Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konstruksi Makna Program Adiwiyata Antara Guru dengan Orang Tua dan Anak Pada Sekolah Dasar Islam Amalina Suratani Bangko
MediaKom : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol 9, No 2 (2019): Mediakom Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem kurikulum yang terintegrasi dengan program-program pemeliharaan dan pengelolaan Lingkungan hidup. Dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Pedoman pelaksanaan program Adiwiyata diatur dalam Peraturan Menteri LH Nomor 5 tahun 2013. Salah satu sekolah yang secara konsisten melaksanakan program ini adalah Sekolah Dasar Islam Amalina Tangerang Selatan, yang terlihat dari objek fisiknya tampak bersih dan hijau. Sebagai landasan teori penelitian ini menggunakan teori interakasi simbolik berdasarkan mazhab Herbert Blumer, untuk menjelaskan bagaimana guru sebagai konstruktor makna menginteraksikan simbol-simbol agar menumbuhkan makna bersama yang dapat mendukung program ini kepada orang tua dan anak. Pada intinya proses ini adalah proses komunikasi yang melibatkan konsep cara berpikir, konsep perbuatan, konsep objek (fisik, abstrak, dan sosial), konsep interaksi sosial, dan konsep aksi bersama. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik mazhab Herbert Blumer. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan triangulasi sumber data dari informan pendukung, observasi langsung, dan literasi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa konstruksi makna diperoleh dengan beragam simbol yang diinteraksikan oleh guru kepada orang tua dan anak secara konsisten dengan komitmen tinggi untuk melaksanakannya. Untuk mendukung semua itu diperlukan pula kreativitas guru sebagai konstruktor untuk mengkreasikan simbol-simbol yang dapat dipahami oleh orang tua dan anak dengan variasi simbol yang beragam. Hambatan terbesar yang ditemukan agar makna bersama program ini terus dapat dijaga dan direalisasikan adalah hambatan psikologi individu yaitu Komitmen dan konsistensi semua pelaku komunikasi, dalam hal ini guru, orang tua, dan anak.
Sosialisasi Komunikasi Keluarga dalam Menunjang Profesi Anak di Masa Depan Mikke Setiawati; Dian Handayani; Suratani Bangko
Darma Cendekia Vol. 3 No. 1 (2024): Darma Cendekia
Publisher : CV Buana Prisma Sejahtera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60012/dc.v3i1.78

Abstract

Keluarga sebagai landasan utama dalam membentuk karakter dan mempersiapkan anak menghadapi tantangan dunia profesional yang semakin kompleks. Komunikasi yang baik dalam keluarga tidak hanya membangun hubungan yang kuat antar anggota keluarga tetapi juga berdampak signifikan terhadap perkembangan pribadi dan profesional anak. Bagi sebagian anak, menentukan pilihan kariernya menimbulkan masalah. Permasalahan karir pada dasarnya bermula dari gangguan emosi, perilaku, dan kognisi. Selain itu, Masalah terkait profesi juga memberikan dampak besar pada tingkat pengangguran di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang. Melalui metode pendekatan praktis-aplikatif, Tim Abdimas memberikan pemahaman, praktik, dan tanya jawab kepada peserta Program Pendampingan Masyarakat (PHK) di Rangkapan Jaya, Depok, mengenai pentingnya penguatan komunikasi dalam keluarga sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan anak. Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya penguatan komunikasi dalam keluarga sebagai investasi jangka panjang, pemahaman ini menjadi solusi peningkatan kualitas hubungan keluarga dan mendukung pengembangan profesional anak, sehingga tercipta generasi tangguh yang siap menghadapi tantangan. menghadapi tantangan masa depan.
Program Penyuluhan Komunikasi Keluarga dalam Mengelola Emosi Orang Tua pada Proses Pengasuhan Dian Handayani; Mikke Setiawati; Suratani Bangko
Darma Cendekia Vol. 4 No. 1 (2025): Darma Cendekia
Publisher : CV Buana Prisma Sejahtera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60012/dc.v4i1.156

Abstract

Pengasuhan anak yang sehat membutuhkan pengelolaan emosi dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Di Indonesia, masih banyak keluarga menghadapi tantangan dalam menjaga komunikasi yang harmonis akibat kurangnya keterampilan mengelola emosi. Situasi ini dapat memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis anak serta hubungan antar anggota keluarga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bekerjasama dengan Program Keluarga Harapan Kota Depok, dimana dalam program tersebut terdapat kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Pengasuhan anak merupakan proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kemampuan orang tua dalam mengelola emosi. Emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif terhadap hubungan orang tua dan anak serta tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami peran komunikasi keluarga dalam membantu orang tua mengelola emosi selama proses pengasuhan. Dalam pengabdian masyarakat ini kami menyampaikan berbagai aspek komunikasi keluarga, termasuk pola komunikasi, dukungan emosional, nilai-nilai yang diterapkan, dan cara mengatasi konflik. Kegiatan ini penyuluhan ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya komunikasi keluarga dalam mengelola emosi orang tua dalam proses pengasuhan.