NK Dewi
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PAPARAN SENG DI PERAIRAN KALIGARANG TERHADAP EKSPRESI Zn-THIONEIN DAN KONSENTRASI SENG PADA HATI IKAN MAS Dewi, NK; Perdhana, FF; Yuniastuti, A
Jurnal MIPA Vol 35, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui paparan seng (Zn) di perairan Kaligarang terhadapekspresi Znthioneindan konsentrasi seng pada hati ikan mas (Cyprinus carpio ). Sebanyak200 ekor ikan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 100 ekor.Kelompok kontrol dipelihara di kolam ikan di Balai Benih Ikan Kabupaten Semarang,sedangkan kelompok perlakuan dipelihara pada karamba jaring apung di bagian hilirsungai Kaligarang. Setiap minggu sampel ikan diambil masing-masing lima ekor darikedua kelompok secara acak untuk diambil organ hatinya dan dianalisis konsentrasi sengdan Znthionein.Ikan pada kedua kelompok dipelihara hingga Znthioneinmuncul pada hatiikan. Metallothionein diisolasi dari hati ikan dan dianalisis menggunakan metode HighPerformanceLiquid Chromatography, dengan larutan standar seng. Setiap satu minggu sekali,konsentrasi seng terlarut pada sampel air dari kedua kelompok diukur dengan metodeAtomic Absorption Spectroscopy hingga Znthioneinmuncul. Hasil penelitian menunjukkanbahwa konsentrasi seng yang terlarut dalam air sungai Kaligarang adalah 0,078 mg/l, lebihtinggi dari nilai baku mutu air kelas I (0,05 mg/l). Rata-rata konsentrasi seng yangterabsorbi oleh hati ikan mas pada minggu ke-6 adalah 0,025868 mg/l, lebih rendah daribatas maksimum cemaran seng (100 mg/kg). Rata-rata konsentrasi seng pada hati ikansebesar 0,025868 μg/g dapat menginduksi munculnya Znthioneinpada hati ikan mas yanghidup di perairan Kaligarang pada minggu ke-6 perlakuan.  
AKUMULASI KROMIUM (Cr) PADA DAGING IKAN NILA MERAH (Oreochromis ssp.) DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA Handayani, RI; Dewi, NK; Priyono, B
Jurnal MIPA Vol 37, No 2 (2014): October 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni  sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people’s needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish.
PAPARAN SENG DI PERAIRAN KALIGARANG TERHADAP EKSPRESI Zn-THIONEIN DAN KONSENTRASI SENG PADA HATI IKAN MAS Dewi, NK; Perdhana, FF; Yuniastuti, A
Jurnal MIPA Vol 35, No 2 (2012): October 2012
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui paparan seng (Zn) di perairan Kaligarang terhadap ekspresi Zn-thionein dan konsentrasi seng pada hati ikan mas (Cyprinus carpio L). Sebanyak 200 ekor ikan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 100 ekor. Kelompok kontrol dipelihara di kolam ikan di Balai Benih Ikan Kabupaten Semarang, sedangkan kelompok perlakuan dipelihara pada karamba jaring apung di bagian hilir sungai Kaligarang. Setiap minggu sampel ikan diambil masing-masing lima ekor dari kedua kelompok secara acak untuk diambil organ hatinya dan dianalisis konsentrasi seng dan Zn-thionein. Ikan pada kedua kelompok dipelihara hingga Zn-thionein muncul pada hati ikan. Metallothionein diisolasi dari hati ikan dan dianalisis menggunakan metode High-Performance Liquid Chromatography, dengan larutan standar seng. Setiap satu minggu sekali, konsentrasi seng terlarut pada sampel air dari kedua kelompok diukur dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy hingga Zn-thionein muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi seng yang terlarut dalam air sungai Kaligarang adalah 0,078 mg/l, lebih tinggi dari nilai baku mutu air kelas I (0,05 mg/l). Rata-rata konsentrasi seng yang terabsorbi oleh hati ikan mas pada minggu ke-6 adalah 0,025868 mg/l, lebih rendah dari batas maksimum cemaran seng (100 mg/kg). Rata-rata konsentrasi seng pada hati ikan sebesar 0,025868 µg/g dapat menginduksi munculnya Zn-thionein pada hati ikan mas yang hidup di perairan Kaligarang pada minggu ke-6 perlakuan. The research aims to find concentration of dissolved zinc in the water of Kaligarang River and absorbed zinc concentration inside the liver of carp, also to analyze zinc exposure in Kaligarang River toward Zn-thionein induction inside the liver of carp. The concentration of dissolved zinc was measured using Atomic Absorption Spectroscopy method until Zn-thionein emerges. Metallothionein was isolated from the liver of carp and analyzed using High-Performance Liquid Chromatography method, with the standard solution of zinc. The zinc concentration in the water from control group of 0 mg/l, while zinc concentration in the water from Kaligarang River of 0,078 mg/l. Zn-thionein does not emerge at both groups until the fifth week of treatment. Zn-thionein emerge at treatment group in the sixth week with an average concentration inside the liver of carp of 0,025868 µg/g. The result of t-test for zinc concentration inside the liver of carp from treatment group is significantly higher than control group. The concentration of dissolved zinc of 0,078 mg/l (higher than the Threshold Limit Values). The average zinc concentration inside the liver of carp of 0,025868 µg/g (lower than the permitted maximum value) was able to induce the emergence of Zn-thionein at the sixth week of treatment.
