Togiaratua Nainggolan, Togiaratua
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kemensos RI

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

WARIA DAN PERSOALAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Nainggolan, Togiaratua
Sosio Informa Vol 19, No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted in order to describe the existence of transvestites and efforts to fulfill their human rights in Indonesia . Discussion with descriptive analysis of the qualitative data collected through library and documentation. The results indicate that efforts to fulfill transgender rights carried out internally and externally. Internally committed by transvestites, both individuals and groups through the organization. Externally conducted by other parties outside the transsexual, who made efforts to uphold human rights in general, including transvestites in it. Formally addressing the needs of transgender rights are sufficient, as evidenced by the many legal instruments related to human rights in Indonesia, although none offend transgender. The problem on level of implementation is very weak, leaving many transgenders are victims of human rights violations. For the sake of the effectiveness of efforts to comply with their human rights, transgender should combine efforts to strengthen internal management with external organizations and programs that focus and continuous seeking social support, and dare to take the initiative bring an experienced human rights violations to create momentum and reverberations transgender struggle to uphold their human rights. Regardless of the way in which transsexuals should continue to develop their social functioning and promote or restore a mutually beneficial social interaction between individuals and communities with the transgender community to improve the quality of life together.Keywords: compliance efforts, human rights, shemale.Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan keberadaan waria dan upaya memenuhi hak asasinya di Indonesia. Pembahasan dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif terhadap data yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa upaya pemenuhan hak asasi waria dilakukan secara internal dan eksternal. Secara internal dilakukan sendiri oleh waria, baik individu maupun kelompok melalui organisasi. Secara eksternal dilakukan oleh pihak lain di luar waria, yang melakukan upaya penegakan HAM secara umum termasuk waria di dalamnya. Secara formal upaya pemenuhan kebutuhan hak asasi waria cukup memadai, yang dibuktikan dengan banyaknya instrumen hukum terkait HAM di Indonesia walau tidak satupun menyinggung waria. Persoalananya adalah pada tararan implementasi masih sangat lemah sehingga masih banyak waria menjadi korban pelanggaran HAM. Demi efektivitas upaya pemenuhan hak asasinya, waria sebaiknya menggabungkan upaya internal dengan eksternal dengan memperkuat manajemen organisasi dan program yang fokus dan berkesinabungan, mencari dukungan sosial, dan berani mengambil inisiatif memperkarakan pelanggaran HAM yang dialami untuk menciptakan momentum dan gaung perjuangan waria menegakkan hak asasinya. Apapun cara yang ditempuh waria seyogyanya tetap mengembangkan keberfungsian sosialnya sekaligus mempromosikan atau memulihkan interaksi sosial yang saling menguntungkan antara individu dan komunitas waria dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan bersama.Kata Kunci:upaya pemenuhan, hak asasi manusia, waria.
PERILAKU COPING PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) MENJELANG EXIT PROGRAMDI JAKARTA UTARA Irmayani, Irmayani; Nainggolan, Togiaratua
Sosio Konsepsia Vol 4, No 3 (2015): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku coping penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjelang exit program di wilayah Jakarta Utara pada tahun 2012. Permasalahannya adalah ketika PKH mau diakhiri, bagaimana perilaku copingpenerima PKH? Sejalan dengan permasalahan ini, penelitian dikembangkan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dipilih secara purposif, yaitu penetapan informan berdasarkan kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, FGD, dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sejak awal RTSM sudah memiliki perilaku copingtersendiri dalam mengelola tekanan kebutuhan dan permasalahan dalam dinamika kehidupan keluarga dan atau rumah tangganya. Setiap RTSM senantiasa mengembangkan dua bentuk coping behaviour sekaligus, yaitu problem  focused  copingdan emotion focused coping, hanya saja emotion focused copinglebih dominan. (2) Memasuki program PKH, walaupun tidak merata perilaku coping RTSM mengalami perubahan berupa perkembangan positif. Mereka tetap mengembangkan dua bentuk coping behavior namun lebih berorientasi pada problem focused copingyang lebih rasional. Menjelang exit program emotion focused copingkembali dominan, terutama bagi peserta yang baru mengetahui issue  exit  program. Namun bersamaan dengan berjalannya waktu dan didukung dengan pendampingan, mereka kembali mengembangkan problem focused coping.(3) Ini berarti bahwa coping behaviourRTSM belum stabil. Indikasi ini menandakan ketidaksiapan RTSM untuk exit program. Sehubungan dengan hal ini pihak penyelenggara perlu mempertimbangkan kembali waktu dan cara yang akan ditempuh dalam proses exit programsehingga perilaku copingpeserta lebih berorientasi pada problem focused copingkarena bentuk copingini terlihat lebih siap.
MERUMUSKAN KEMBALI DESAIN PROGRAM RASKIN SEBAGAI PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Nainggolan, Togiaratua
Sosio Informa Vol 1, No 2 (2015): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini mempunyai tujuan untuk merumuskan kembali desain Program Raskin sebagai bagian dari programperlindungan sosial. Kajian dilakukan melalui studi kepustakaan. Hasilnya menunjukkan bahwa perumusanulang desain Program Raskin harus dilakukan dengan memperhatikan aspek substansi dan sekaligus aspekteknis administrasi fasilitatif. dengan mempertahankan konsistensi antara ide dasar, kebijakan, program danimplementasi Program Raskin sebagai perlindungan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaandan Batang Tubuh UUD 1945. Beberapa alternatif desain ulang Program Raskin adalah (1) komoditiberas diganti dengan kartu; (2) menyesuaikan kuota Raskin masing-masing rumah tangga dengan jumlahanggotanya; (3) menambah jumlah peserta program; (4) melanjutkan Program Raskin dengan Anggarandan Pendapatan Belanja Daerah (APBD); (5) menggabungkan Program Raskin dengan Program KeluargaHarapan (PKH); dan (6) mengintegrasikan program perlindungan sosial secara keseluruhan. Semua pilihanini dapat dilakukan secara optional dan bertahap atau langsung keseluruhan secara simultan.Kata Kunci: desain, Program Raskin, perlindungan sosial.
REVOLUSI MENTAL MENUJU KESERASIAN SOSIAL DI INDONESIA Nainggolan, Togiaratua
Sosio Informa Vol 1, No 3 (2015)
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini membahas peran yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sebagai penyelenggara utama pembangunankesejahteraaan sosial di Indonesia. Khususnya dalam penyelenggaraan Program Keserasian Sosial sebagai saranamelakukan revolusi mental. Pembahasan dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif terhadap data yang dikumpulkanmelalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa keserasian sosial di Indonesia tumbuh danberkembang bersamaan dengan pergerakan kebangsaan Indonesia yang ditandai dengan berdirinya organisasi BudiUtomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sejalan dengan hal iniProgram Keserasian Sosial yang dimotori Kementerian Sosial harus direvitalisasi sebagai kelanjutan dari perjuangankemerdekaan Indonesia. Revitalisasi harus diawali dengan menjadikan Program Keserasian Sosial sebagai revolusimental bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilanjukan dengan merubah fokus pembangunan kesejahteraan sosial kesektor makro dengan menjadikan seluruh warga Negara sebagai sasaran program, bukan hanya kelompok penyandangmasalah kesejahteraan sosial. dengan demikian ukuran dari keserasian sosial harus didasarkan pada nilai-nilai dasarkenegaraan dan kebangsaan Indonesia, yaitu pancasila. Dengan demikian inti dari Program Keserasian Sosial adalahbagaimana meng-internalisasi-kan nilai-nilai Pancasila dalam sikap dan perilaku sosial masyarakat Indonesia.Kata Kunci : keserasian, keserasian sosial, revolusi mental.
ASPEK GENDER DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN Nainggolan, Togiaratua
Sosio Informa Vol 5, No 1 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v5i1.1593

