Azam Syukur Rahmatullah
Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Bercerai Moh. Toriqul Chaer; Azam Syukur Rahmatullah; Sukatin
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4802

Abstract

Abstract: Every parent wants their child to be a person with a good personality, a healthy mental attitude, and a commendable character. As the first personal shaper in a child's life, parents must be an example for their children. The object of this research is three divorced families in Ploso, Kendal, Ngawi, East Java. The method used is qualitative. The procedure for collecting data uses the following techniques: interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded that: 1) There are two parenting styles of divorced parents in educating their children, namely: a) democratic parenting with attitudes: mutual respect and respect, always discussing children's problems, providing opportunities for children to be independent, close relationships, b) Permissive Parenting with attitudes: parental attention is lacking for children, children are allowed to develop without parental guidance, children's interests are not prioritized, children are allowed to act and do as they please, children always get whatever they want. 2) The characteristics of children from divorced parents include: a) children become awkward in facing the realities of life, b) children sometimes dream of becoming famous, c) children prefer to fantasize about their lives, d) children have less imagination when they are playing, and e) the child experiences disturbances in social, cognitive and personality development. Abstrak: Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta berakhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Objek penelitian adalah 3 keluarga yang bercerai di Desa Ploso Kendal, Ngawi, Jawa Timur. Metode yang digunakan metode kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan teknik: wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pola asuh orang tua yang bercerai dalam mendidik anaknya ada dua yaitu: a) pola asuh demokratis dengan sikap: saling menghargai dan menghormati, selalu mendiskusikan masalah anak, pemberian kesempatan anak agar mandiri, hubungan yang akrab, b) Pola Asuh Permisif dengan sikap: perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, anak dibiarkan berkembang tanpa bimbingan orang tua, prioritas kepentingan anak tidak diutamakan, Anak dibiarkan bertindak dan sesuka hatinya, anak selalu memperoleh apapun yang dia inginkan. 2) Karakter anak dari orang tua yang bercerai antara lain: a) anak berubah menjadi canggung menghadapi kenyataan hidup, b) anak kadang-kadang bermimpi menjadi orang yang tenar, c) anak lebih suka berkhayal tentang hidupnya, d) anak imajinasinya berkurang saat mereka bermain, dan e) anak mengalami gangguan dalam perkembangan sosial, kognitif dan kepribadiannya.
Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Bercerai Moh. Toriqul Chaer; Azam Syukur Rahmatullah; Sukatin
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4802

Abstract

Abstract: Every parent wants their child to be a person with a good personality, a healthy mental attitude, and a commendable character. As the first personal shaper in a child's life, parents must be an example for their children. The object of this research is three divorced families in Ploso, Kendal, Ngawi, East Java. The method used is qualitative. The procedure for collecting data uses the following techniques: interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded that: 1) There are two parenting styles of divorced parents in educating their children, namely: a) democratic parenting with attitudes: mutual respect and respect, always discussing children's problems, providing opportunities for children to be independent, close relationships, b) Permissive Parenting with attitudes: parental attention is lacking for children, children are allowed to develop without parental guidance, children's interests are not prioritized, children are allowed to act and do as they please, children always get whatever they want. 2) The characteristics of children from divorced parents include: a) children become awkward in facing the realities of life, b) children sometimes dream of becoming famous, c) children prefer to fantasize about their lives, d) children have less imagination when they are playing, and e) the child experiences disturbances in social, cognitive and personality development. Abstrak: Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta berakhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Objek penelitian adalah 3 keluarga yang bercerai di Desa Ploso Kendal, Ngawi, Jawa Timur. Metode yang digunakan metode kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan teknik: wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pola asuh orang tua yang bercerai dalam mendidik anaknya ada dua yaitu: a) pola asuh demokratis dengan sikap: saling menghargai dan menghormati, selalu mendiskusikan masalah anak, pemberian kesempatan anak agar mandiri, hubungan yang akrab, b) Pola Asuh Permisif dengan sikap: perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, anak dibiarkan berkembang tanpa bimbingan orang tua, prioritas kepentingan anak tidak diutamakan, Anak dibiarkan bertindak dan sesuka hatinya, anak selalu memperoleh apapun yang dia inginkan. 2) Karakter anak dari orang tua yang bercerai antara lain: a) anak berubah menjadi canggung menghadapi kenyataan hidup, b) anak kadang-kadang bermimpi menjadi orang yang tenar, c) anak lebih suka berkhayal tentang hidupnya, d) anak imajinasinya berkurang saat mereka bermain, dan e) anak mengalami gangguan dalam perkembangan sosial, kognitif dan kepribadiannya.
EFEKTIVITAS GAYA MENGAJAR INTERAKSIONAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI SD MUHAMMADIYAH 1 TEGAL Azam Syukur Rahmatullah; Moh. Toriqul Chaer
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.066 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v10i1.197

Abstract

Education is a lifelong process and the embodiment of self-formation as a whole. The development of potential for fulfilling human commitments as individuals, as social beings, and as creatures of God. The purpose of this study is to find out how the teacher's teaching style is, how the students' interest in learning is, and to find out the influence between the teacher's teaching style and the student's attention to learning at SD Muhammadiyah 1 Tegal. This research is qualitative research. This research is true experimental research using a qualitative approach. The results showed that the teacher had a learning method to impart knowledge from a religious and social perspective, and train students to be independent and responsible. Face-to-face learning was temporarily suspended due to the Covid-19 pandemic, so the teacher's interactional teaching style used the Zoom and Whatsapp learning media. Learning interests vary from student to student, and the teacher's assignment is to provide learning stimulus in the form of motivation and encouraging students. The interactional teaching style is related to students' interest in learning because a good teaching style makes students easy to be interested in and understand the material presented by the teacher