Handaru Bowo Cahyono, Handaru Bowo
Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya Kementrian Perindustrian

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

REDUKSI TEMBAGA DALAM LIMBAH CAIR PROSES ETCHING PRINTING CIRCUIT BOARD (PCB) DENGAN PROSES ELEKTROKIMIA Cahyono, Handaru Bowo; Ariani, Nurul Mahmida
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 2 (2014): Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan untuk Industri Hijau
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.094 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian penyisihan tembaga dalam limbah cair proses etching Printing Circuit Board (PCB) dengan metode elektrokimia/elektrolisis. Kandungan utama limbah cair ini adalah tembaga terlarut dengan kadar sekitar 12%. Proses elektrolisis efektip dilakukan selama 60 menit dengan menggunakan 3 (tiga) variabel jarak antar elektroda yaitu 1 cm, 2 cm dan 3 cm serta menggunakan 3 (tiga) elektroda yang berbeda yaitu Pelat stainless steel, Pelat besi dan Pelat aluminium yang dilakukan dengan arus sekitar 2 hingga 6 Amp pada tegangan 6,0 hingga 12 Volt. Hasil analisa terhadap limbah cair setelah proses elektrolisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jarak antar elektroda dan durasi proses elektrolisis terhadap persentase penyisihan tembaga dalam limbah cair, dimana jarak elektroda sejauh 2 cm memberikan persentase penyisihan paling tinggi dan semakin jauh jarak elektroda maka proses elektrolisis berlangsung semakin tidak efektif. Sementara itu Pelat besi baja adalah bahan yang paling baik digunakan, memberikan persen penyisihan yang cukup tinggi sekitar 71,2% pada menit ke 80. Kadar tembaga yang diperoleh pada katoda memiliki kemurnian hingga 79,83% jauh di atas kemurnian lumpur hasil proses redoks tanpa elektrolisa yang hanya 63,4%. Hasil uji laboratorium terhadap filtrat setelah proses netralisasi dengan NaOH menunjukkan persentase penyisihan tembaga mencapai 99,9%. Biaya pengadaan bahan kimia yang dikeluarkan untuk pengolahan tanpa elektrolisa sekitar Rp.3.861,-/liter dan jika dilakukan dengan elektrolisa sekitar Rp.1.508,-/liter namun masih ditambah biaya listrik untuk elektrolisa sebesar Rp.384,-/liter. Kata kunci: Limbah cair PCB, elektrolisis, stainless steel, besi.
Pengelolaan Limbah Pada Industri Rokok Yuliastuti, Rieke; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, Edisi Juli 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.043 KB)

Abstract

Industri rokok menghasilkan limbah diantaranya limbah padat, cair maupun gas. Namun banyak pelaku industri rokok yang mengabaikan hal tersebut terutama industri kecil menengah ataupun industri rajangan cengkeh. Untuk itu perlu dilakukan tinjauan pengelolaan limbah pada industri rokok. Tujuan tinjauan ini adalah untuk mengupas sumber limbah industri rokok dan pengolahan limbah yang tepat sehingga pelaku industri dapat berproduksi tanpa harus mencemari lingkungan. Metode penelitiannya adalah dengan melakukan identifikasi sumber dan karakteristik limbah pada industri rokok kemudian melakukaan analisis limbah dan telaah pengolahan limbah yang tepat. Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil rata-rata limbah cair industri rokok mempunyai karakteristik dengan BOD : 3400 mg/l, COD : 5400 mg/l, TSS : 180 mg/l, Fenol : 100 mg/l dan pH : 5. Limbah cair ini dapat diolah dengan cara menggunakan sistem netralisasi, anaerobik, lumpur aktif dan sedimentasi sehingga dihasilkan efluen limbah terolah dengan karakteristik BOD : 131,58 mg/l, COD : 257,98 mg/l, TSS : 17,28 mg/l,  Fenol : 0,5 mg/l dan pH : 6,8. Pada limbah padat, timbulan terbanyak berasal dari reject produk, kertas pembungkus, karton dan sisa bahan baku sehingga diolah dengan cara good house keeping  dan pemanfaatan untuk mendapatkan nilai tambah. Pada limbah gas buang  dan bising yang dihasilkan oleh industri rokok sumbernya adalah dari pengolahan cengkeh, pengolahan tembakau, proses pelintingan dan pencampuran.  Pengelolaan limbah gas dengan cara pemasangan cyclone dust collector,  pemasangan masker, pemasangan exhaust fan, penggunaan incenerator, penggunaan ear muff/ear plug, dan penanaman pohon. Dengan demikian kualitas lingkungan industri rokok dapat terjaga.
Pengelolaan Limbah Pada Industri Rokok Yuliastuti, Rieke; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, Edisi Juli 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.043 KB)

