Marlina, Marlina,
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Relationship between Nurse's Characteristics and Motivation with the Implementation of International Patient Safety Goal Nurhanifah Nurhanifah; Hajjul Kamil; Syahrul Syahrul; Marlina Marlina; Dewi Marianthi
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i2.34665

Abstract

Patient safety is a mandatory requirement that must be implemented in all hospitals and is one of the efforts in implementing International Patient Safety Goals (IPSG). The study aims to determine the relationship between nurses' characteristics and motivation with the implementation of IPSG in Inpatient Rooms at Aceh Government Hospital. This study was a quantitative study with cross-sectional study design. The total samples were 122 nurses which were selected through a simple random sampling method. Data was collected using a questionnaire consisted of respondent's characteristics, the implementation of IPSG,  and motivation aspect using The Unified Motivation Scales (UMS). Data were analyzed using descriptive statistical tests and nonparametric inferential statistical tests; chi-square and logistic regression test. This study found that there was no relationship between age, gender, marital status with the implementation of IPSG. Education, employment status, length of work, and motivation have relations with IPSG. Education with odds ratio = 33.469 and the need for achievement with odds ratio = 9.669 were the sub-variables that were significantly related to the implementation of IPSG in Inpatient Rooms at Aceh Government Hospital. Base on the result, it can be concluded that the nurses' characteristics of education and the need for achievement were the most significant predictors related to the implementation of IPSG in the Inpatient Rooms at Aceh Government Hospital.  Implementing IPSG in the Aceh Hospital Inpatient Room can be continuously improved by always motivating nurses, providing rewards, and encouraging an attitude of need for achievement, affiliation and need for power.Keywords: Implementation, IPSG, Motivation, Nurse.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN RESUSITASI JANTUNG PARU DI IGD DAN ICCU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020 Dzulhijjah Nur Rizki Nasution; Marlina Marlina; Irfanita Nurhidayah
Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Keperawatan (JIK) Volume IX No.1 Januari-Juni 2021
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner online dalam bentuk pertanyaan multiple choice dan dicotomous choice. Hasil uji  statistik  chi-square,  independent  sample t-test dan bivariate correlation menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,044), ada hubungan antara pengalaman dengan kesiapan perawat (p-value = 0,002), ada hubungan antara SOP dengan kesiapan perawat (p-value = 0,010), ada hubungan antara fasilitas dengan kesiapan perawat (p-value = 0,000), ada hubungan antara pelatihan dengan kesiapan perawat (p-value = 0,009) (α = 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor pengetahuan, pengalaman, SOP, fasilitas, serta pelatihan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru di IGD dan ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Rekomendasi bagi peneliti lain dapat meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan perawat dalam melaksanakan resusitasi jantung paru pada sasaran penelitian yang lebih luas.Kata Kunci   : Resusitasi jantung paru, kesiapan perawat
PENGARUH LATIHAN ROM TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUDZA BANDA ACEH Marlina, Marlina
Idea Nursing Journal Vol 5, No 3 (2014): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v5i3.6565

Abstract

ABSTRAK Stroke adalah penyakit peredaran darah otak yang mempunyai manifestasi klinis tergantung dari luas dan lokasi lesi yang terkena. Akibat dari terganggunya kebutuhan oksigen ke otak dapat terjadi manifestasi klinis berupa kelemahan sebagian atau seluruh anggota gerak dari tubuh sehingga pasien tidak mampu melakukan aktivitas karena kelemahan anggota gerak dan membutuhkan latihan anggota gerak yang bertujuan untuk mencegah kecacatan. Latihan Range of  Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih sangat efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 9 Agustus sampai dengan  10 september 2011 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011 dengan tujuan  untuk mengetahui pengaruh ROM terhadap peningkatan  kekuatan otot. Desain Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-postest group desain kelompok intervensi (intervention group) dan kelompok kontrol (control group). Analisis bivariat dengan uji t-test independen dan t-test dependen. Sampel berjumlah 50 responden yang terdiri dari 25 group kontrol dan  25 group intervensi dengan pendekatan non probability sampling jenis consecutif sampling. Pasien diberikan tindakan latihan range of motion selama 6 hari. Evaluasi hasil penelitian dilakukan setelah 6 hari dengan menilai kekuatan otot. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kekuatan otot responden pada latihan ROM sebelum intervensi  adalah  3,68 dengan standar deviasi 1,62. Pada pengukuran sesudah intervensi didapat rata-rata 4,60 dengan standar deviasi 0,81. Terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua 0,92 dengan standar deviasi 1,07. Hasil uji statistik didapatkan nilai (Pvalue=0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna kekuatan otot sebelum dan sesudah tindakan ROM pada pasien stroke iskemik. Rekomendasi hasil penelitian agar latihan ROM yang dimodifikasi dapat diterapkan pada pasien stroke untuk meningkatkan nilai kekuatan otot sehingga akan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta dapat mencegah stroke berulang yang berakibat kematian.Kata Kunci: latihan rom, kekuatan otot, pasien stroke iskemik ABSTRACTStroke is a circulatory brain disease which had clinical manifestations based on the size and location of lesions affected. As a result of the disruption of oxygen to the brain needs can occur the clinical manifestations included the weakness of some or all of the body limbs so that the patient could not doing the activity because of the limbs weaknesses and they needs limb exercises for preventing disability. Range of Motion (ROM) exercise is one of exercise type on rehabilitation process which was assessed still effective for preventing disability occurs in the stroke patient. This Research was done start from August 9th until September 10th2011 in the District General Hospital dr. Zainoel Abidin of Banda Aceh, 2011 which aimed to find out the impact of the ROM for increasing the muscle strength. The study design is quasi experimental study with pretest-posttest group design and had the intervention and the control groups. Bivariat analysis was tested by using the independent t-test and dependent t-test. The samples are 50 participants included 25 person control group and 25 person experimental groups with a non probability sampling and consecutive sampling types. The patients are given action of the Range of Motion exercise during 6 days. The evaluation of the study conducted after 6 days to assess the muscle strength. A result of the study showed the mean score of the participant’s muscle strength before the ROM exercise intervention was 3.68 with standard deviation 0.81. It showed that the mean score different between the first, and the second measurements with the standard deviation 1.07. The result of statistic tested obtained value (P value=0.000), so it can be concluded that there is significant influence the muscle strength before and after the ROM exercise in stroke ischemic patient. The study recommendation is the modification of ROM exercise can be applied in stroke patient for increasing the muscle strength, so it can increase the patient ability in doing daily activity and it can prevent stroke relapse which is caused death.Keywords: ROM exercise, muscle strength, stroke ischemic patient
MOBILISASI PADA PASIEN FRAKTUR MELALUI PENDEKATAN KONSEPTUAL MODEL DOROTHEA E. OREM marlina, Marlina
Idea Nursing Journal Vol 1, No 1 (2010): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.695 KB) | DOI: 10.52199/inj.v1i1.6345

