Harris Herman Siringoringo, Harris Herman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Jl. Gunung Batu, Po Box 165, Bogor

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peranan Penting Pengelolaan Penyerapan Karbon Dalam Tanah Siringoringo, Harris Herman
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Naskah ini menyajikan kajian tentang pengelolaan penyerapan/sekuestrasi karbon organik di dalam tanah yang dirangkum dari berbagai sumber dan bertujuan untuk menyediakan informasi dan input kebijakan untuk pengambil keputusan pada sektor pertanian dan kehutanan. Kajian difokuskan pada sekuestrasi dan fungsi karbon organik tanah; faktor-faktor yang mempengaruhi sekuestrasi/ simpanan karbon organik tanah; jumlah karbon yang dapat disimpan di dalam tanah; dan opsi pengelolaan lahan untuk meningkatkan simpanan/sekuestrasi karbon tanah. Sekuestrasi karbon ke dalam tanah akan mendorong perubahan penting dalam pengelolaan lahan dan mempunyai efek yang signifikan terhadap sifat-sifat tanah dan kualitas lahan pertanian dan kehutanan. Peningkatan simpanan karbon organik tanah melalui peningkatan pasokan dan atau penurunan dekomposisi karbon adalah jantung dari sekuestrasi karbon organik tanah
PERBEDAAN SIMPANAN KARBON ORGANIK PADA HUTAN TANAMAN Acacia Mangium Wild DAN HUTAN SEKUNDER MUDA (The Different of Soil Carbon Stock at Acacia mangium Willd Plantation and Young Secondary Forest) Siringoringo, Harris Herman
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.286 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari simpanan karbon organik tanah pada dua tipe lahan, yaitu antara plot pada hutan tanaman A. mangium Willd (M-P) dan plot pada vegetasi hutan sekunder muda (M-SF)setelah empat tahun pada tipe tanah Acrisols di Resort Polisi Hutan (RPH) Maribaya, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon organik tanah (SOC) pada kedalaman 0-30 cm secara umum lebih tinggi pada plot M-P (2,30-4,79%) daripada SOC pada plot M-SF (1,79-3,81%). Sementara, kerapatan massa (BD) tanah pada kedalaman 0-30 cm, lebih rendah pada plot M-P (0,62-0,85g/cm3) daripada BD tanah pada plot M-SF (0,76-0,89 g/cm3). Pendekatan melalui massa tanah setara, perubahan simpanan SOC kumulatif pada kedalaman 0-30 cm adalah lebih tinggi pada plot M-P (8,8 ton/ha atau setara dengan sekuestrasi CO atmosfer ke dalam tanah sebesar 8,4 ton/ha/tahun) daripada pada plot MSF (2,2 ton C/ha atau setara dengan sekuestrasi CO2 atmosfer ke dalam tanah sebesar 1,5 ton/ha/tahun). Implikasinya adalah bahwa perambahan hutan sekunder muda ke hutan tanaman A. mangium Willd pada tipe tanah Acrisols di Maribaya dapat berfungsi sebagai penyerap karbon ke dalam tanah.
PENGARUH APLIKASI ARANG TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL Michelia Montana Blume DAN PERUBAHAN SIFAT KESUBURAN TANAH PADA TIPE TANAH LATOSOL (The Effect of Biochar Application on Early Growth of Michelia montana Blume and Change in Soil Fertility of Latosol Soil Type) Siringoringo, harris Herman; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan arang (biochar) sebagai salah satu bahan soil conditioner dalam bidang usaha hutan tanaman masih jarang digunakan, walaupun jumlah bahan baku berupa sisa-sisa tebangan hutan untuk diolah menjadi biochar sangat melimpah dan secara potensial tersedia untuk digunakan sebagai soil conditioner, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang efek positif arang halus dalam merangsang pertumbuhan jenis tanaman Michelia montana Blume umur enam bulan pada tipe tanah Latosol yang bertekstur liat di Kebun Percobaan Carita, Provinsi Banten. Aplikasi arang sebagai soil conditioner juga diharapkan dapat meningkatkan sejumlah parameter kesuburan tanah yang bergeser ke arah yang lebih baik. Kondisi iklim di Carita termasuk tipe B dengan rerata curah hujan tahunan sebesar 2.516 mm dengan temperatur minimum 22 derajat Celcius dan maksimum 33 derajat Celcius serta kelembaban udara antara 76-84%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dosis arang halus 5% (v/v) cukup nyata menaikkan laju pertumbuhan awal tanaman M. montana Blume. Sementara efek positif aplikasi bahan arang terhadap sifat kesuburan kimia tanah tampak dalam hal naiknya pH, Ca2+, Mg2+, K+, KTK, KB, K2O, P2O5 dan turunnya kadar H+-dd dan Al3+ -dd. Aplikasi arang dapat memperbaiki kualitas kesuburan tanah yang signifikan pada tipe tanah Latosol yang bertekstur liat. 
