun 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Focus group discussion (FGD) kelompok mahasiswa perempuan dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui phubbing sebagai fenomena dimana seseorang lebih banyak berkutat dengan handphone dibandingkan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Durasi penggunaan internet sehari mulai dari 5 jam sampai hampir 24 jam. Phubbing yang terjadi di kalangan mahasiswa dikarenakan keinginan agar tetap update informasi dan kejadian yang berlangsung, hiburan, dan juga menunjukkan kegiatan atau capaian diri sendiri. Pengaruh lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan akademik mendorong penggunaan smartphone setiap saat. Sebagian mahasiswa mengalami gangguan kesehatan fisik (lelah, mata pedih, pusing, mual) dan tanda gangguan kesehatan mental (sedih, depresi, hilang percaya diri) akibat penggunaan smartphone yang tidak tepat. Perlu adanya upaya edukasi kepada mahasiswa mengenai penggunaan internet secara bijak sehingga mencegah perilaku phubbing dan dampaknya. Selain itu juga, perlu dipelihara kegiatan akademis maupun kegiatan mahasiswa yang dilakukan melalui interaksi secara langsung dibandingkan melalui internet. Kata kunci: Phubbing, mahasiswa, internet, smartphone
STATUS TINGGI BADAN PENDEK BERISIKO TERHADAP KETERLAMBATAN USIA MENARCHE PADA PEREMPUAN REMAJA USIA 10-15 TAHUN (STUNTING INCREASED RISK OF DELAYING MENARCHE ON FEMALE ADOLESCENT AGED 10-15 YEARS) Nurillah Amaliah; Kencana Sari; Bunga Ch Rosha
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 35 No. 2 (2012)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v35i2.3383.150-158

Abstract

ABSTRACT Age of first menstrual period (menarche), as a sign of puberty, was varies among female adolescents. Menarche in Indonesia was moving toward a younger age. However, some are still having menarche in later age. To analyze the relationship between the height status and age of menarche among female adolescents aged 10-15 years in Indonesia. The Basic Health Research (Riskesdas) data 2010, a cross-sectional survey data, were analyzed using samples consisted of female adolescent aged 10-15 years. Data analysis was performed in univariate, bivariate with T test and Anova test. Of 13,550 respondents, 48.2 percent had experienced menarche at average age of 12.39 ± 1.08 years. The mean age of menarche of stunted female adolescents was significantly delayed than that of normal female adolescents. The mean age of menarche of female adolescents in higher economic status group was significantly earlier than that of the middle and lower economic status groups. In all age groups, the proportion of female adolescents had experienced menarche are greater in normal height group than that of stunted group. Therefore, the nutritional status of female adolescence should be paid serious attention. Keywords: menarcheal age, stunting, female adolescent ABSTRAK Usia menstruasi pertama (menarche), sebagai tanda pubertas, berbeda pada setiap perempuan remaja. Perkembangan usia menarche di Indonesia semakin menuju ke usia yang lebih muda. Namun, masih ada yang mengalami menarche lambat. Untuk mengetahui hubungan status tinggi badan dan menarche pada perempuan remaja usia 10-15 tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), data survey cross sectioanal dianalisis menggunakan sampel yang terdiri dari perempuan  dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel adalah perempuan remaja usia 10–15 tahun. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji T dan uji Anova. Dari 13.550 responden di Indonesia sebesar 48,2 persen sudah mengalami menarche pada usia rata-rata 12,39±1,08 tahun. Rata-rata usia menarche perempuan remaja berstatus tinggi badan pendek secara signifikan lebih lambat dibandingkan perempuan remaja yang berstatus tinggi badan normal. Rata-rata usia menarche perempuan remaja pada kelompok status sosial ekonomi tinggi, lebih muda dibandingkan dengan perempuan remaja status ekonomi menengah dan rendah. Pada setiap kelompok umur, proporsi remaja putri yang sudah menarche lebih tinggi pada kelompok yang memiliki tinggi badan normal dibandingkan remaja putri yang pendek. Oleh karena itu status gizi remaja putri harus mendapat perhatian serius. [Penel Gizi Makan 2012, 35(2): 150-158] Kata kunci: usia menarche, stunting, perempuan remaja