Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS BERPINDAH PADA KELAS XII SMAN 3 SEMARANG Febriani, Nada; Widodo, Prasetyo Budi; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal Psikologi Vol 12, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.951 KB) | DOI: 10.14710/jpu.12.2.152-163

Abstract

Purpose of this study was to determine the relationship between quality of school life with student's discipline of moving class at students class XII SMAN 3 Semarang. Quality of school life is students perception about dimensional of school, including student perspective towards their school, the connection with teachers, feeling that student will achieve success in school, the student chance to face future, social integration, and exlporing. Student's discipline is the meaning of their willingness to obey all regulation in their school. The subject of this study was 301 students of moving class at students class XII SMAN 3 Semarang. Cluster random sampling is used. Technique of data collection used the discipline scale (30 aitem valid α=0,915) and the scale of quality of school life (31 aitem valid α=0,925). Based on the analysis of simple regression showed rxy = 0.520 with p=0.000 (p<0.05). This results indicate that the proposed hypothesis, the existance of a relationship between quality of school life with student's discipline of moving class. Positive coefficient correlation value indicate more positive quality of school life, the higher discipline, and vice versa. Effective quality of school life contributes 27.1% on discipline and 72.9 % were influenced by others.Keywords: Student's Discipline, quality of school life, moving class
ANALISIS RASCH DALAM UTRECHT WORK ENGAGEMENT SCALE-9 (UWES-9) VERSI BAHASA INDONESIA Kristiana, Ika Febrian; Fajrianthi, Fajrianthi; Purwono, Urip
Jurnal Psikologi Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.331 KB) | DOI: 10.14710/jp.17.2.204-217

Abstract

Using a scale in different cultural contexts requires an adaptation process for the sake of fair comparison between obtained scores. The 9-item version of Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) has been adapted in various countries but Indonesia. This study aimed to make a scale adaptation of the UWES-9 in Indonesia. A hundred teachers of inclusive schools in Solo, Semarang, Surabaya, and Malang were involved as participants. Data were collected both online and paper-based. Confirmatory Factor Analysis (CFA) and Rasch test were used to analyze the data. Result showed that the UWES-9 had high values of: overall person and item interaction (α= .85); person reliability (= .71); and item reliability (= .95). The person measure value (=1.65 logit) and separation value 1.57 indicated two respondent groups based on the degree of work engagement. The item 5 had outfit value MNSQ > 14, meaning that it was unfit. Some items were found biased toward teaching duration in inclusive school. Internal structure analysis using CFA showed that UWES-9 is a unidimensional instrument with established goodness of fit value (RMSEA = .049; CFI, NFI, & GFI > .95). To conclude, UWES-9 has adequate psychometric properties, so it can be used for research or assessment.
TINGKAT STRES LANSIA DI PANTI WREDHA “PUCANG GADING” SEMARANG Indriana, Yeniar; Kristiana, Ika Febrian; Sonda, Andrewinata A.; Intanirian, Annisa
Jurnal Psikologi Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.437 KB) | DOI: 10.14710/jpu.8.2.87-96

Abstract

Tingkat stres lansia penghuni panti merupakan menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Gambaran mengenai tingkat stres dan faktor-faktor penyebab atau sumber stres bagi lansia di panti akan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pihak-pihak di sekitar lansia untuk membantu mereka menjalani masa tua dengan sukses. Tingkat stres lansia panti diukur dengan asesmen stress yang diadaptasi dari sub bagian asesmen stres yang sudah tervalidasi yaitu Stress Assessment Tools : A self assessment Health Promotion Program Work Life staff Alameda-USA, sub bagian asesmen ke-2 dan ke-3 tentang sumber-sumber stres dan perubahan hidup. Subjek penelitian sejumlah 32 lansia Panti Wredha Pucang Gading Semarang menunjukkan tingkat stres yang tinggi dengan skor di atas 150 dengan 81,25% menunjukkan keluhan berat dan 18,75% menunjukkan keluhan sedang. Faktor-faktor yang menyebabkan stres bagi para lansia Panti Wredha ini dalam urutan 5 besar antara lain : perubahan dalam aktivitas sehari-hari, perubahan dalam perkumpulan keluarga, kematian pasangan, kematian anggota keluarga, dan perubahan dalam pilihan maupun kuantitas olahraga maupun rekreasi, dan perubahan dalam pekerjaan.Kata kunci: lansia, tingkat stress, Stress Assessment ToolsPermalink :
KEBERMAKNAAN HIDUP MANTAN PUNKERS Argo, Abi Risa Bayu; Karyono, Karyono; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal Psikologi Vol 13, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.666 KB) | DOI: 10.14710/jpu.13.1.93-101

