Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PASIR SUNGAI SEBAGAI AGREGRAT HALUS UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS LAPIS ASPAL BETON (ASPHALT CONCRETE - BINDER COARSE) Yanuar, Khairil; ., Surat; ., Ruspiansyah
POROS TEKNIK Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalimantan Selatan merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, diantaranya adalah material untuk perkerasan lentur. Namun saat ini hanya beberapa quary yang berhasil dimanfaatkan sehingga perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mencari qua-ry-quary baru yang mampu menyediakan material untuk perkerasan jalan. Desa Mangkauk yang terletak di Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar merupakan sa-lah satu penghasil pasir alam yang ditambang dari Sungai Mangkauk. Namun sampai sa-at ini, pasir tersebut belum digunakan untuk campuran aspal panas dan belum terdapat penelitian mengenai penggunaan pasir tersebut untuk bahan campuran aspal panas.Tujuan penelitian ini adalah (a) menentukan karakteristik pasir dari Sungai Mangkauk, (b) menentukan komposisi material penyusun campuran aspal panas apabila pasir dari Su-ngai Mangkauk digunakan sebagai agregat halus, dan (c) mengetahui karakteristik sifat campuran aspal panas.Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat kasar (ukuran 3/4” dan 3/8”) dan abu batu hasil produksi PT Jati Baru Quari Bentok, agregat halus (pasir) dari Sungai Mangkauk, bahan pengikat aspal produksi shell, dan semen. Sedangkan standar yang digunakan adalah Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasir Sungai Mangkauk memiliki karakteristik yang memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010. Banyaknya pasir yang digunakan dalam campuran tidak melebihi 7.5%. Komposisi material apabila digu-nakan pasir Sungai Mangkauk sebagai agregat halus adalah: (a) pasir (0%), agregat kasar-CA (25%), agregat kasar-MA (27%), bahan pengisi (46%), bahan pengikat (2%); dan (b) pasir (5%), agregat kasar-CA (25%), agregat kasar-MA (27%), bahan pengisi (41%), dan bahan pengikat (2%). Sedangkan karakteristik campuran aspal panas untuk variasi pasir tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi.
STUDI PASIR SUNGAI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA LASTON PERMUKAAN (ASPHALTIC CONCRETEWEARING COURSE, AC-WC) ., Surat; ., Yasruddin
POROS TEKNIK Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi perkerasan jalan lentur Laston permukaan (Asphaltic Concrete-WearingCourse, AC-WC) harus memiliki sifat-sifat, kuat memikul beban lalu lintas, keawetan tinggi,kedap air, permukaan rata tahan aus dan kekesatan yang cukup. Bahan campuran Lastonpermukaan (AC-WC) terdiri dari fraksi agregat kasar, medium, halus, filler dan bahanpengikat menggunakan aspal. Agregat fraksi halus terdiri dari kombinasi batu pecah danpasir sungai. Deposit pasir sungai cukup banyak. Pasir sungai mempunyai kualitas baik,didapat gradasi dan berat jenis yang bervariasi. Batu pecah dari quary Gunung Martadahdan pasir sungai dari Sungai Awang Bangkal, Sungai Rantau, Sungai Pengaron dan SungaiBarito.Penelitian menggunakan material batu pecah quary Gunung Martadah B denganproporsi fraksi agregat kasar 18%, fraksi agregat medium 40%, fraksi agregat halus 30%,pasir sungai10%, filler menggunakan semen portland 2%. Proporsi pasir sungai disamakansebesar 10%, (Sungai Awang Bangkal atau Sungai Rantau atau Sungai Pengaron atauSungai Barito). Gradasi agregat gabungan mendekati kurva Fuller, persen lolos saringanNo.100 dan No.200 mendekati batas bawah spesifikasi untuk Laston Permukaan (AC-WC)gradasi kasar.Dengan berat jenis semakin besar nilai kepadatan campuran makin besar padagradasi, kadar aspal dan enerji pemadatan yang sama. Nilai kepadatan dipengaruhi olehgradasi, kadar aspal, berat jenis agregat dan enerji untuk memadatkan. Semakin tinggikepadatan (density) maka nilai VIM, VMA lebih rendah dan sebaliknya VFB tinggi didapatstabilitas dan durabilitas tinggi.Pengujian Marshall dengan perendaman selama 24 jam dan60°C untuk material batu pecah Gunung Martadah B dan pasir sungai (Sungai AwangBangkal atau Sungai Rantau atau Sungai Pengaron atau Sungai Barito) pada campuranLaston permukaan (AC-WC) diperoleh niliai stabilitas Marshall sisa lebih besar dari 90persen sehingga dinyatakan memenuhi persyaratan.
