Anwar Sitepu, Anwar
Puslitbang Kesos Kementerian Sosial RI

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Sosio Konsepsia

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SUBSIDI BERAS UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Sitepu, Anwar
Sosio Konsepsia Vol 4, No 2 (2015): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakProgram Raskin yang sudah berlangsung selama 15 tahun hingga saat ini masih belum berjalan optimaldimana, 6 tepat, indikator keberhasilan program belum berhasil dicapai. Tujuan penelitian ini adalah: (1)mengevaluasiapai implementasi kebijakan/program subsidi beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah;(2) menganalisis fungsi perlindungan sosial Program Subsidi Beras bagi Masyarakat BerpenghasilanRendah dan (3) mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam implementasi Program. Pengumpulan datadilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan September 2014. Sumber informasi adalah TimKoordinasi Raskin dan Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat serta tokoh setempat. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa implementasi kebijakan/program Subsidi beras bagi masyarakat berpenghasilan rendahbelum dilakukan dengan konsisten. Penerima raskin bukan hanya ruta yang terdaftar dalam BDT. Jumlahraskin yang diterima kurang dari 15 kilogram. Harga tebus lebih mahal dari yang ditetapkan Rp.1.600 perkilogram; Program Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah belum berfungsi secara optimalsebagai perlindungan sosial. Kendala yang dihadapi adalah: (1) Data dalam BDT tidak seluruhnya akurat,terjadi exclusion error dan inclusion error. Musdes/Muskel sebagai mekanisme pemutahiran data tidakcukup efektif. Akibatnya sebagian Raskin salah sasaran. (2) Tim Koordinasi Pelaksana (Tikorlak) Raskinbelum efektif bekerja menyelesaikan permasalah yang muncul; (3) Secara nasional alokasi anggaran untuksubsidi beras belum memadai untuk meng-cover seluruh ruta miskin dan rentan dan untuk memenuhikebutuhan minimal.Kata Kunci : kebijakan, raskin, subsidi, perlindungan sosial.
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN Sitepu, Anwar; Nainggolan, Togiaratua
Sosio Konsepsia Vol 8, No 2 (2019): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v8i2.1628

Abstract

Sesuai amanat UU RI. Nomor 13 Tahun 2011, semua pihak penyelenggara program penanganan fakir miskin wajib menggunakan data terpadu (disebut DT PPFM). Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan DT PPFM secara luas, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, sudah melakukan beberapa kegiatan (sosialisasi, koordinasi dan penerbitan regulasi). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana pengelolaan DT PPFM dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota; (2) Mengetahui sejauh mana pemerintah daerah Kabupaten/ Kota sudah memanfaatkan DT PPFM; dan (3) Mengidentifikasi kendala pemanfaatan DT PPFM oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Penelitian dilakukan di 4 kabupaten/kota, yaitu: Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara), Kota Semarang (Jawa Tengah), Kabupaten Kubu Raya (Kaimantan Barat), Kota Palu (Sulawesi Tengah). Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Informasi digali dengan teknik wawancara, didukung dengan focuss group discussion dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengelolaan DT PPFM oleh pemerintah daerah belum dilakukan secara profesional; (2) pemanfaatan DT PPFM masih sangat terbatas. Kendala utama pengelolaan data adalah: (1) keterbatasan sumberdaya dan (2) belum memiliki landasan hukum. Sedangkan kendala pemanfaatan adalah: (1) Rendahnya pengetahuan OPD atas DT PPFM dan UU Nomor 13/2011 yang mewajibkan semua pihak yang melakukan penanganan fakir miskin menggunakan data yang sama; (2) Kelembagaan dan pengelolaan DT PPFM yang belum profesional; (3) Persepsi terhadap DT PPFM yang belum sepenuhnya positif. Kata kunci: Pengelolaan, Pemanfaatan, Data Terpadu, dan Fakir Miskin  
Fenomena Rentenir: Studi Eksploratori di Kabupaten Bekasi dan Sekitarnya Sitepu, Anwar
Sosio Konsepsia Vol 10, No 1 (2020): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v10i1.2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mendiskripsikan eksistensi fenomena rentenir di wilayah Desa Pahlawan Setia. Tarumajaya, Kabupaten Bekasi dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan studi dokumen. Wawancara dilakukan terhadap 30 orang informan yang dipilih secara acak yang tersebar dibeberapa tempat. Studi dokumen dilakukan atas berita yang dimuat dimedia on line, pencarian dilakukan dengan menggunakan mesin pencari google. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentenir sebagai suatu fenomena sosial dapat ditemukan eksistensinya di  wilayah Kabupaten Bekasi, maupun di wilayah lain di sekitarnya. Hampir semua informan mengetahui keberadaan rentenir di wilayahnya. Mereka bahkan ikut  terlibat sebagai peminjam atau pelaku. Sistemnya sedikit bervariasi akan tetapi pada intinya serupa meminjamkan uang kepada orang yang memerlukan dengan biaya bunga tinggi atau bahkan sangat tinggi. Studi dokumen atas berita di media on line menguatkan temuan dari data primer. Berdasar data skunder diketahui bahwa fenomena rentenir tidak hanya terdapat di Kabupaten Bekasi tetapi juga di wilayah lain yang lebih luas, hingga ke Kabupaten Karawang, Kota Bandung dan Jawa Tengah. Data skunder dari media sosial juga mengungkapkan bahwa rentenir juga sudah beroperasi secara on line dalam bentuk yang biasa disebut fintech (financial technology). Rentenir on line ini pada dasarnya serupa dengan rentenir konvensional, yaitu meminjamkan uang kepada orang dengan bunga tinggi atau bahkan sangat tinggi. Rentenir on line bahkan dinilai sangat kejam karena memberi pinjaman dengan relatif sangat mudah, tidak perlu tatap muka, pinjaman langsung cair. Namun apabila terlambat membayar, penagihan dilakukan terus menerus tanpa kenal waktu dengan bahasa yang cenderung selalu sangat memojokkan, menghina, hingga dirasakan peminjam sebagai teror. Secara keseluruhan temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat memerlukan sarana pinjaman mudah dan cepat meskipun harus menanggung beban bunga tinggi.