Abstract

Industri rokok menghasilkan limbah diantaranya limbah padat, cair maupun gas. Namun banyak pelaku industri rokok yang mengabaikan hal tersebut terutama industri kecil menengah ataupun industri rajangan cengkeh. Untuk itu perlu dilakukan tinjauan pengelolaan limbah pada industri rokok. Tujuan tinjauan ini adalah untuk mengupas sumber limbah industri rokok dan pengolahan limbah yang tepat sehingga pelaku industri dapat berproduksi tanpa harus mencemari lingkungan. Metode penelitiannya adalah dengan melakukan identifikasi sumber dan karakteristik limbah pada industri rokok kemudian melakukaan analisis limbah dan telaah pengolahan limbah yang tepat. Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil rata-rata limbah cair industri rokok mempunyai karakteristik dengan BOD : 3400 mg/l, COD : 5400 mg/l, TSS : 180 mg/l, Fenol : 100 mg/l dan pH : 5. Limbah cair ini dapat diolah dengan cara menggunakan sistem netralisasi, anaerobik, lumpur aktif dan sedimentasi sehingga dihasilkan efluen limbah terolah dengan karakteristik BOD : 131,58 mg/l, COD : 257,98 mg/l, TSS : 17,28 mg/l,  Fenol : 0,5 mg/l dan pH : 6,8. Pada limbah padat, timbulan terbanyak berasal dari reject produk, kertas pembungkus, karton dan sisa bahan baku sehingga diolah dengan cara good house keeping  dan pemanfaatan untuk mendapatkan nilai tambah. Pada limbah gas buang  dan bising yang dihasilkan oleh industri rokok sumbernya adalah dari pengolahan cengkeh, pengolahan tembakau, proses pelintingan dan pencampuran.  Pengelolaan limbah gas dengan cara pemasangan cyclone dust collector,  pemasangan masker, pemasangan exhaust fan, penggunaan incenerator, penggunaan ear muff/ear plug, dan penanaman pohon. Dengan demikian kualitas lingkungan industri rokok dapat terjaga.
Efektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan dan Adsorben Yuliastuti, Rieke; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.319 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengolahan limbah dari Industri berbahan  asbes dengan cara menambahkan flokulan ataupun adsorben. Variabel flokulan yang diambil untuk pengolah limbah adalah Al2SO4/tawas, FeSO4, dan PAC, sedangkan variabel adsorben menggunakan Karbon aktif dan Zeolit. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan flokulan tawas sebesar 1000 mg/l  lebih efektif hingga efisiensi penurunan COD sebesar  79%, TDS sebesar 58 %, TSS sebesar 98% dengan biaya pengolahan sebesar Rp 102,685 /liter limbah
Efektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan dan Adsorben Yuliastuti, Rieke; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.319 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengolahan limbah dari Industri berbahan  asbes dengan cara menambahkan flokulan ataupun adsorben. Variabel flokulan yang diambil untuk pengolah limbah adalah Al2SO4/tawas, FeSO4, dan PAC, sedangkan variabel adsorben menggunakan Karbon aktif dan Zeolit. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan flokulan tawas sebesar 1000 mg/l  lebih efektif hingga efisiensi penurunan COD sebesar  79%, TDS sebesar 58 %, TSS sebesar 98% dengan biaya pengolahan sebesar Rp 102,685 /liter limbah
PEREKAYASAAN ABSORBER TOWER UNTUK PENANGANAN EMISI UDARA DI INDUSTRI PERHIASAN EMAS Ariani, Nurul Mahmida; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8972.192 KB)

Abstract

Emisi Udara yang dihasilkan dari proses produksi industri perhiasan emas, berpotensi mencemari lingkungan, karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam penanganannya. Kadungan pencemar terdiri dari gas NO :331,1 mg/ m3.N, N02   :  411,0 mg/ m3.N, NOx (sebagai NO2): 626,9 mg/m3.N serta  HCI: 280,0 mg/ m3N yang sumber utamanya berasal dari proses awal pemurnian menggunakan larutan aqua regia. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah perekayasaan Absorber Tower untuk mereduksi kandungan zat pencemar/ emisi udarasehingga aman bagi lingkungan.Menggunakan absorber tower hasil perekayasaan yang dilengkapi media packing berbahan plastik dengan airsebagai pelarut akan didapatkan gas dengan kadar NO: 137,5 mg/ m3.N,  N02:      164,9 mg/m3.N  NOx (sebagaiNO2): 254,6 mg/ m3.N serta HCI : 171,6 mg/ m3.N. atau terjadi penurunan kadar NO: 58,5 %,  N02:     60,0 % , NOx(sebagai NO2:  59,4 %  serta  HCI  : 38,7 %. Kondisi ini sudah aman bagi lingkungan karena memenuhi BakuMutu yang dipersyaratkan sesuai dengan Peraturan Gubernur Jatim No.1 0 Tahun 2009. Kata Kunci:  reduksi emisi, gas NO & N02,   aqua regia, absorber Tower
PEREKAYASAAN ABSORBER TOWER UNTUK PENANGANAN EMISI UDARA DI INDUSTRI PERHIASAN EMAS Ariani, Nurul Mahmida; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8972.192 KB)