KOEFISIEN SAPROBIK PLANKTON DI PERAIRAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Awaludin, AS; Dewi, NK; Ngabekti, S
Jurnal MIPA Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Embung Universitas Negeri Semarang dibangun dengan tujuan sebagai tempat penampungan air hujan dan penyerapan air di Universitas Negeri Semarang dan mempunyai kapasitas penampungan air 5.000 m3. Keberadaan embung tersebut menciptakan suatu ekosistem baru yaitu tempat hidup ikan-ikan di dalamnya. Saprobitas perairan digunakan untuk mengetahui keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan bahan organik dalam suatu  perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan spesies dari organisme di dalam perairan tersebut. Plankton dapat digunakan sebagai bioindikator perairan karena memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap adanya pencemaran. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran dari (stasiun satu sampai sembilan), pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa jumlah jenis spesies plankton yang ditemukan pada penelitian ini kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun satu sampai sampai sembilan didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,4 s/d 0,9. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Embung Universitas Negeri Semarang berada dalam kondisi tercemar ringan sampai dengan sedang.Universitas Negeri Semarang Reservoir was constructed for the purpose as rain water reservoirs and water absorption in Universitas Negeri Semarang and has a water storage capacity of 5,000 cubic meters. The existence of such ponds are creating a new ecosystem where fish live in it. Saprobic waters are used to determine the state of water quality resulting from the addition of organic material in a body of water that is usually the indicator is the number and composition of species of organisms in these waters. Plankton can be used as bio indicator of water because it has a high level of sensitivity to the presence of contamination. This study design was used to discover the survey method, in which the determination of sampling stations with purposive sampling. Placement of the station is based on estimates of pollutant loads and activity contained along the flow of the (station one through nine), sampling is done 3 times with an interval of 2 weeks. The data in this research is quantitative data such as the number of plankton species found in this study is then interpreted on the relationship between the coefficient table saprobic waters with the level of water pollution. Based on the calculation and analysis of the value of the coefficient saprobic from one station up to nine saprobic plankton coefficient values obtained ranged from -0.4 s / d 0.9. Based on the criteria of pollution levels indicate that Reservoir Universitas Negeri Semarang in a state of mild to moderate polluted.
