S Ngabekti, S
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOEFISIEN SAPROBIK PLANKTON DI PERAIRAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Awaludin, AS; Dewi, NK; Ngabekti, S
Jurnal MIPA Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Embung Universitas Negeri Semarang dibangun dengan tujuan sebagai tempat penampungan air hujan dan penyerapan air di Universitas Negeri Semarang dan mempunyai kapasitas penampungan air 5.000 m3. Keberadaan embung tersebut menciptakan suatu ekosistem baru yaitu tempat hidup ikan-ikan di dalamnya. Saprobitas perairan digunakan untuk mengetahui keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan bahan organik dalam suatu  perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan spesies dari organisme di dalam perairan tersebut. Plankton dapat digunakan sebagai bioindikator perairan karena memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap adanya pencemaran. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran dari (stasiun satu sampai sembilan), pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa jumlah jenis spesies plankton yang ditemukan pada penelitian ini kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun satu sampai sampai sembilan didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,4 s/d 0,9. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Embung Universitas Negeri Semarang berada dalam kondisi tercemar ringan sampai dengan sedang.Universitas Negeri Semarang Reservoir was constructed for the purpose as rain water reservoirs and water absorption in Universitas Negeri Semarang and has a water storage capacity of 5,000 cubic meters. The existence of such ponds are creating a new ecosystem where fish live in it. Saprobic waters are used to determine the state of water quality resulting from the addition of organic material in a body of water that is usually the indicator is the number and composition of species of organisms in these waters. Plankton can be used as bio indicator of water because it has a high level of sensitivity to the presence of contamination. This study design was used to discover the survey method, in which the determination of sampling stations with purposive sampling. Placement of the station is based on estimates of pollutant loads and activity contained along the flow of the (station one through nine), sampling is done 3 times with an interval of 2 weeks. The data in this research is quantitative data such as the number of plankton species found in this study is then interpreted on the relationship between the coefficient table saprobic waters with the level of water pollution. Based on the calculation and analysis of the value of the coefficient saprobic from one station up to nine saprobic plankton coefficient values obtained ranged from -0.4 s / d 0.9. Based on the criteria of pollution levels indicate that Reservoir Universitas Negeri Semarang in a state of mild to moderate polluted.
KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN PERANAN RODENTIA DI TPA JATIBARANG SEMARANG Susanto, A; Ngabekti, S
Jurnal MIPA Vol 37, No 2 (2014): October 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies dan mengetahui peranan ordo Rodentia di TPA Jatibarang Semarang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode perangkap kurungan (trapping) dan peranan ordo Rodentia diketahui dari analisis makanan dalam lambung. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2014. Hasil penelitian menemukan sebanyak enam spesies Rodentia terdiri dari celurut rumah (Suncus murinus), tikus riol (Riol norvegicus), mencit rumah (Mus musculus), tikus rumah (Rattus rattus), tikus wirok (Bandicota indica) dan tikus sawah (Rattus argentiventer). Indeks keanekaragaman spesies rendah (H’=0,5-0,65). Analisis lambung menujukkan bahwa ada empat jenis makanan ordo Rodentia terdiri atas bahan organik, biji-bijian, serangga, dan lain-lain yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat keanekaragaman spesies Rodentia di TPA Jatibarang Semarang tergolong rendah. Peranan ordo Rodentia berperan sebagai detritivor, granivor, dan insektivor.This purpose of this research was to identify the species biodiversity and to find the role of Rodentia in TPA Jatibarang Semarang. This research was conducted using trap method and the stomach of the captured animals was analyzed to determine their role. This research period was September-October 2014. The research found six species of Rodentia, namely house shrew (Suncus murinus), riol rat (Rattus norvegicus), house mouse (Mus musculus), house rat (Rattus rattus), bandicoot rat (Bandicota indica) and field mouse (Rattus argentiventer). The diversity index is relatively low (H’=0.5-0.65). Stomach analysis showed that there were four kind Rodentia diet and were dominated by material organic, seeds, insects, and other unidentified material. It was concluded that the level of diversity spesies Rodentia in TPA Jatibarang Semarang is low. The species in ordo Rodentia has role as detritivore, granivore, and insectivore.