Abstract

Emisi Udara yang dihasilkan dari proses produksi industri perhiasan emas, berpotensi mencemari lingkungan, karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam penanganannya. Kadungan pencemar terdiri dari gas NO :331,1 mg/ m3.N, N02   :  411,0 mg/ m3.N, NOx (sebagai NO2): 626,9 mg/m3.N serta  HCI: 280,0 mg/ m3N yang sumber utamanya berasal dari proses awal pemurnian menggunakan larutan aqua regia. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah perekayasaan Absorber Tower untuk mereduksi kandungan zat pencemar/ emisi udarasehingga aman bagi lingkungan.Menggunakan absorber tower hasil perekayasaan yang dilengkapi media packing berbahan plastik dengan airsebagai pelarut akan didapatkan gas dengan kadar NO: 137,5 mg/ m3.N,  N02:      164,9 mg/m3.N  NOx (sebagaiNO2): 254,6 mg/ m3.N serta HCI : 171,6 mg/ m3.N. atau terjadi penurunan kadar NO: 58,5 %,  N02:     60,0 % , NOx(sebagai NO2:  59,4 %  serta  HCI  : 38,7 %. Kondisi ini sudah aman bagi lingkungan karena memenuhi BakuMutu yang dipersyaratkan sesuai dengan Peraturan Gubernur Jatim No.1 0 Tahun 2009. Kata Kunci:  reduksi emisi, gas NO & N02,   aqua regia, absorber Tower
Pemanfaatan Limbah Cair Cucian Industri Garam Sebagai Mg(OH)2 Yuliastuti, Rieke; Cahyono, Handaru Bowo
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.123 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i2.3778

Abstract

ABSTRACTThe salt industry is one of the sectors that play an important role in Indonesia. The production process involves a washing process to eliminate non-NaCl material content to meet quality standards. However, this stage of the process has an impact on the production of salt washing wastes, which contain a lot of Mg and Na ions. In contrast, Mg from the washing process actually can be used to produce Mg(OH)2 compounds that were widely used in the paper, cement, and pharmaceutical industries. Therefore, this study aims to determine the potential of the remaining water in the salt industry's washing process so that it can be recycled as Mg, especially Mg(OH)2, so that the washing water can be recycled and reused. The method used for Mg recovery is by concentrating, drying, and settling with Ca(OH)2. From the results of the characteristic test using XRD, it is known that the result of Mg in the form of compounds Mg(OH)2 and Mg(O). Quantitatively, the Mg obtained from 1 liter of industrial salt wastewater is 3.68 grams.Keywords: brine, Mg, Ca(OH)2, Mg(OH)2ABSTRAKIndustri garam adalah salah satu industri yang memegang peranan penting di Indonesia. Proses produksinya melibatkan proses pencucian untuk mengeliminasi kandungan material non NaCl demi memenuhi ketetapan baku mutu. Namun tahapan proses ini berdampak pada produksi limbah bekas cucian garam yang banyak mengandung ion Mg dan Na. Padahal Mg dalam limbah cucian bisa digunakan untuk produksi senyawa Mg(OH)2 yang banyak digunakan dalam industri kertas, semen, dan farmasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi air sisa proses cucian industri garam sehingga dapat dimanfaatkan lagi sebagai Mg khususnya Mg(OH)2 sehingga air cucian tersebut tidak terbuang menjadi limbah. Adapun metode yang digunakan untuk recovery Mg adalah dengan pemekatan, penyeringan, dan pengendapan dengan Ca(OH)2. Dari Hasil uji karakteristik menggunakan XRD diketahui bahwa hasil akhir Mg dalam bentuk senyawa Mg(OH)2 dan Mg(O). Secara kuantitatif, Mg yang diperoleh dari 1 liter limbah cair industri garam sebesar 3,68 gram.Kata Kunci : limbah cucian garam, Mg, Ca(OH)2, Mg(OH)2