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek gender dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk itu dilakukan pengumpulan data sekunder dan hasil penelitisan yang relevan, untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil kajian  menunjukkan bahwa unit sasaran program ini adalah keluarga. Namun basis intervensinya belum menyentuh seluruh anggota keluarga. Program yang menetapkan kaum ibu sebagai pengurus justru bias gender karena tidak melibatkan suami. Hal yang sama terjadi dalam Forum Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Akibatnya program justru terkesan memperkuat relasi gender yang bersifat asimetrik dan tidak ekual melalui retradisionalisasi gender. Perubahan perilaku menuju kesetaraan dan keadilan gender sebagai bagian dari kesejahteraan sosial keluarga tidak optimal. Sejalan dengan hal ini penyelenggara program hendaknya: (1) konsisten menjadikan keluarga sebagai basis intervensi sejalan dengan nama program. Suami sebagai pemegang otoritas keluarga justru harus dijadikan gerbong perubahan perilaku dengan menciptakan efek pendobrakan menuju kesetaraan dan keadilan gender. (2) Sejalan dengan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dan Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan, perlu menerapkan perspektif baru dalam pelibatan keluarga dalam program  (new perspective for targeting strategies) menjadi basis pasangan suami-istri (to couple-based targeting). Perubahan ini akan menciptakan kebersamaan suami-istri dalam pengelolaan bantuan program sekaligus efek ?conditioning? kesetaraan gender. (3) menyediakan secara khusus modul gender sebagai bahan pembelajaran dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, (4) membekali sekaligus memastikan kategori gender pendamping adalah androgini sehingga fungsi pendasmping sebagai agen perubahan perilaku lebih cepat melakukan transformasi nilai-nilai gender modern. Kata kunci : Gender; Kesetaraan Gender; Program Keluarga Harapan;
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN Sitepu, Anwar; Nainggolan, Togiaratua
Sosio Konsepsia Vol 8, No 2 (2019): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v8i2.1628

