Hernawan ., Hernawan
BBK

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sintesis Barium Titanat (BaTiO3) Nano Partikel Fasa Tetragonal Menggunakan Metode Proses Prekursor P, Bambang Sunendar; Agustina, Mery; Wibowo, Arie; ., Hernawan
Jurnal Riset Industri Vol 3, No 2 (2009):
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.983 KB)

Abstract

Barium titanat (BaTiO3) dengan struktur kristal prerovskite tetragonal telah dikenal bersifat material ferroelektrik. Material ini telah banyak digunakan dalam aplikasi di bidang elektronik seperti sensor, transduccers, infrared detector dan multi layer ceramic capacitor (MLCCs). Hai ini dikarenakan barium titaniat lebih ramah lingkungan, memiliki temperature curie (Tcurie ) yang lebih rendah daripada material dielektik lain, dan memiliki konstanta dielektrik yang tinggi. Untuk meningkatkan peforma barium titaniat, diperlukan partikel barium titaniat yang berukuran nano. Oleh karena itu dalam penelitian ini barium titaniat nano partikel distensis dengan menggunakan metode proses prekursor dengan plup merang (oryza sativa) sebagai template. Variasi temperatur kalsinasi (700 0c, 900 0c,1100 0c) dan konsentrasi perkursor (o,1 m dan 0,07 m) dilakukan untuk mengetahuipengaruh temperatur kalsinasi dan konsentrasi perkursor terhadap kristalisasi dan ukuran partikel barium titaniat. Berdasarkan hasil XRD, di ketahui bahwa pada temperatur kalsinasi 700 0c barium titaniat telah berbentuk dan seiring dengan peningkatan tempertatur kalsinasi, kristalisasi barium titaniat juga meningkat. Berdasarkan hasil SEM diketahui bahwa serbuk barium titaniat hasil sintetis telah berukuran nano. Dengan menurunkan konsentrasi prekursor menjadi 0.07 m, didapatkan sebuk barium titaniat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan serbuk yang disintetis menggunakan konsentrasi prekursor 0.1 m.
PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TERMAL, FISIS DAN KIMIA DARI SISTEM ALUMINA-LEMPUNG - (K, Na) FELSPAR Sulistarihani, Nanik; ., Hernawan
Jurnal Riset Industri Vol 2, No 2 (2008):
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3802.009 KB)

Abstract

Telah   dilakukan    penelitian    pengaruh    suhu  pembakaran terhadap   sifat  termal,   kimia  dan  fisik,   mineralogi   produk dari  sistem   campuran   Alumina-Lempung-(K,Na)      Felspar. Komposisi    campuran  adalah  65% Alumina  A-12,  22%  Kaolin  Belitung, 11% Lempung  KalBar,  1% Potasium  Felspar  dan  1% Sodium  Felspar. Pembakaran  dilakukan pada  suhu  1300 dan    1350°C    dengan penahanan     pada    suhu   tertinggi 1 jam   analisa    hasil    bakaran menunjukkan mulit dan   korundum  merupakan  fasa dominan. Ketahanan termal meningkat    dengan kenaikan  suhu dari empat menjadi enam  siklus.  Ketahanan   kimia  baik  terhadap asam maupun basa meningkat   hampir  dua  kali  lipat  dengan   kenaikan   suhu  bakar. Ketahanan    kimia   dinyatakan  sebagai   penurunan  tingkat   kelarutan, dengan   larutan   50% H3P04 dari 0.88   menjadi   0,44%   sementara dengan   larutan  10%  NaOH  dari  3,38  menjadi   1.75%.  Hasil  penelitian ini ditujukan  untuk pembuatan  keramik  laboratorium   dan keramik  teknik yang  dalam  aplikasinya  memerlukan   ketahanan   kimia,  slag dan termal. Kata  kunci   : alumina,  kaolin, felspar,  ketahanan  kimia,  ketahanan termal,  ketahanan  slag
PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TERMAL, FISIS DAN KIMIA DARI SISTEM ALUMINA-LEMPUNG - (K, Na) FELSPAR Sulistarihani, Nanik; ., Hernawan
Jurnal Riset Industri Vol 2, No 2 (2008):
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3802.009 KB)

Abstract

Telah   dilakukan    penelitian    pengaruh    suhu  pembakaran terhadap   sifat  termal,   kimia  dan  fisik,   mineralogi   produk dari  sistem   campuran   Alumina-Lempung-(K,Na)      Felspar. Komposisi    campuran  adalah  65% Alumina  A-12,  22%  Kaolin  Belitung, 11% Lempung  KalBar,  1% Potasium  Felspar  dan  1% Sodium  Felspar. Pembakaran  dilakukan pada  suhu  1300 dan    1350°C    dengan penahanan     pada    suhu   tertinggi 1 jam   analisa    hasil    bakaran menunjukkan mulit dan   korundum  merupakan  fasa dominan. Ketahanan termal meningkat    dengan kenaikan  suhu dari empat menjadi enam  siklus.  Ketahanan   kimia  baik  terhadap asam maupun basa meningkat   hampir  dua  kali  lipat  dengan   kenaikan   suhu  bakar. Ketahanan    kimia   dinyatakan  sebagai   penurunan  tingkat   kelarutan, dengan   larutan   50% H3P04 dari 0.88   menjadi   0,44%   sementara dengan   larutan  10%  NaOH  dari  3,38  menjadi   1.75%.  Hasil  penelitian ini ditujukan  untuk pembuatan  keramik  laboratorium   dan keramik  teknik yang  dalam  aplikasinya  memerlukan   ketahanan   kimia,  slag dan termal. Kata  kunci   : alumina,  kaolin, felspar,  ketahanan  kimia,  ketahanan termal,  ketahanan  slag