Abstract

AbstractThe meaning in life is considered as an essential, truthful, and valuable thing for a person that deserved to be the goals in life. This study aims to describe and understand the meaning in life of ex punkers. A qualitative phenomenological approach was used in this study. Data were collected using depth interview and observation.Two subjects participated in the study and were approached using a typical purposive sampling. Findings showed that the meaning in life of these ex punkers were determined by the life before they joined punk, the life within punk communities, and the life after they left punk communities. From all the process they had gone through, there were similarities within the two subjects. They believed that life should be beneficial to others, one should be willing to share with others and to be respectful to others, and to honor solidarity and caring to others. The meaning in life of both subjects was derived from creative values as well as experiential values.
RELIGIOSITAS, KEBERADAAN PASANGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (SOCIAL WELL BEING) PADA LANSIA BINAAN PMI CABANG SEMARANG Indriana, Yeniar; Desiningrum, Dinie Ratri; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal Psikologi Vol 10, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.877 KB) | DOI: 10.14710/jpu.10.2.184-193

Abstract

Succesfull aging atau memasuki masa tua dengan sukses tentu menjadi dambaan bagi semua individu yang memasuki usia dewasa akhir. Bagaimanapun tua tetap sebagai bagian dari rentang kehidupan individu sehingga tidak ubahnya seperti masa-masa sebelumnya bahwa kesejahteraan juga menjadi impian bagi yang menjalani masa ini. Memasuki masa lansia yang bahagia identik dengan kesiapan untuk menerima segala perubahan dalam aspek-aspek kehidupan. Sosial merupakan salah satu aspek yang mengalami perubahan cukup signifikan pada masa lansia. Banyak lansia yang mampu tetap optimal dalam bidang-bidang sosial dan mencapai kondisi yang dikatakan sejahtera atau dengan kata lain lansia tersebut mencapai kesejahteraan sosial. Kesejahteraan yang dicapai lansia ditengarai dipengaruhi oleh kondisi religiositas dan keberadaan pasangan. Penelitian merupakan penelitian korelasional dan komparasi dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Dalam hal ini adalah hubungan antara religiositas dan kesejahteraan sosial pada lansia binaan PMI Semarang dengan mengkomparasi kelompok lansia yang masih memiliki pasangan hidup dan tidak memiliki pasangan hidup. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi bivariate Kendal dan diperoleh hasil dengan taraf signifikansi 5% keberadaan pasangan hidup berkorelasi negative dengan kesejahteraan sosial sebesar -0,153 dan dengan religiositas sebesar -0,052. Hal ini berarti bahwa keberadaan pasangan tidak meningkatkan kesejahteraan sosial maupun religiositas pada lansia. Hasil lain yang diperoleh dari uji statistic di atas adalah adanya korelasi positif antara religiositas dengan kesejahteraan sosial pada lansia dengan koefisien korelasi sebesar 0,434.Kata kunci : keberadaan pasangan hidup, religiositas, sosial well-beingPermalink : http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2900
PERUKAH MEMBEDAKAN?” PENGALAMAN PENGASUHAN DALAM KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DAN TIPIKAL Kristiana, Ika Febrian
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.649 KB) | DOI: 10.14710/jpu.15.2.108-116

Abstract

Caring for typical and atypical (especially autism spectrum disorder) children is not an easy task for parents. Different approaches were required to meet these two children who have differences in the characteristic of development. This was a phenomenological qualitative study aimed to describe the experience of parents caring of two children (typical and ASD). Data collection was conducted through in-depth interviews and was analyzed using data explication as one of descriptive analysis model in qualitative approach. Subjects consisted of four parents of children with typical and ASD (range from 8-12 years old). The result showed that parents provide a different approach to care for their children were typical and ASD. The decision to give a differential in parenting based on different needs and characteristics of child’s development and the exsistence of supporting system (support from extended family, ex: grandmother). The examples of the differential parenting were 1) dividing the proportion of the role between fathers and mothers, where mothers concentrated on child care for ASD while fathers are more concentrated on typically child assisted by a grandmother or aunty, 2). involving typical children as siblings for ASD children in teaching a variety of developmental tasks to minimize sibling rivalry. Another interesting finding was the family's financial determine the effort of parents in providing education as part of the discharge of duties of care.
“USAHAKU, PILIHAN HATIKU” Sebuah Studi Fenomenologi Tentang Makna Bekerja pada Wanita Wirausahawan Batik di Pekalongan Kusumawati, Tri; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.041 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.15174