Abstract

Sesuai amanat UU RI. Nomor 13 Tahun 2011, semua pihak penyelenggara program penanganan fakir miskin wajib menggunakan data terpadu (disebut DT PPFM). Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan DT PPFM secara luas, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, sudah melakukan beberapa kegiatan (sosialisasi, koordinasi dan penerbitan regulasi). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana pengelolaan DT PPFM dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota; (2) Mengetahui sejauh mana pemerintah daerah Kabupaten/ Kota sudah memanfaatkan DT PPFM; dan (3) Mengidentifikasi kendala pemanfaatan DT PPFM oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Penelitian dilakukan di 4 kabupaten/kota, yaitu: Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara), Kota Semarang (Jawa Tengah), Kabupaten Kubu Raya (Kaimantan Barat), Kota Palu (Sulawesi Tengah). Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Informasi digali dengan teknik wawancara, didukung dengan focuss group discussion dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengelolaan DT PPFM oleh pemerintah daerah belum dilakukan secara profesional; (2) pemanfaatan DT PPFM masih sangat terbatas. Kendala utama pengelolaan data adalah: (1) keterbatasan sumberdaya dan (2) belum memiliki landasan hukum. Sedangkan kendala pemanfaatan adalah: (1) Rendahnya pengetahuan OPD atas DT PPFM dan UU Nomor 13/2011 yang mewajibkan semua pihak yang melakukan penanganan fakir miskin menggunakan data yang sama; (2) Kelembagaan dan pengelolaan DT PPFM yang belum profesional; (3) Persepsi terhadap DT PPFM yang belum sepenuhnya positif. Kata kunci: Pengelolaan, Pemanfaatan, Data Terpadu, dan Fakir Miskin  
UPAYA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM KELUARGA HARAPAN: STUDI DI EMPAT DAERAH DI INDONESIA Nainggolan, Togiaratua; Susantyo, Badrun
Sosio Konsepsia Vol 7, No 1 (2017): Sosio Konsepsia (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v7i1.1104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya agar PKH dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menjadikan pendekatan kuantitatif sebagai penunjang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion. Untuk kebutuhan analisis kuantitatif, digunakan skala BSRI. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui PKH perlu dilakukan re-design berupa inovasi program dalam rangka pengembangan program secara fundamental. Inovasi ini difokuskan  pada 2 hal, yaitu: (1) merespon upaya yang sudah dilakukan tetapi belum optimal; dan (2) melakukan reorientasi program secara mendasar dengan menjadikan PKH sebagai pintu masuk menuju integrasi program perlindungan sosial sekaligus integrasi program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, dengan fokus  memperkuat keberfungsian keluarga miskin secara utuh. Upaya ini diharapkan akan ?memaksa? anggota keluarga berperilaku produktif, bukan kontraproduktif. Sejalan dengan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan agar penyelenggara segera mengambil inisiatif untuk menjadikan PKH sebagai pintu masuk menuju integrasi program perlindungan sosial sekaligus integrasi program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Langkah ini hendaknya diikuti denggan kajian khusus terhadap berbagai produk kebijakan terkait.Kata Kunci : Upaya Percepatan; Kemiskinan; Program Keluarga Harapan AbstractThis study aims to describe the efforts for PKH to accelerate poverty reduction in Indonesia. The research is done by qualitative approach by making quantitative approach as supporting. Technique of data collecting done by observation, interview, and Focus Group Discussion. For the needs of quantitative analysis, the BSRI scale is used. The collected data were analyzed descriptively. The results concluded that to accelerate poverty alleviation through PKH, it is necessary to re-design in the form of program innovation in the framework of fundamentally developing the program. This innovation is focused on 2 things, namely: (1) responding to efforts that have been done but not yet optimal; and (2) fundamentally reorient the program by making PKH a gateway to the integration of social protection programs as well as the integration of poverty reduction programs in Indonesia, with a focus on strengthening the functioning of poor families as a whole. These efforts are expected to "force" family members to behave productively, rather than counterproductive. In line with the above conclusion, this research recommends that organizers immediately take the initiative to make PKH an entrance to the integration of social protection programs as well as integration of poverty reduction programs in Indonesia. This step should be followed by a special review of relevant policy products.Keywords: Acceleration Efforts; Poverty; Family Hope Program
DINAMIKA PSIKOLOGIS PEMANFAATAN DATA TERPADU DALAM PENANGANAN KEMISKINAN DI DELI SERDANG Nainggolan, Togiaratua
Sosio Konsepsia Vol 9, No 1 (2019): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dinamika psikologis pemanfaatan data terpadu untuk penanganan kemiskinan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang-Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu, penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif.  Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam dan Focuss Group Discussion (FGD) terhadap informan dari pengelola data terpadu dan Organisasi Perangkat Daerah pengelola program penanganan kemiskinan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang, untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan dinamika psikologis pemanfaatan data terpadu diawali dengan respon atas penugasan pengelolaan data terpadu oleh pemerintah pusat dalam bentuk respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif. Tiga respon ini berlangsung saling mempengaruhi, namun secara kognitif belum sejalan  untuk saling menguatkan persepsi atau citra positif. Secara afektif belum meyakinkan, hingga secara konatif membatasi pemanfaatan atas data terpadu.
Konformitas Pada Pelaku Agresi Geng Motor Dalam Perspektif Psikologi Kelompok : Studi Kasus Di Kota Cirebon Nainggolan, Togiaratua
Sosio Konsepsia Vol 10, No 1 (2020): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v10i1.2055

