Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RANCANG BANGUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DENGAN PENGENDALI PLC SEBAGAI ALAT TENUN MEKATRONIKA Wartiono, Totok; -, Wiyono; Nusantara, AEB.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang Teknik dan Rekayasa The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.712 KB)

Abstract

Design of handloom with PLC controllers aims to optimize the process of manufacture woven fabrics in small industry in the district. Sukoharjo. The main problems experienced by users is the length of time handloom woven fabric production as a result of the movement still manually using hands and feet. PLC function replaces lade movements, stamping, and rolling the fabric using a piston. Air from the high pressure compressor reduced pressure once the water vapor content of the regulator. PLC programmable valve connected to direct air into each cylinder active. The program structure adapted to the construction of woven fabric. Handloom operation simply by pressing a button that is not required excessive time and energy. The design of equipment include: PLC Amron 20 AC, pneumatic cylinders; Single valve 24; Speed control; Red Switch DC 24 V and 3 pushbutton switches; 6mm hose;Naple; Regulators; Compressor 1PK; Handloom and thread. Results Design of handloom with the addition of PLC controllers generate 40 meters per day of production before the design is 20 meters per day with one operator, so there was an increase of 50 percent from the prior design and build. The advantage is flexible, the change and error correction easy, visual observation, speed of operation, safety, the addition a series of quick, simple control system components, reprogramming fast, high efficiency, the amount of production increases as woven fabric qualityisbetter.Keywords: handloom, thread, PLC, Pneumatic Cylinder, Compressor.
Pelatihan Eco-Print Kain Kapas/Cotton Pada Siswa SMK Tekstil Pedan Subiyati, Subiyati; Rosyida, Ainur; Wartiono, Totok
Abdi Masya Vol 1 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i2.124

Abstract

Ecoprint dapat didefinisikan sebagai Teknik pewarnaan kain yang cukup sederhana namun dapat menciptakan visual yang sangat menarik, unik dan eksklusif. Prinsip pembuatannya yakni melalui kontak langsung antara daun, bunga atau batang yang mengandung pigmen warna dengan bahan tekstil yang terbuat dari serat alam. Urutan proses pengerjaan meliputi persiapan bahan yang artinya kain siap diwarna. Pengerjaan ecoprint dilakukan dengan menggunakan metode pounding dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Membentangkan kain kapas putih di atas koran agar tidak kotor. 2. Meletakkan bunga atau daun sebagai bahan pewarna. 3. Pukul pukul bunga atau daun yang sudah ditata menggunakan palu. 3. Bunga atau daun yang sudah mengeluarkan pigmen dibiarkan sampai kering. 4. Bunga atau daun dilepas dan difiksasi menggunakan tawas.
RANCANG BANGUN MESIN PERONTOK PADI DENGAN SISTEM PENYARING JERAMI BERPENGGERAK MOTOR BENSIN UNTUK UKM DI KECAMATAN PRACIMANTORO Sriyanto, Sriyanto; Wartiono, Totok; Kristiawan , Y. Yulianto; Zainuri, Ihsan; Pratama, Adam Valentino Okky
Abdi Masya Vol 4 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v4i2.269

Abstract

Kegiatan pasca panen yang dilakukan petani salah satunya perontokan padi yaitu pemisahan butir padi dari tangkainya. Begitu juga yang dilakukan UKM Sidomukti yang berada di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Proses pemisahan butir padi dari tangkainya yang dilakukan masih menggunakan alat sederhana yaitu alat perontok padi manual yang terbuat dari papan kayu yang berukuran kecil. Sehingga perontokan padi dilakukan sangat lama dan hasil rontokan padi masih bercampur dengan jerami serta perlu dilakukan penyaringan. Hal ini mengakibatkan proses kerja menjadi lebih lama begitu juga dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasar permasalahan ini penulis berupaya untuk membuat rancang bangun mesin perontok padi dengan ukuran lebih besar, memiliki bagian penyaring dan digerakkan oleh motor dengan kapasitas 5,5 PK. Hasil kerja dari alat perontok ini mampu merontokkan  sebesar 700-800 kg/jam kerja dengan 4 orang operator dibandingkan alat perontok padi yang dijual di pasaran yang mampu merontokkan padi 500-600 kg/jam. Hasil panen padi dengan luas lahan 1 hektar dapat dikerjakan selama satu hari dibanding dengan alat perontok yang dimiliki mitra. Jadi dengan adanya alat perontok padi berpenyaring Jerami berpenggerak motor bensin ini dapat meningkatkan hasil perontokan padi pada mitra dan dapat mengurangi waktu kerja sehingga pengeluran biaya dapat ditekan.