Abstract

ABSTRAKMobilisasi merupakan kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan. Pada pasien fraktur dapat terjadidiskontinuitas jaringan tulang yang ditandai dengan nyeri, krepitasi, gangguan mobilisasi, sehingga pasienharus segera dimobilisasikan. Fenomena sekarang masih banyak pasien post fraktur yang tidak melalukanmobilitas sehingga menimbulkan gejala sisa. Menurut kondeptual model Dorothea E Orem self care defisitsemua pasien memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, perawat bekerja hanya untukmemandirikan pasien sesuai dengan tingkat ketergantungan bukan menempatkan pasien pada posisidependent. Orem mengatakan ada tiga tingkatan derajat ketergantungan pasien, ketergantungan penuh,parsial dan supportif sehingga penulisan ini didapatkan bahwa pasien dapat melakukan aktifitaskemandiriannya sesuai dengan derajat ketergantungan.Kata kunci: fraktur, mobilisasi, self care defisit OremABSTRACTMobilisation is patient can exercise dan move. Patient fracture is discontinuity bone tissue was clinicalmanifestation, pain, crepitation, mobilisation problem. Fenomena now many patient nothing exercise becamescar tissue. The nurse give mobilisation theraphy for patient. Dorothea E Orem is all person have increasedself care, the working for patient otonomy validation compensatory system nothing patien dependentposition. Dorothea E Orem labels her self care deficit theory of nursing as general theory composed of thefollowing three related theories; wholly compensatory system, partly compensatory system and supportiveeducativesystem.patient can be able to perform his daily based the level of depending.Keywords: fracture, mobilisation, self care devicit Orem.
Efektivitas Penggunaan Madu dalam Proses Penyembuhan Pada Luka Bakar Derajat II: Literatur Review Rahmawati Rahmawati; Marlina Marlina; Irfanita Nurhidayah
Idea Nursing Journal Vol 11, No 3 (2020): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v11i3.20653

Abstract

Beberapa literatur melaporkan keberhasilan penggunaan madu untuk menangani berbagai jenis luka termasuk salah satunya adalah luka bakar.  Madu sebagai pengobatan luka bakar telah diterapkan secara luas selama berabad-abad. Manfaat kesehatan dari madu telah dilaporkan dalam berbagai kondisi termasuk antibakteri terhadap berbagai mikroorganisme termasuk yang berasal dari diagnosa terkait luka bakar, penyembuhan luka, peradangan, toleransi glukosa, analgesi serta lebih murah dan mudah diserap dengan pembalut Aquacel  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan madu dalam proses penyembuhan pada luka bakar derajat II. Meotde dalam penelitian ini adalah literaur review. Literatur review ini dibuat dengan strategi pencarian untuk studi ini mengunakan bahasa inggris dan bahasa Indonesia dengan mengunakan database, proquest, google scholar,dan PNRI Keyword yang digunakan adalah “Burn”, “Burns”, “treatment”, “wound healing”. “Honey” dan “madu” “luka bakar derajat II” burn degree II”dari keseluruhan jurnal dipilih 6 jurnal sesuai dengan criteria intervensi dilakukan pada luka bakar derajat II. Hasil dari keseluruhan artikel yaitu 5 artikel dari 6 artikel merekomendasikan penggunaan madu dalam perawatan luka bakar derajat 2. Dengan meningkatnya jumlah laporan tentang penggunaan madu pada luka bakar  derajat 2 dapat dijadikan sebagai  alternatif pada luka bakar dan dapat disimpulkan bahwa  penggunaan madu lebih unggul dibandingkan dengan  perawatan lain dengan persyaratan tertentu. Kata kunci: madu, penyembuhan, luka bakar derajat IIABSTRACTSome of the literature reported in honey reports for various types of wounds including burns. Honey as a burn treatment has been widely applied for centuries. The health benefits of honey have been reported in various conditions including antibacterial against various microorganisms including those from diagnosis related to burns, wound healing, wounds, glucose tolerance, analgesia, cheaper and easier to absorb with Aquacel dressings. The aim of this study was to determine the use of honey use. in the healing process of second degree burns. The meaning of this research is literature review. The literature review was made with a search strategy for this study using English and Indonesian using a database, proquest, google scholar, and PNRI. The keywords used are "Burn", "Burns", "treatment", "wound healing". "Honey" and "honey" "second degree burns" second degree burns "from a total of 6 journals selected according to the criteria for intervention carried out on second degree burns. The results of the total articles are 5 out of 6 articles on the use of honey in the treatment of second degree burns. certain requirements.Keywords: honey, healing, second degree burns
Independence Functions of Stroke Patients with "Gait" Exercise Marlina Marlina; Elly Nurachmah
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2013): April 2013
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.947 KB) | DOI: 10.20473/jn.v8i1.3878