Abstract

Sebagai sebuah kelompok, perilaku geng motor sangat meresahkan. Individu dan kelompok saling mempengaruhi hingga conform dalam tindakan agresif.  Penelitian  ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku konformitas pada agresi geng motor di Kota Cirebon. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Informan utama ditentukan secara purposif berdasarkan relevansi dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan agresi geng motor terjadi dalam konteks konformitas. Agresi dilakukan karena tekanan dari geng sebagai kelompok, baik tekanan sosial yang sungguh-sungguh maupun yang dibayangkan saja. Tekanan yang sungguh-sungguh adalah tuntutan loyalitas membela nama baik dan kehormatan geng, sedangkan tekanan sosial yang dibayangkan adalah hukuman yang kelak akan dijalani jika tidak conform dengan kemauan geng. Dinamika konformitas diawali dengan munculnya tekanan sosial  menjadi variabel input yang memicu munculnya agresi yang berinteraksi dengan variabel input lainnya. Untuk itu, anggota geng motor harus disadarkan atas pengaruh tekanan sosial (social pressure) sehingga mampu menolak untuk conform. Sejalan dengan kesimpulan ini, pemerintah  diharapkan mengambil inisiatif melakukan pembinaan secara umum atas geng motor dengan memperjelas status keorganisasian geng motor (misalnya masuk menjadi organisasi sosial  atau kepemudaan). Jika hal ini dilakukan, geng motor diharapkan tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang terkait.  Khusus kepada Dinas Sosial Kota Cirebon, perlu mempertimbangkan untuk memasukkan geng motor sebagai salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sambil melakukan intervensi sosial yang bergerak ke hulu, dengan membina pola asuh keluarga anggota geng motor. Kata kunci : konformitas; agresi; geng motor.