Program Desa Mandiri Energi bertujuan untuk meningkatkan persediaan dan keragaman sumber energi dan peluang perekonomian masyarakat. Nyamplung merupakan tumbuhan yang potensial sebagai bahan baku biofuel atau bahan bakar nabati karena memiliki rendemen minyak tumbuhan  yang sangat tinggi dan bukan untuk makanan manusia atau pakan ternak. Biofuel dari nyamplung merupakan inovasi yang  perlu  dimasyarakatkan.  Keterlibatan  masyarakat  setempat  dalam  pengembangan  silvoindustri biofuel nyamplung, baik sebagai produsen  maupun  konsumen  biofuel, sangat penting.  Badan Litbang Kehutanan  membangun  dua demplot  di Desa Buluagung dan di Desa Paputrejo  sebagai percontohan pembangunan   silvoindustri   biofuel   nyamplung.   Sampai  sekarang  perkembangan   demplot   masih menghadapi berbagai persoalan. Metode survei dipergunakan untuk mengumpulkan  data dan informasi dari 62 (enam puluh dua) orang responden, yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dan informasi menggunakan kuesioner, observasi lapangan, dan wawancara mendalam. Konfirmasi data dan informasi dilakukan melalui Forest Group Discussion tingkat desa. Analisis data menggunakan program statistik SPSS untuk mengetahui korelasi Rank-Spearman, dan dilengkapi dengan analisis secara kualitatif. Hasil penelitian  memperlihatkan bahwa pembangunan  demplot  tidak menggunakan pendekatan  dan proses partisipatif.  Keterlibatan  masyarakat desa setempat dalam pengembangan  silvoindustri  biofuel nyamplung  rendah; dan  secara nyata dipengaruhi  oleh harga biofuel, kematangan  inovasi teknologi, peranan demplot dan pendampingan tokoh kunci