PENGUJIAN KADAR ASPAL CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN METODE EKSTRAKSI ., Surat
INTEKNA Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar aspal adalah kandungan aspal dinyatakan dalam  prosen teradap campuran, ba-han aspal merupakan pengikat agregat sehingga terbentuk beton aspal.Beton aspal ada-lah beton terdiri dari agregat berupa batu pecah dengan gradasi memenuhi syarat spe-sifikasi ,dicampur pada suhu tertentu dengan aspal dipadatkan disebut beton aspal cam-puran panas (hot mix ).Beton aspal merupakan sruktur Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) pada lapisan per-mukaan  dinamakan Lapis Tipis Beton Aspal dari jenis HRS-WC atau AC-WC pada lapis pondasi dinamakan Lapis Beton Aspal jenis campuran HRS-Base atau AC-BC dan AC-Base.Metoda pemisahan aspal dengan agregat dari campuran beton aspal dengan metode Reflux Extraktor adalah campuran beton aspal kondisi curah dilarutkan dengan bahan pelarut aspal three clore ethelyn dengan cara pencucian jernih,sehingga bahan aspal de-ngan agregat terpisah.Kadar aspal adalah (berat campuran aspal awal dikurangi berat agregat) dibagi dengan berat campuran awal dinyatakan dalam persen .Hasil pengamat-an jenis HRS-Base, jumlah data sebanyak 6 (enam) buah didapat rentang kadar aspal 6,13% s/d 6,29% dengan kadar aspal yang direncanakan 6,3%,berada dibawah kadar aspal rencana ,tetapi masih dalam batas toleransi..
PENENTUAN NILAI CBR DENGAN VARIASI GRADASI BATAS BAWAH TERHADAP BATAS TENGAH PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A Norhadi, Ahmad; ., Surat; ., Ilhami
POROS TEKNIK Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis Pondasi Agregat mempunyai peranan yang sangat penting pada perkerasan jalan.Salah satu tipe material perkerasan jalan adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang mempunyai persyaratan spesifikasi yang harus dipenuhi sebelum penghamparan atau pemadatan dilapangan, sebelum dilakukan penghamparan dilapangan material harus diuji Laboratorium untuk memenuhi persyaratan Lapis Pondasi Agregat Kelas A tersebut.Penentuan nilai berat volume kering maksimum (?d maks.) dan kadar air optimum (w opt.) dilakukan pengujian pemadatan di Laboratorium berdasarkan SNI 1743 : 2008 dan selanjutnya untuk mendapatkan nilai CBR dilakukan pengujian CBR Laboratorium berdasarkan SNI 1744 : 2012Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai CBR design untuk gradasi Batas Bawah sebesar 100 %, kepadatan kering maksimum sebesar 2,135 g/cm3dan kadar air optimum 6,5 %, nilai CBR design gradasi Batas Tengah 110 %, kepadatan kering maksimum 2,160 g/cm3 kadar air optimum 7,0%. Lapis Pondasi Agregat Kelas A dengan gradasi Batas Tengah didapat nilai CBR lebih besar dibandingkan gradasi Batas Bawah
PENGUJIAN KADAR ASPAL CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN METODE EKSTRAKSI ., Surat
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 1 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PASIR SUNGAI SEBAGAI AGREGRAT HALUS UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS LAPIS ASPAL BETON (ASPHALT CONCRETE - BINDER COARSE) Yanuar, Khairil; ., Surat; ., Ruspiansyah
POROS TEKNIK Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract