p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal SELONDING
Sudarno Sudarno
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENAK JINGGA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN MUSIK ETNIS SATYA SANGKARA Ubaid Ijlal Abrar; Sudarno Sudarno
SELONDING Vol 18, No 1 (2022): : Maret 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v18i1.5859

Abstract

Satya Sangkara merupakan sebuah komposisi musik yang bersumber dari kisah tradisi lisan masyarakat banyuwangi akan sosok raja Blambangan yang bergelar Menak Jingga. Karya ini bercerita tentang kehidupan sang raja yang dulunya hanya seorang pemuda desa bernama Jaka Umbaran. Kegigihan dan kesetian terhadap ratu dan rakyat Blambangan yang diolah untuk menjadi dasar penciptaan musik etnis, dengan menguraikan nilai – nilai moral yang terkandung dalam kisah Menak Jinggo untuk dibuat sebagai alur atau bagian dalam komposisi musik etnis. Penciptaan sebuah karya komposisi musik tentu memerlukan metode sabagai landasan guna mewujudkan sebuah bentuk karya seni yang ideal. Pada kesempatan ini metode yang digunakan mengacu pada teori Alma M. Hawkins. Teori ini sering digunakan dalam komposisi karya-karya seni sebelumnya, yang menjadi kitab suci di Jurusan Seni Tari. Namun demikian teori ini bisa diaplikasikan dalam penciptaan musik etnis. Adapun teori penciptaan ini meliputi ekplorasi, improvisasi dan pembantukan atau komposisi. Penyajian komposisi Satya Sangkara menggunakan idiomatik dari etnis Banyuwangi. Instrumen yang digunakan dalam karya ini ialah penggabungan dari tiga genre etnis yaitu Bali, Banyuwangi, dan musik barat. Bentuk penyajian yang ada dalam karya komposisi musik etnis Satya Sangkara mengacu pada kisah hidup Jaka Umbaran atau Menak Jingga, secara garis besar terdapat lima bagian suasana peristiwa dalam karya.
KERONCONG BIRU DALAM PERTUNJUKAN VIRTUAL DI PLATFORM YOUTUBE Tri Prasetyo; Citra Aryandari; Sudarno Sudarno
SELONDING Vol 19, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v19i2.7899

Abstract

Keroncong Biru adalah kelompok Keroncong yang berasal dari Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta sejak tahun 2016. Ia adalah pemuda Katolik St. Maria Assumpta Pakem. Tujuan Keroncong Biru adalah menjadi musik pengiring gereja untuk melestarikan dan memperkenalkan musik keroncong kepada generasi muda; dan memperkenalkan komunitas keroncong di Yogyakarta kepada dunia melalui Community, Scene, Tribe, Subculture, Audience, dan Consumer. Keroncong Biru mengemas musik populer ke dalam keroncong. Situasi pandemi mau tidak mau membuat grup ini tampil live (offline) yang dihadiri penonton, namun berubah menjadi virtual performance. Penelitian ini menganalisis aktivitas Keroncong Biru dalam situasi pandemi dengan menggunakan metode etnografi. Makalah ini menggambarkan alam semesta maya sebagai ruang belajar.