ANNUAL CUMULATIVE OF SOIL CARBON CHANGE IN Pinus merkusii PLANTATION IN CIANTEN, WEST JAVA Siringoringo, Harris Herman; Siregar, Chairil Anwar
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 2, No 2 (2005): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2005.2.2.117-123

Abstract

Important    carbon  storage  in a forest vegetation   includes  below  ground  carbon  storage  and above ground   carbon   storage.    Carbon   storage  under  the ground   is  higher  than  that  above  ground,   so that soils are critical both  as a source  and sink of  carbon.   The  main  objective  of  this research  is to examine the annual  changes  of  soil carbon   storage   from  year 2001   to year 2003 in the permanent   plots  of  an experimental   plantation    (new  plantation   established   in the  year 2001)  and in the  permanent    plots  of control   plot/baseline  (young  secondary  forest),  in Cianten  Experimental    Site, Bogor,  West Java.    Soil carbon content   at 0-30 cm depth   for 0 year old, 1  year old and 2 year old plantations   are 4.14- 9.35%, 4.08  8.83%  and 3.04-   7.61  %, respectively.    Soil carbon  content  at control  plot  for 2001,  2002 and 2003 are 1.86-5.75%,  2.32 - 5.79% and 2.05 - 4.84%,  respectively.    Bulk density   at 0-30 cm soil depth  for 0 year old,  1  year old, and 2 yea.r  old plantations   are 0.38 - 0.5  mg/ m,  0.38 - 0.52%  mg/ m3 and 0.32  - 0.5 mg/ m, respectively.    Bulk density  at control  plot  for 2001,  2002 and 2003 are 0.47 - 0.63  mg/m3,  0.43 -0.6 mg/m3  and 0.4 1- 0.55  mg/m3,  respectively.     The  cumulative   soil carbon   stock  of  Pinus  merkusii plantation   is somewhat   higher  than  that of  baseline in Cianten  Experimental   Site, Bogor, West Java.
KERAGAMAN SIMPANAN KARBON DALAM TIPE TANAH NITISOLS DAN FERRALSOLS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN Pinus merkusii Jungh et. de Vriest DAN Shorea leprosula Miq. DI KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT Siringoringo, Harris Herman
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keragaman kondisi lahan yang dicirikan oleh besarnya simpanan karbon pada tanah Nitisols dan Ferralsols di kawasan hutan tanaman Pinus merkusii Jungh. et de Vriest dan Shorea leprosula Miq. yang baru ditanam, termasuk vegetasi awalnya, secara berurutan. Penelitian dilaksanakan di RPH Ngasuh dan RPH Cianten, keduanya merupakan lingkup  wilayah kerja KPH Bogor, Unit III Perum Perhutani, Provinsi Jawa Barat dan Banten. Kondisi iklim di Ngasuh termasuk tipe B, sedangkan di Cianten tipe iklim A dengan rata-rata curah hujan tahunan berturut-turut sebesar 3.148 mm dan 4.561 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan tanah Nitisols lebih rendah daripada tanah Ferralsols dan berbeda nyata hingga kedalaman tanah 70 cm, dengan rata-rata total untuk kedalaman 0-100 cm berkisar antara 0,38-0,70 g/cc untuk Nitisols dan 0,53-0,86 g/cc untuk Ferralsols. Sebaliknya, kandungan karbon pada tanah Nitisols lebih tinggi daripada tipe Ferralsols dan berbeda nyata hingga pada kedalaman 50 cm, dengan rata-rata total untuk kedalaman 0-100 cm berkisar antara  0,58-11,84%  untuk Nitisols dan 1,18-6,07 %  untuk Ferralsols. Sementara, kadar liat  tanah Nitisols lebih rendah dibanding dengan tanah Ferralsols, dengan rata-rata total untuk kedalaman 0-100 cm