PAPARAN SENG DI PERAIRAN KALIGARANG TERHADAP EKSPRESI Zn-THIONEIN DAN KONSENTRASI SENG PADA HATI IKAN MAS Dewi, NK; Perdhana, FF; Yuniastuti, A
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 35, No 2 (2012): October 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui paparan seng (Zn) di perairan Kaligarang terhadap ekspresi Zn-thionein dan konsentrasi seng pada hati ikan mas (Cyprinus carpio L). Sebanyak 200 ekor ikan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 100 ekor. Kelompok kontrol dipelihara di kolam ikan di Balai Benih Ikan Kabupaten Semarang, sedangkan kelompok perlakuan dipelihara pada karamba jaring apung di bagian hilir sungai Kaligarang. Setiap minggu sampel ikan diambil masing-masing lima ekor dari kedua kelompok secara acak untuk diambil organ hatinya dan dianalisis konsentrasi seng dan Zn-thionein. Ikan pada kedua kelompok dipelihara hingga Zn-thionein muncul pada hati ikan. Metallothionein diisolasi dari hati ikan dan dianalisis menggunakan metode High-Performance Liquid Chromatography, dengan larutan standar seng. Setiap satu minggu sekali, konsentrasi seng terlarut pada sampel air dari kedua kelompok diukur dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy hingga Zn-thionein muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi seng yang terlarut dalam air sungai Kaligarang adalah 0,078 mg/l, lebih tinggi dari nilai baku mutu air kelas I (0,05 mg/l). Rata-rata konsentrasi seng yang terabsorbi oleh hati ikan mas pada minggu ke-6 adalah 0,025868 mg/l, lebih rendah dari batas maksimum cemaran seng (100 mg/kg). Rata-rata konsentrasi seng pada hati ikan sebesar 0,025868 µg/g dapat menginduksi munculnya Zn-thionein pada hati ikan mas yang hidup di perairan Kaligarang pada minggu ke-6 perlakuan. The research aims to find concentration of dissolved zinc in the water of Kaligarang River and absorbed zinc concentration inside the liver of carp, also to analyze zinc exposure in Kaligarang River toward Zn-thionein induction inside the liver of carp. The concentration of dissolved zinc was measured using Atomic Absorption Spectroscopy method until Zn-thionein emerges. Metallothionein was isolated from the liver of carp and analyzed using High-Performance Liquid Chromatography method, with the standard solution of zinc. The zinc concentration in the water from control group of 0 mg/l, while zinc concentration in the water from Kaligarang River of 0,078 mg/l. Zn-thionein does not emerge at both groups until the fifth week of treatment. Zn-thionein emerge at treatment group in the sixth week with an average concentration inside the liver of carp of 0,025868 µg/g. The result of t-test for zinc concentration inside the liver of carp from treatment group is significantly higher than control group. The concentration of dissolved zinc of 0,078 mg/l (higher than the Threshold Limit Values). The average zinc concentration inside the liver of carp of 0,025868 µg/g (lower than the permitted maximum value) was able to induce the emergence of Zn-thionein at the sixth week of treatment.
AKUMULASI KROMIUM (Cr) PADA DAGING IKAN NILA MERAH (Oreochromis ssp.) DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA Handayani, RI; Dewi, NK; Priyono, B
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 37, No 2 (2014): October 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni  sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people’s needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish.
KOEFISIEN SAPROBIK PLANKTON DI PERAIRAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Awaludin, AS; Dewi, NK; Ngabekti, S
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Embung Universitas Negeri Semarang dibangun dengan tujuan sebagai tempat penampungan air hujan dan penyerapan air di Universitas Negeri Semarang dan mempunyai kapasitas penampungan air 5.000 m3. Keberadaan embung tersebut menciptakan suatu ekosistem baru yaitu tempat hidup ikan-ikan di dalamnya. Saprobitas perairan digunakan untuk mengetahui keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan bahan organik dalam suatu  perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan spesies dari organisme di dalam perairan tersebut. Plankton dapat digunakan sebagai bioindikator perairan karena memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap adanya pencemaran. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran dari (stasiun satu sampai sembilan), pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa jumlah jenis spesies plankton yang ditemukan pada penelitian ini kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun satu sampai sampai sembilan didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,4 s/d 0,9. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Embung Universitas Negeri Semarang berada dalam kondisi tercemar ringan sampai dengan sedang.Universitas Negeri Semarang Reservoir was constructed for the purpose as rain water reservoirs and water absorption in Universitas Negeri Semarang and has a water storage capacity of 5,000 cubic meters. The existence of such ponds are creating a new ecosystem where fish live in it. Saprobic waters are used to determine the state of water quality resulting from the addition of organic material in a body of water that is usually the indicator is the number and composition of species of organisms in these waters. Plankton can be used as bio indicator of water because it has a high level of sensitivity to the presence of contamination. This study design was used to discover the survey method, in which the determination of sampling stations with purposive sampling. Placement of the station is based on estimates of pollutant loads and activity contained along the flow of the (station one through nine), sampling is done 3 times with an interval of 2 weeks. The data in this research is quantitative data such as the number of plankton species found in this study is then interpreted on the relationship between the coefficient table saprobic waters with the level of water pollution. Based on the calculation and analysis of the value of the coefficient saprobic from one station up to nine saprobic plankton coefficient values obtained ranged from -0.4 s / d 0.9. Based on the criteria of pollution levels indicate that Reservoir Universitas Negeri Semarang in a state of mild to moderate polluted.