Abstract

Peran wanita diidentikkan sebagai ibu rumah tangga, terutama bagi wanita yang telah menikah. Pada era sekarang, tidak sedikit wanita yang telah menikah tetap memutuskan untuk bekerja dengan berbagai alasan, salah satunyaalasan ekonomi. Berwirausaha menjadi salah satu pekerjaan yang dapat dipilih. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman memaknaibekerja pada wanita wirausahawan batik di Pekalongan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang wanita yang telah menikah dan memutuskan untuk berwirausaha batik. Subjek diambil dengan teknik purposive.Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis fenomenologi oleh Smith (2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek memilikipengalaman memaknai bekerja yang berbeda. Subjek 1 memiliki pengalaman memaknai bekerja sebagai upaya penyempurnaan ibadah dalam arti dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga namun jugaberkontribusi membantu perekonomian keluarga, berwirausaha juga menjadi sebuah sarana penuangan ide kreatif dan sarana untuk dapat menjadi sosok mandiri dari segi finansial. Subjek 2 memiliki pengalaman memaknai bekerjasebagai upaya perjuangan hidup hingga pencapaian kesejahteraan hidup, berwirausaha juga menjadi sebuah investasi jangka panjang bagi subjek 2. Subjek 3 memaknai bekerja sebagai upaya mencapai kemandirian finansialsehingga tidak bergantung dengan penghasilan suami. Bagi subjek 3, bekerja menjadi prinsip untuk dapat menghidupi diri sendiri. Pencapaian kesuksesan sebagai wirausahawan batik menjadi sebuah pilihan hati yang tepatbagi ketiga subjek.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SEMARANG Megasari, Intan; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Oktober 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.554 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15426

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Pada ibu dengan anak down syndrome, adanya bentuk perilaku ibu yang menarik diri dari interaksi sosial, menyalahkan diri atas setiap peristiwa yang dialami dan menunjukan pelampiasan emosi negatif terhadap anak akan sangat berpengaruh pada proses perawatan anaknya, untuk itu dukungan sosial suami yang diberikan kepada ibu sangatlah penting dalam meningkatkan penerimaan diri pada ibu. Subjek penelitian ini adalah 51 ibu dengan anak down syndrome di beberapa SLB di Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Instrument penelitian terdiri dari dua skala yaitu Skala Penerimaan Diri Ibu (21 aitem ; α = 0,825 ; rix = 0,25 ) dan Skala Dukungan Sosial Suami (31 aitem α sebesar 0,933 dengan rix = 0,30). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak down syndrome (r = 0,704), dimana dukungan sosial suami memberikan sumbangan sebesar 49,5%.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Emeralda, Gina Nadya; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 (Juli 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.702 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.19744

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar siswa sekolah menengah pertama. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama. Subjek penelitian ini adalah 118 siswa kelas VII dan VIII SMP Mardisiswa I yang berusia 12-15 tahun dan tinggal bersama orang tuanya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah conveniencesampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Dukungan Sosial Orang Tua (25 aitem, α = 0,890) dan Skala Motivasi Belajar (22 aitem, α = 0,862). Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Spearman-Rho dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,556 dengan p=0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara variabel dukungan sosial orang tua dengan variabel motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama, begitu juga sebaliknya.
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA Rachmawati, Alifia Yuli; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 (Oktober 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.765 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7558

Abstract

Kelekatan aman telah dibuktikan berkorelasi dengan keberfungsian di masa mendatang, seperti hubungan individu terhadap orang lain, perkembangan kepribadian, serta masalah-masalah perilaku. Berkembangnya kelekatan aman memungkinkan individu memiliki pandangan yang positif terhadap diri sendiri, termasuk terhadap kemampuan diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kelekatan aman dengan efikasi diri akademik remaja. Pengumpulan data menggunakan Skala Kelekatan Aman yang terdiri dari 40 aitem valid (rxx’ = 0,905) dan Skala Efikasi Diri Akademik yang terdiri dari 28 aitem valid (rxx’ = 0,909). Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Ungaran yang berjumlah 306 siswa. Subjek penelitian berjumlah 175 siswa yang dipilih melalui teknik cluster random sampling. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana, menunjukkan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,425 dengan p=0,000 (p