BIOAKUMULASI KADMIUM PADA IKAN BANDENG DI TAMBAK DUKUH TAPAK SEMARANG Martuti, NKT; Sanjivanie, HA; Ngabekti, S
Jurnal MIPA Vol 39, No 2 (2016): October 2016
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukuh Tapak merupakan muara dari Sungai Tapak yang sebagian besar wilayahnya berupa pertambakan ikan bandeng. Berkembangnya industri di daerah aliran sungai (DAS) Tapak, mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas perairan Tapak akibat adanya pencemaran limbah yang mengandung logam berat. Penurunan kualitas perairan tersebut akan mempengaruhi kualitas ikan bandeng yang dipelihara pada tambak-tambak di Dukuh Tapak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Cd dalam air dan ikan bandeng di tambak Dukuh Tapak Semarang. Penelitian bersifat observasional analitik menggunakan analisis komparatif. Analisis kadar Cd menggunakan AAS. Kandungan Cd pada air Sungai Tapak 0,004mg/l, nilai tersebut masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan PPRI No.82 Tahun 2001 yaitu sebesar 0,01mg/l. Rerata kandungan Cd pada air tambak Tapak 0,0045mg/l, melebihi ambang batas yang ditetapkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 yaitu sebesar 0,001mg/l. Rerata kandungan Cd pada daging ikan bandeng di ketiga stasiun adalah 0,01mg/l, masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan SNI 7287:2009 yakni sebesar 0,1 mg/kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cd pada air tambak Tapak melebihi ambang batas yang sudah ditentukan, namun kandungan Cd pada ikan bandeng masih berada di bawah ambang batas. Meskipun demikian, perlu diwaspadai keberadaan logam berat Cd karena logam berat bersifat toksik dan akumulatif.District Tapak is an estuary of Tapak river which most of the area is formed of milk fish aqua farming region. Tapak watershed industry growth has affected in Tapak water degradation quality. Due to waste contamination containing heavy metals. It affects the quality of breeding milk fish. This research aims to discover Cadmium (Cd) content both in watershed and milk fish in district Tapak, Semarang. This observational analytic research using comparative analysis, purposive random sampling method. Data analysis method using AAS. Cadmium (Cd) content in Tapak river is <0,004mg/l, the grade is still below the qualification set by PPRI No. 82  year 2001 in the amount of 0,01mg/l. The average Cadmium (Cd) content in Tapak water pond is <0.0045mg/l, the grade has exceeded the limit set by KepMen LH No. 51 year 2004 in the amount of 0,001mg/l. The average Cadmium (Cd) content in fish meat on three stations is <0,01mg/l. The grade is still below the limit set by ISO 7287:2009 in amount of 0,1mg/kg. The conclusion of the research is Cadmium (Cd) content in Tapak water pond exceed the limit of the terms. However, Cadmium (Cd) content within the milk fish is below the limit of the terms, yet there should be a wary since Cadmium (Cd) is toxic and bioaccumulative heavy metal.
BIOAKUMULASI KADMIUM PADA IKAN BANDENG DI TAMBAK DUKUH TAPAK SEMARANG Martuti, NKT; Sanjivanie, HA; Ngabekti, S
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 39, No 2 (2016): October 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukuh Tapak merupakan muara dari Sungai Tapak yang sebagian besar wilayahnya berupa pertambakan ikan bandeng. Berkembangnya industri di daerah aliran sungai (DAS) Tapak, mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas perairan Tapak akibat adanya pencemaran limbah yang mengandung logam berat. Penurunan kualitas perairan tersebut akan mempengaruhi kualitas ikan bandeng yang dipelihara pada tambak-tambak di Dukuh Tapak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Cd dalam air dan ikan bandeng di tambak Dukuh Tapak Semarang. Penelitian bersifat observasional analitik menggunakan analisis komparatif. Analisis kadar Cd menggunakan AAS. Kandungan Cd pada air Sungai Tapak 0,004mg/l, nilai tersebut masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan PPRI No.82 Tahun 2001 yaitu sebesar 0,01mg/l. Rerata kandungan Cd pada air tambak Tapak 0,0045mg/l, melebihi ambang batas yang ditetapkan KepMen LH No.51 Tahun 2004 yaitu sebesar 0,001mg/l. Rerata kandungan Cd pada daging ikan bandeng di ketiga stasiun adalah 0,01mg/l, masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan SNI 7287:2009 yakni sebesar 0,1 mg/kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cd pada air tambak Tapak melebihi ambang batas yang sudah ditentukan, namun kandungan Cd pada ikan bandeng masih berada di bawah ambang batas. Meskipun demikian, perlu diwaspadai keberadaan logam berat Cd karena logam berat bersifat toksik dan akumulatif.District Tapak is an estuary of Tapak river which most of the area is formed of milk fish aqua farming region. Tapak watershed industry growth has affected in Tapak water degradation quality. Due to waste contamination containing heavy metals. It affects the quality of breeding milk fish. This research aims to discover Cadmium (Cd) content both in watershed and milk fish in district Tapak, Semarang. This observational analytic research using comparative analysis, purposive random sampling method. Data analysis method using AAS. Cadmium (Cd) content in Tapak river is <0,004mg/l, the grade is still below the qualification set by PPRI No. 82  year 2001 in the amount of 0,01mg/l. The average Cadmium (Cd) content in Tapak water pond is <0.0045mg/l, the grade has exceeded the limit set by KepMen LH No. 51 year 2004 in the amount of 0,001mg/l. The average Cadmium (Cd) content in fish meat on three stations is <0,01mg/l. The grade is still below the limit set by ISO 7287:2009 in amount of 0,1mg/kg. The conclusion of the research is Cadmium (Cd) content in Tapak water pond exceed the limit of the terms. However, Cadmium (Cd) content within the milk fish is below the limit of the terms, yet there should be a wary since Cadmium (Cd) is toxic and bioaccumulative heavy metal.
KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN PERANAN RODENTIA DI TPA JATIBARANG SEMARANG Susanto, A; Ngabekti, S
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 37, No 2 (2014): October 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies dan mengetahui peranan ordo Rodentia di TPA Jatibarang Semarang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode perangkap kurungan (trapping) dan peranan ordo Rodentia diketahui dari analisis makanan dalam lambung. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2014. Hasil penelitian menemukan sebanyak enam spesies Rodentia terdiri dari celurut rumah (Suncus murinus), tikus riol (Riol norvegicus), mencit rumah (Mus musculus), tikus rumah (Rattus rattus), tikus wirok (Bandicota indica) dan tikus sawah (Rattus argentiventer). Indeks keanekaragaman spesies rendah (H’=0,5-0,65). Analisis lambung menujukkan bahwa ada empat jenis makanan ordo Rodentia terdiri atas bahan organik, biji-bijian, serangga, dan lain-lain yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat keanekaragaman spesies Rodentia di TPA Jatibarang Semarang tergolong rendah. Peranan ordo Rodentia berperan sebagai detritivor, granivor, dan insektivor.This purpose of this research was to identify the species biodiversity and to find the role of Rodentia in TPA Jatibarang Semarang. This research was conducted using trap method and the stomach of the captured animals was analyzed to determine their role. This research period was September-October 2014. The research found six species of Rodentia, namely house shrew (Suncus murinus), riol rat (Rattus norvegicus), house mouse (Mus musculus), house rat (Rattus rattus), bandicoot rat (Bandicota indica) and field mouse (Rattus argentiventer). The diversity index is relatively low (H’=0.5-0.65). Stomach analysis showed that there were four kind Rodentia diet and were dominated by material organic, seeds, insects, and other unidentified material. It was concluded that the level of diversity spesies Rodentia in TPA Jatibarang Semarang is low. The species in ordo Rodentia has role as detritivore, granivore, and insectivore.
KOEFISIEN SAPROBIK PLANKTON DI PERAIRAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Awaludin, AS; Dewi, NK; Ngabekti, S
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Embung Universitas Negeri Semarang dibangun dengan tujuan sebagai tempat penampungan air hujan dan penyerapan air di Universitas Negeri Semarang dan mempunyai kapasitas penampungan air 5.000 m3. Keberadaan embung tersebut menciptakan suatu ekosistem baru yaitu tempat hidup ikan-ikan di dalamnya. Saprobitas perairan digunakan untuk mengetahui keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan bahan organik dalam suatu  perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan spesies dari organisme di dalam perairan tersebut. Plankton dapat digunakan sebagai bioindikator perairan karena memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap adanya pencemaran. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran dari (stasiun satu sampai sembilan), pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa jumlah jenis spesies plankton yang ditemukan pada penelitian ini kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun satu sampai sampai sembilan didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,4 s/d 0,9. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Embung Universitas Negeri Semarang berada dalam kondisi tercemar ringan sampai dengan sedang.Universitas Negeri Semarang Reservoir was constructed for the purpose as rain water reservoirs and water absorption in Universitas Negeri Semarang and has a water storage capacity of 5,000 cubic meters. The existence of such ponds are creating a new ecosystem where fish live in it. Saprobic waters are used to determine the state of water quality resulting from the addition of organic material in a body of water that is usually the indicator is the number and composition of species of organisms in these waters. Plankton can be used as bio indicator of water because it has a high level of sensitivity to the presence of contamination. This study design was used to discover the survey method, in which the determination of sampling stations with purposive sampling. Placement of the station is based on estimates of pollutant loads and activity contained along the flow of the (station one through nine), sampling is done 3 times with an interval of 2 weeks. The data in this research is quantitative data such as the number of plankton species found in this study is then interpreted on the relationship between the coefficient table saprobic waters with the level of water pollution. Based on the calculation and analysis of the value of the coefficient saprobic from one station up to nine saprobic plankton coefficient values obtained ranged from -0.4 s / d 0.9. Based on the criteria of pollution levels indicate that Reservoir Universitas Negeri Semarang in a state of mild to moderate polluted.