Mayora Bunga Swastika, Mayora Bunga
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KENDALA EKSISTENSI REZIM: IMPLEMENTASI DJIBOUTI CODE OF CONDUCT DALAM MENANGGULANGI PEROMPAK SOMALIA DI SAMUDERA HINDIA BARAT DAN TELUK ADEN PADA TAHUN 2011 Swastika, Mayora Bunga; Wahyudi, Fendy Eko; Susetianingsih, Hermini
Journal of International Relations Volume 1, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.378 KB)

Abstract

Piracy is an important issue as it is a threat to maritime security.Somali pirate attacks in the Western Indian Ocean and Gulf of Adenare not only disturbing maritime security, but also causing the actuallosses for piracy victims. International Maritime Organizationformed Djibouti Code of Conduct which was signed by twentycountries in the region. Djibouti Code of Conduct has beenimplemented since 29 January 2009. By 2011, the number of somalipirate attacks in the Western Indian Ocean and Gulf of Aden hasincreased from the previous years. Explanative type is used in thisresearch to explain the causes of significant increase in somalipirates attacks when the Djibouti Code of Conduct does exist. Theresult shows there are constraints on Djibouti Code of Conductexistence, namely there is no common interest and the absence ofbenign hegemon.
Latar Belakang Peran Aktif Jepang di Anti-Piracy Asia Tenggara dalam Perspektif Konstruktivisme Swastika, Mayora Bunga
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 2 (2017): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.62114

Abstract

This article explains the identity of Japan that influences Japan's active role in Southeast Asia anti-piracy. Japan has been making efforts to fight against piracy in the Southeast Asia waters, such as dialogue partnerships, capacity building, and joint exercises with Southeast Asian countries. Japan also initiated the establishment of the Regional Cooperation Agreement to Combat Hijacking and Armed Robbery against Ships (ReCAAP). This evokes a question, why does Japan as an East Asia country join and make efforts to combat piracy in Southeast Asia? The purpose of this article is to understand the reasons behind state efforts about an issue in other regions. Identity theory used in this article to analyze the reasons for Japan’s active role in Southeast Asia anti-piracy. This article uses literature study by collecting related data, such as Japan’s role in Southeast Asia anti-piracy. This article shows that Japan's identity as a maritime country is influencing Japan’s behavior to participate actively in Southeast Asia anti-piracy cooperation.  Artikel ini menjelaskan tentang identitas Jepang yang mempengaruhi peran aktif Jepang dalam upaya anti-piracy di wilayah Asia Tenggara. Jepang telah melakukan upaya untuk menangani perompakan yang terjadi di wilayah laut Asia Tenggara. Upaya yang dilakukan Jepang seperti dialog-dialog, capacity building, latihan bersama dengan negara-negara Asia Tenggara. Jepang juga menginisiasi pembentukan Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships (ReCAAP). Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa Jepang sebagai negara di Asia Timur ikut menangani perompakan di wilayah Asia Tenggara? Tujuan dari artikel ini adalah untuk memahami alasan negara melakukan upaya-upaya menangani suatu isu di kawasan lain dan memahami kepentingan negara dalam suatu kerja sama. Teori identitas digunakan untuk menganalisis alasan Jepang berperan aktif menangani perompakan di Asia Tenggara. Artikel ini menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data-data yang terkait dengan peran yang telah dilakukan oleh Jepang di kawasan Asia Tenggara untuk menangani perompakan. Pada akhirnya, artikel ini menunjukkan bahwa identitas Jepang sebagai negara maritim mempengaruhi perilaku Jepang ikut berperan aktif dalam menangani perompakan di wilayah Asia Tenggara.Â