Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengembangan Dan Pemanfaatan Perpustakaan Desa: Sebuah Upaya Meningkatkan Minat Baca Anak Fitriah M. Suud; Mariah Kibtiyah; Dessy Rachmawatie; Moh. Toriqul Chaer
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 2 No. 2 (2021): APRIL - JULI 2021
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v2i2.248

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan desa yang sudah ada namun belum berjalan dengan maksimal. Perpustakaan tersebut adalah perpustakaan Matahati yang terdapat di dusun Ngajaran desa Sidomulyo kecamatan Bambanglipuro Bantul. Metode pelaksanaan dalam pengabdiam ini adalah dengan tahap persiapan yang terdiri dari koordinasi internal tim PKM, survey lokasi kegiatan, mengurus perijinan, pembuatan instrumen PKM dan materi untuk kegiatan di lapangan, melakukan pendampingan dan pelatihan pengelolaan perpustakaan. Tahap akhir dalam pengabdian ini adalah monitoring dan evaluasi sebagai umpan balik pelaksanaan PKM. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya minat membaca anak-anak yang berada disekitar perpustakaan Desa. Selanjutnya pengabdian ini juga mewujudkan terbentuknya koordinasi yang baik antara pengabdi dan pengurus perpustakaan desa yang bertujuan untuk pengembangan perpuatskaan desa agar dapat dimamfaatkan dengan lebih maksimal.
DA'WAH MODALITIES IN THE MILLENNIAL ERA; MEASURING COMPETENCE AND MILITANCY Moh. Toriqul Chaer; Asnan Purba; Misno
IJGIE (International Journal of Graduate of Islamic Education) Vol. 3 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Departement Of Master Of Islamic Education Graduate Programme Sultan Muhammad Syafiuddin Institute Of Islamic Studies Sambas, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/ijgie.v3i1.976

Abstract

Da'wah is the duty of all Muslims in whatever capacity they are, as the saying goes: We are Dai before everything else. So important is this da'wah that it must be carried out with trust and integrity so that the goals and targets of this da'wah are conveyed professionally and proportionally. The rapid and dynamic development of technology and changing times requires that each of us as preachers have adequate competence with high militancy in order to have a domino effect on all elements of society in this millennial era, where their characters and paradigms are very different from the previous era. Very rapid progress in this very modern industrial technology era, coupled with a global pandemic situation that forces every generation to be friendly and adapt to the current digital world and social media. To achieve these goals and targets and needs, it is very important that every preacher has adequate competence and high militancy, of course, by providing education or training both informally and informally so that they can contribute significantly and effectively in the world of da'wah in this millennial era.
PENGUATAN JIWA RELIGIUS SOSIAL MASYARAKAT DUSUN SEDAYU 2 RT 08 KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG DI MASA PANDEMI COVID-19 Dian Qonita; Rubini; Moh. Toriqul Chaer
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 8: Januari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i8.966

Abstract

Pelaksanaan program KKN di STAI Masjid Syuhada Yogyakarta dilaksanakan secara mandiri dikenal dengan KKN-DR (KKN Dari Rumah) dikarenakan wabah virus Covid-19. Metode yang dilakukan pada kegiatan KKN-DR adalah metode persuasif. Setiap program KKN-DR mengandung unsur ajakan dan imbauan kepada masyarakat Dusun Sedayu 2 Muntilan, Magelang. Adanya pembatasan kegiatan, menjadikan masyarakat kesulitan dalam melakukan pekerjaan berakibat turunnya pendapatan. Pada aspek pendidikan, kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan secara daring. Berdasar pemetaan ditemukan permasalahan, diantaranya terkait produktifitas masyarakat, minimnya pendampingan belajar bagi anak-anak, dan terhentinya kegiatan belajar Al-Qur’an. Selain itu, minimnya sosialisasi terkait upaya pencegahan Covid-19 di masyarakat Dusun Sedayu 2. Program yang dilaksanakan pada kegiatan KKN-DR XXXIV STAI Masjid Syuhada diantaranya; sosialisasi upaya pencegahan virus Covid-19 berupa penyebaran poster kesehatan, kegiatan pendampingan anak untuk memperkuat jiwa religiusnya melalui TPA dengan mengedepankan protokol kesehatan, dan program aksi sosial berupa pemberian sembako. Diharapkan program KKN-DR ini mampu memberikan manfaat dan keberkahan (social impact) bagi masyarakat
Madrasah dan Komitmen Keagamaan Masyarakat Kartoharjo, Ngawi, Jawa Timur Asnan Purba; Moh. Toriqul Chaer; Fitriah M. Suud; Misno Misno
Jurnal Al-Manar Vol 11, No 1 (2022): Juni
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36668/jal.v11i1.331

Abstract

Abstrak: Penelitian ini menghadirkan kajian madrasah sebagai lembaga pendidikan dan agen perubahan masyarakat. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum. Madrasah merupakan sinergi sistem pembelajaran pondok pesantren yang dipadukan dengan sistem pembelajaran klasikal ala Barat. Keberadaan madrasah memiliki arti penting pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial pada masyarakat. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Berdasar hasil penelitian didapati bahwa komitmen keagamaan masyarakat Kartoharjo, Ngawi mengalami perubahan yang signifikan, walaupun secara keseluruhan belum optimal, khususnya pada masyarakat Kartoharjo bagian Tengah dan Barat. Perubahan budaya masyarakat yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari adanya peran madrasah dalam mendampingi masyarakat terkait pelaksanaan ibadah dan pemahaman keagamaan. Berdasar fenomena dilapangan, dapat disimpulkan bahwa keberadaan madrasah, dan siswa merupakan faktor utama penggerak perubahan di Kartoharjo, Ngawi. Seiring dengan prestasi MIM Kartoharjo, Ngawi, Jawa Timur juga mengalami peningkatan animo masyarakat.Abstract: This study presents madrasas as educational institutions and agents of community change. Madrasas as Islamic educational institutions integrate religious sciences with general science. Madrasas are a synergy of Islamic boarding school learning systems combined with Western-style classical learning systems. The existence of Madrasas has an important meaning for community empowerment and social change (progress) in Indonesian society—data collection techniques using interviews, observation, questionnaires and documentation. Based on the study results, it was found that the "religious commitment" of the people of Kartoharjo Village, Ngawi experienced significant changes. However, overall it was not optimal, especially in the Central and West Kartoharjo communities. The changes in a community culture that occur cannot be separated from the role of madrasas in assisting the community regarding the implementation of worship and religious understanding. This phenomenon shows that the presence of students and the achievements of Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kartoharjo, Ngawi, East Java has increased significantly.
The Nature And Dimensions Of Human Personality In Islam Moh. Toriqul Chaer; Sukatin Sukatin
Indonesia Vol 4 No 1 (2022): An-Nawa: Jurnal Studi Islam
Publisher : Rumah Jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37758/annawa.v4i1.432

Abstract

Talking about human beings means talking about the complexities within the human being. Alexis Carrel says that man is a mysterious creature because the degree of human separation from him is inversely proportional to his close attention to the world outside him. This opinion shows how difficult it is to understand human beings thoroughly. So that every time one finishes understanding from one aspect of human beings, then there is also another aspect. This article presents a discussion about human nature according to the text of the Quran, the dimension of Islamic personality. Gandhi states that Westerners have succeeded in achieving outstanding achievements for others (non-Western), but he thinks Western humans are incapable of reflecting on themselves, and this is enough to reveal the glaring failures of modern Western civilization.
Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Bercerai Moh. Toriqul Chaer; Azam Syukur Rahmatullah; Sukatin
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4802

