Dosen wanita yang telah menikah dan berkeluarga, mempunyai peran ganda, yaitu peran sebagai dosen dan peran sebagai ibu rumah tangga. Tuntutan peran di satu bidang mengganggu tuntutan peran di bidang lainnya. Kecerdasan emosional dibutuhkan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan menghadapi frustasi sehingga dapat mengatasi emosi negatif yang muncul dan mengurangi terjadinya konflik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dengan konflik peran ganda pada dosen wanita yang sudah berkeluarga. Populasi dalam penelitian ini adalah dosen wanita di Universitas Diponegoro. Sampel penelitian berjumlah 80 orang dosen wanita yang sudah berkeluarga dan minimal memiliki satu orang anak yang diperoleh melalui teknik sampling cluster random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Skala Konflik Peran Ganda (23 aitem; α = 0,836) dan Skala Kecerdasan Emosi (27 aitem; α = 0,868). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan terdapat hubungan negative yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan konflik peran ganda (r = -0,541; p < 0,001). Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap konflik peran ganda sebesar 29,3%. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain sebesar 70,7% yang ikut mempengaruhi konflik peran ganda yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.