berkisar antara 39,30-53,30 % untuk Nitisols dan 78,60-87,60 % untuk Ferralsols. Simpanan karbon tanah kumulatif pada tanah Nitisols lebih besar daripada tanah Ferralsols dan berbeda nyata hingga kedalaman 50 cm, yaitu sebesar127,13 ton/ha untuk Nitisols dan 98,66 ton/ha untuk Ferralsols. Sedangkan koefisien keragaman simpanan karbon kumulatif pada tanah Nitisols lebih tinggi daripada tanah Ferralsols, berkisar antara 20,29-43,91 % dan  8,56-10,55 %, secara berurutan. Jumlah contoh tanah yang dibutuhkan untuk memperkirakan simpanan karbon dengan menghasilkan 5 % kesalahan pada tingkat kepercayaan 95 % pada kedalaman 0-30 cm adalah sebanyak   14 contoh untuk tanah Ferralsols dan setidaknya 206 contoh untuk tanah Nitisols. Dapat disimpulkan bahwa  keragaman kondisi  lahan  yang  berbeda  pada  masing-masing tipe  tanah  cenderung konsisten dengan tingkat pelapukan tanah. Di samping itu, pengaruh topografi yang curam mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lebih tingginya heterogenitas pada tanah Nitisols.
POTENSI SIMPANAN KARBON PADA JENIS TANAH ACRISOLS DAN FERRALSOLS DI HUTAN TANAMAN Acacia mangium Willd. DAN Shorea leprosula Miq. KABUPATEN BOGOR Siringoringo, Harris Herman
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 5 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang perbedaan potensi   simpanan karbon tanah kumulatif pada tipe tanah Acrisols dan Ferralsols pada tegakan hutan tanaman Acacia mangium Willd. dan Shorea leprosula Miq. yang baru ditanam dan vegetasi awalnya, secara berurutan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kadar liat dari masing-masing tipe tanah. Penelitian dilaksanakan di Resort  Polisi  Hutan  (RPH)  Maribaya  dan  RPH  Ngasuh,  yang  merupakan  wilayah  kerja  Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Unit III Perum Perhutani, Jawa Barat dan Banten. Kondisi iklim pada lokasi penelitian di Maribaya dan Ngasuh termasuk tipe iklim B dan dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.754 mm dan 3.148 mm secara berurutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan tanah Ferralsols pada kedalaman 0-100 cm secara umum lebih rendah daripada tanah Acrisols, yaitu berkisar antara0,53-0,86 g/cc dan 0,73-0,94 g/cc secara berurutan, dan secara statistik menunjukkan perbedaan pada setiap lapisan pada kedalaman 0-50 cm. Sementara kandungan karbon tanah Ferralsols hampir 1,5-2 kali lebih besar daripada tanah Acrisols, yaitu berkisar antara  1,42-6,07 % dan 0,88-4,03 % secara berurutan, dan secara statistik berbeda pada kedalaman 0-30 cm. Berdasarkan tipe tanah, kadar liat Ferralsols lebih tinggi daripada Acrisols pada kedalaman 0-100 cm, yaitu berkisar antara 78,6-87,6 % untuk Ferralsols dan 57,4-84,2 % untuk Acrisols. Kerapatan tanah pada Acrisols dikontrol lebih kuat oleh kadar liat tanahnya, sementara kandungan karbon pada tanah Ferralsols maupun Acrisols secara umum dikontrol oleh kerapatan tanah. Potensi simpanan karbon tanah Ferralsols lebih besar daripada Acrisols dan berbeda nyata pada kedalaman 0-30 cm, yaitu berturut-turut sebesar 74,72 ton/ha dan 64,39 ton/ha. Namun dengan bertambahnya kedalaman tanah (lebih besar dari 30 cm), simpanan karbon tanah pada kedua tipe tanah relatif hampir sama. Potensi simpanan karbon tanah Ferralsols lebih besar daripada tanah Acrisols pada lapisan olah tanah (0-30 cm).