Abstract

Introduction: Stroke is a cerebro vascular disease which has clinical manifestation based on the location and the damaged lesion. The disorder of oxygen flow to the brain results clinical manifestation called hemipharese or the de fi ciency of some parts of extremities which is indicated by the muscle deficiency. Effect of exercise gait program in needed in order to recover the strength functional self care of which is indicated by the improve strength extremitas. The aimed of this study was to analyze the effect of exercise gait to the improvement of functionalself care of the patients at Sigli General Hospital in Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam.Methods: A quasi experimental with pretest-postest group design was used in this study. Thirty four patients were selected by using non probability sampling (consecutive sampling tehnigue) as the sample of the study. Fourteen days of exercise gait program were given to the patient. An evaluation to the result of the program was conducted after fourteen days by measuring functional self care of the subjects.Result: The statistical analysis showed that the average of the stroke patiens functional self care is significantly after the treatment (p=0.000). There was a relationship between patients age and the functional selfcare (p=0.000) and there was no relationship between sex and the functional self care (p=0.148). There was also no relationship between risk factor the functional self care (p=0.13).Conclusion: This study recommended the use of exercise gait to improve functional self care of stroke patients in order to improve their ability to do daily living activities.
KESIAPSIAGAAN PERAWAT YANG MERAWAT PASIEN COVID-19 Feni Azalita; Marlina Marlina; Halimuddin Halimuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SARS-CoV-2 atau dikenal dengan coronavirus suatu jenis virus baru yang menginfeksi sistem pernafasan manusia. Di Indonesia jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 4.079.267 kasus dengan angka kematian 132.491 kasus. Aceh merupakan salah satu provinsi yang paling banyak terpapar COVID-19 pada tahun 2021. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam penanganan penyakit infeksi, perawat memiliki resiko yang lebih tinggi tertular COVID-19. Maka diperlukan kesiapsiagaan perawat menjadi faktor yang perlu diperhatikan guna untuk keselamatan kerja dalam menghadapi pandemi COVID-19, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapsiagaan perawat yang merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas memberikan pelayanan keperawatan pasien COVID-19. Pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling, sebanyak 59 perawat. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51 perawat (86,4%) Siaga dalam merawat pasien COVID-19 dan terdapat sebanyak 49 perawat (83,1%) dengan manajemen klinis berada pada kategori Siaga. Direkomendasikan kepada petugas pelayanan kesehatan agar memperhatikan dalam menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi bagi perawat serta memperbanyak informasi terkait hal tersebut. 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MYASTHENIA GRAVIS DI INTENSIVE CARE UNIT: SUATU STUDI KASUS Bazlia Husna; Marlina Marlina; Rahmalia Amni
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Myasthenia Gravis menjadi penyakit ini cukup langka terjadi, dengan jumlah insiden 4,1 hingga 30 kasus tiap satu juta orang pertahunnya di Eropa dan di Amerika mencapai 20 kasus per 100.000 populasi penduduknya. Gejala yang ditimbulkan berupa kelemahan otot dengan salah satu komplikasinya berupa crisis myatshenia yang mengakibatkan acute respiratory paralysis sehingga membutuhkan perawatan intensif dan ventilasi mekanik. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami myasthenia gravis di intensive care unit. Diagnosis keperawatan prioritas pada Tn.FF yang pertama adalah bersihan jalan napas tidak efektif dengan rencana keperawatan manajemen jalan napas dan manajemen jalan napas buatan. Diagnosis keperawatan kedua adalah gangguan penyapihan ventilator dengan rencana keperawatan penyapihan ventilasi mekanik dan manajemen asam-basa: asidosis respiratorik. Diagnosis ketiga adalah hambatan mobilitas di tempat tidur dengan rencana keperawatan terapi latihan: mobilitas sendi dan pencegahan emboli. Diagnosis Keempat adalah risiko aspirasi dengan rencana keperawatan pencegahan aspirasi. Hasil evaluasi selama 6 hari rawatan ialah bersihan jalan napas dan mobilitas di tempat tidur dapat dipertahankan secara optimal. Serta, risiko aspirasi dapat diminimalisir dengan baik. Sedangkan, penyapihan ventilator belum dapat dilakukan karena pasien masih menunjukkan hemodinamik yang tidak stabil, adanya pneumonia, asidosis respiratorik, dan hipoksemia. Oleh karena itu, asuhan keperawatan komprehensif masih perlu dilanjutkan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ACUTE RESPIRATORY FAILURE ET CAUSA UREMIC ENCEPHALOPATHY DI ICU: STUDI KASUS Nanda Fajrina; Marlina Marlina; Fikriyanti Fikriyanti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 1, No 4 (2022): Karya Ilmiah Mahasiswa (KIA)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan ureum dan kreatinin dapat menyebabkan metabolisme otak menurun mengakibatkan rendahnya konsumsi oksigen oleh otak sehingga pasien mengalami respiratory failure yang merupakan indikasi perlunya pemasangan ventilator mekanik di ruang ICU. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien acute respiratory failure akibat uremic encephalopathy. Pengkajian pada Ny.C yaitu pemeriksaan laboratorium analisa gas darah pH 7,222, pCO2 42,0 mg/dL, HCO3 17,0 mmol/L, nilai kadar hemoglobin 6,6 gr/dL, hematokrit 19%, albumin 2,6 gr/dL, ureum 234 mg/dL, kreatinin 18,10 mg/dl dengan nilai laju GFR 3,52 ml/menit, pasien sudah dilakukan hemodialisa cyto sekali di IGD sebelum dipindahkan ke ICU, keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat hipertensi dari tahun 2012. Sehingga masalah keperawatan yang muncul adalah risiko aspirasi, gangguan pertukaran gas, hipervolemia, dan gangguan penyapihan ventilator. Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi hari ketiga didapatkan bahwa kondisi pasien tidak adanya perbaikan ditandai dengan kadar ureum 146 mg/dL, kreatinin 12,10 mg/dL, pH: 7,179, pCO2: 38,9 mmHg, HCO3: 14,5, pitting edema +3, produksi urin 0 ml/jam, dan pasien direncanakan hemodialisa. Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi pedoman kepada perawat untuk melakukan perawatan yang intensive serta lebih menekankan keperawatan secara cepat dan tepat.
HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN IBU DENGAN UPAYA MENCEGAH KERACUNAN MAKANAN PADA ANAK DI BANDA ACEH Cut Aizima Putroe; Marlina Marlina; Halimuddin Halimuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian keracunan makanan merupakan kejadian yang paling sering dialami oleh kebanyakan orang. Keracunan karena makanan paling banyak dijumpai yaitu pada anak Sekolah Dasar (SD) dibandingkan dengan tingkatan sekolah lainnya. Kejadian keracunan memerlukan pertolongan segera jika tidak pasien       akan mengalami kecacatan dan bahkan bisa meninggal dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kesiapsiagaan ibu dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak di Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian ini 412 ibu murid SDN 16 Banda Aceh. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dan dengan metode proporsional sampling dengan total sampel sebanyak 88. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dengan metode wawancara terpimpin. Hasil penelitian ini dengan menggunakan uji chi square didapatkan bahwa ada hubungan antara kesiapsiagaan ibu dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak dengan p-value= 0,025, ada hubungan pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan keracunan makanan pada anak dengan p-value = 0,005, ada hubungan kebijakan dan panduan ibu dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak dengan p-value = 0,030, ada hubungan rencana tanggap darurat dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak dengan p-value = 0,026, ada hubungan sistem peringatan dini dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak dengan p-value = 0,017, serta ada hubungan mobilisasi sumber daya dengan upaya mencegah keracunan makanan pada anak dengan p-value = 0,023. Rekomendasi peneliti ialah kepada tenaga Kesehatan atau pihak yang berwenang dapat memberikan penyuluhan keracunan kepada ibu terkait pencegahan keracunan makanan pada anak guna untuk meningkatkan pengetahuan, kebijakan dan panduan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini serta mobilisasi sumber daya dengan mendapatkan.