Abstract

Abstract: Every parent wants their child to be a person with a good personality, a healthy mental attitude, and a commendable character. As the first personal shaper in a child's life, parents must be an example for their children. The object of this research is three divorced families in Ploso, Kendal, Ngawi, East Java. The method used is qualitative. The procedure for collecting data uses the following techniques: interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded that: 1) There are two parenting styles of divorced parents in educating their children, namely: a) democratic parenting with attitudes: mutual respect and respect, always discussing children's problems, providing opportunities for children to be independent, close relationships, b) Permissive Parenting with attitudes: parental attention is lacking for children, children are allowed to develop without parental guidance, children's interests are not prioritized, children are allowed to act and do as they please, children always get whatever they want. 2) The characteristics of children from divorced parents include: a) children become awkward in facing the realities of life, b) children sometimes dream of becoming famous, c) children prefer to fantasize about their lives, d) children have less imagination when they are playing, and e) the child experiences disturbances in social, cognitive and personality development. Abstrak: Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta berakhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Objek penelitian adalah 3 keluarga yang bercerai di Desa Ploso Kendal, Ngawi, Jawa Timur. Metode yang digunakan metode kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan teknik: wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pola asuh orang tua yang bercerai dalam mendidik anaknya ada dua yaitu: a) pola asuh demokratis dengan sikap: saling menghargai dan menghormati, selalu mendiskusikan masalah anak, pemberian kesempatan anak agar mandiri, hubungan yang akrab, b) Pola Asuh Permisif dengan sikap: perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, anak dibiarkan berkembang tanpa bimbingan orang tua, prioritas kepentingan anak tidak diutamakan, Anak dibiarkan bertindak dan sesuka hatinya, anak selalu memperoleh apapun yang dia inginkan. 2) Karakter anak dari orang tua yang bercerai antara lain: a) anak berubah menjadi canggung menghadapi kenyataan hidup, b) anak kadang-kadang bermimpi menjadi orang yang tenar, c) anak lebih suka berkhayal tentang hidupnya, d) anak imajinasinya berkurang saat mereka bermain, dan e) anak mengalami gangguan dalam perkembangan sosial, kognitif dan kepribadiannya.
Jenis-Jenis Kesulitan Belajar dan Faktor Penyebabnya Sebuah Kajian Komperehensif pada Siswa SMK Muhammadiyah Tegal Moh. Fatah; Fitriah M. Suud; Moh. Toriqul Chaer
Psycho Idea Vol 19, No 1 (2021): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.19 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v19i1.6026

Abstract

Kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Kesulitan belajar yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada definisi kesulitan belajar akademik  yaitu kesulitan siswa dalam mencapai prestasi atau kemampuan akademik dimana dalam hal ini siswa memiliki intelegensi tidak dibawah rata-rata namun mendapatkan prestasi belajar rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa serta mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, guru dan siswa di SMK Muhammadiyah Kota Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesulitan-kesulitan belajar siswa merupakan kesulitan yang bersifat komunal atau kolektif dirasakan oleh sebagian siswa. Kesulitan belajar erat kaitannya dengan interaksi sosial dalam proses belajar dan mengajar. Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu: Suasana belajar kurang mendukung, landasan belajar yang kurang kuat, lingkungan belajar kurang kondusif, perancangan pengajaran dan penyampaian materi pelajaran.
Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Bercerai Moh. Toriqul Chaer; Azam Syukur Rahmatullah; Sukatin
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4802

