Myasthenia Gravis menjadi penyakit ini cukup langka terjadi, dengan jumlah insiden 4,1 hingga 30 kasus tiap satu juta orang pertahunnya di Eropa dan di Amerika mencapai 20 kasus per 100.000 populasi penduduknya. Gejala yang ditimbulkan berupa kelemahan otot dengan salah satu komplikasinya berupa crisis myatshenia yang mengakibatkan acute respiratory paralysis sehingga membutuhkan perawatan intensif dan ventilasi mekanik. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami myasthenia gravis di intensive care unit. Diagnosis keperawatan prioritas pada Tn.FF yang pertama adalah bersihan jalan napas tidak efektif dengan rencana keperawatan manajemen jalan napas dan manajemen jalan napas buatan. Diagnosis keperawatan kedua adalah gangguan penyapihan ventilator dengan rencana keperawatan penyapihan ventilasi mekanik dan manajemen asam-basa: asidosis respiratorik. Diagnosis ketiga adalah hambatan mobilitas di tempat tidur dengan rencana keperawatan terapi latihan: mobilitas sendi dan pencegahan emboli. Diagnosis Keempat adalah risiko aspirasi dengan rencana keperawatan pencegahan aspirasi. Hasil evaluasi selama 6 hari rawatan ialah bersihan jalan napas dan mobilitas di tempat tidur dapat dipertahankan secara optimal. Serta, risiko aspirasi dapat diminimalisir dengan baik. Sedangkan, penyapihan ventilator belum dapat dilakukan karena pasien masih menunjukkan hemodinamik yang tidak stabil, adanya pneumonia, asidosis respiratorik, dan hipoksemia. Oleh karena itu, asuhan keperawatan komprehensif masih perlu dilanjutkan.