Abstract

Abstract: Every parent wants their child to be a person with a good personality, a healthy mental attitude, and a commendable character. As the first personal shaper in a child's life, parents must be an example for their children. The object of this research is three divorced families in Ploso, Kendal, Ngawi, East Java. The method used is qualitative. The procedure for collecting data uses the following techniques: interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded that: 1) There are two parenting styles of divorced parents in educating their children, namely: a) democratic parenting with attitudes: mutual respect and respect, always discussing children's problems, providing opportunities for children to be independent, close relationships, b) Permissive Parenting with attitudes: parental attention is lacking for children, children are allowed to develop without parental guidance, children's interests are not prioritized, children are allowed to act and do as they please, children always get whatever they want. 2) The characteristics of children from divorced parents include: a) children become awkward in facing the realities of life, b) children sometimes dream of becoming famous, c) children prefer to fantasize about their lives, d) children have less imagination when they are playing, and e) the child experiences disturbances in social, cognitive and personality development. Abstrak: Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta berakhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Objek penelitian adalah 3 keluarga yang bercerai di Desa Ploso Kendal, Ngawi, Jawa Timur. Metode yang digunakan metode kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan teknik: wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pola asuh orang tua yang bercerai dalam mendidik anaknya ada dua yaitu: a) pola asuh demokratis dengan sikap: saling menghargai dan menghormati, selalu mendiskusikan masalah anak, pemberian kesempatan anak agar mandiri, hubungan yang akrab, b) Pola Asuh Permisif dengan sikap: perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, anak dibiarkan berkembang tanpa bimbingan orang tua, prioritas kepentingan anak tidak diutamakan, Anak dibiarkan bertindak dan sesuka hatinya, anak selalu memperoleh apapun yang dia inginkan. 2) Karakter anak dari orang tua yang bercerai antara lain: a) anak berubah menjadi canggung menghadapi kenyataan hidup, b) anak kadang-kadang bermimpi menjadi orang yang tenar, c) anak lebih suka berkhayal tentang hidupnya, d) anak imajinasinya berkurang saat mereka bermain, dan e) anak mengalami gangguan dalam perkembangan sosial, kognitif dan kepribadiannya.
EFEKTIVITAS GAYA MENGAJAR INTERAKSIONAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI SD MUHAMMADIYAH 1 TEGAL Azam Syukur Rahmatullah; Moh. Toriqul Chaer
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.066 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v10i1.197

Abstract

Education is a lifelong process and the embodiment of self-formation as a whole. The development of potential for fulfilling human commitments as individuals, as social beings, and as creatures of God. The purpose of this study is to find out how the teacher's teaching style is, how the students' interest in learning is, and to find out the influence between the teacher's teaching style and the student's attention to learning at SD Muhammadiyah 1 Tegal. This research is qualitative research. This research is true experimental research using a qualitative approach. The results showed that the teacher had a learning method to impart knowledge from a religious and social perspective, and train students to be independent and responsible. Face-to-face learning was temporarily suspended due to the Covid-19 pandemic, so the teacher's interactional teaching style used the Zoom and Whatsapp learning media. Learning interests vary from student to student, and the teacher's assignment is to provide learning stimulus in the form of motivation and encouraging students. The interactional teaching style is related to students' interest in learning because a good teaching style makes students easy to be interested in and understand the material presented by the teacher
IMPLEMENTATION OF AL-MA'UN THEOLOGY: MEASURING MUHAMMADIYAH SOCIAL ACTION AT THE CENTER OF WAKATOBI WORLD'S CORAL TRIANGLE Muhammad Alifuddin; Fitriah M. Suud; Moh. Toriqul Chaer
Al-A'raf : Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. 18 No. 2 (2021)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/ajpif.v18i2.4262

Abstract

This study aims to describe the social action of the Muhammadiyah movement in Wakatobi, Southeast Sulawesi. It is qualitative research, with the data obtained through in-depth interviews with key informants, field observations, and related documents, then analyzed using the Miles and Huberman paradigm. The results conclude that the social action of the Muhammadiyah movement in Wakatobi was in the form of educational services for a marginalized community in Bajo Mola and Kaledupa is still only a moral appeal. An appeal to the community to jointly educate and empower the community. From the analysis conducted, especially on the steps of a movement, the social action of the Muhammadiyah movement has not fully implemented the concept of Al-ma’un theology. Social service in education only touches the charitable dimension, while the empowerment aspect has not received attention. This reality is closely related to the resource capacity of Muhammadiyah Wakatobi. To fulfill the ideal concept of Al-Ma’un’s theology, Muhammadiyah in Wakatobi should build intensive collaboration and communication with various institutions and involve the local community.