Hengki hendra Pradana
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Persepsi Mahasiswa Hukum Keluarga Islam Universitas Nahdaltul Ulama Blitar terkait Perkawinan Anak di Blitar Yaoma tartibi; Arum Ayu Lestari; Hengki Hendra Pradana
SINDA: Comprehensive Journal of Islamic Social Studies Vol 2 No 3 (2022): Volume 2, Number 3, Desember 2022
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/sinda.v2i3.690

Abstract

Child marriages from year to year have increased, of course, data relating to domestic violence, poverty, psychiatric disorders have also increased. This research has a goal of being able to find out the causes of increased child marriage in Blitar. This research uses field research and library research. The results of this study are known that the factors that cause child marriage are caused by cultural factors, internal (Family), and also economic factors.
Kesejahteraan Psikologis pada Pasangan Pernikahan Dini di Kabupaten Blitar Hengki Hendra Pradana; Safina Dwi Prastika; Nikmatul Mudawamah; Reynaldo Yogi Siswoko
Al-Ihath: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 2 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.007 KB) | DOI: 10.53915/jbki.v2i2.215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesejahteraan psikologis pada pernikahan dini, hal-hal yang mendorong seseorang menikah dini, dampak yang terjadi karena pernikahan dini.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Subjek pada penelitian ini adalah wanita yang menikah di usia kurang dari 21 tahun dan bertempat tinggal di Kabupaten Blitar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kesejahteraan psikologis dan berdampak baik pada rumahtangga ketika menikah atas keinginan sendiri dan adanya dorongan dari orang lain. Namun, ketika menikah karena paksaan atau tuntutan dan tidak adanya dorongan dari orang lain dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Kecemasan Istri Prajurit TNI-AD di Asrama Militer Yonif 511 Kota Blitar pada saat Suami Bertugas ke Merauke Yesi Dwi Andari; Hengki Hendra Pradana
Al-Ihath: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 3 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.203 KB) | DOI: 10.53915/jbki.v3i1.299

Abstract

Perasaan cemas biasanya muncul apabila individu berada dalam suatu keadaan yang dirasa akan merugikan dan mengancam diri individu pada saat individu merasa tidak berdaya menghadapinya. Kemudian apa yang dicemaskan belum tentu terjadi sehingga perasaan cemas itu sebenarnya ketakutan yang diciptakan oleh individu sendiri. Kondisi kecemasan telah melanda berbagai sendi kehidupan, seperti halnya kecemasan yang dialami oleh istri seorang prajurit TNI-AD. Tujuan penelitian ini ialah menggambarkan kecemasan yang dialami oleh istri Prajurit TNI-AD di Asrama Militer Yonif 511 Kota Blitar pada saat ditinggal suami bertugas ke Merauke. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kecemasan masing-masing istri TNI-AD yang ditinggal oleh suami Satgas berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena kondisi tempat Satgas yang tidak sama, faktor terbiasa karena sudah pernah ditinggal Satgas untuk beberapa kali dan ada yang baru pertama kalinya ditinggal Satgas oleh suami, dan juga penyesuaian diri masing-masing istri TNI-AD terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh atasan yang harus ditaati.
Kepatuhan Kolektif dalam Ritual Sedekah Bumi: Studi Etnografi di Kabupaten Bojonegoro Hengki Hendra Pradana; Yaoma Tertibi; Maula Safira Putri Tohari
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 33 No. 2 (2024): Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v33i2.2095

Abstract

This research explores collective compliance in the implementation of the Sedekah Bumi ritual in Bojonegoro Regency through an ethnographic approach. Sedekah Bumi is a tradition that involves various elements of society in a ceremony expressing gratitude for crops and prayers for future prosperity. This study aims to understand the social dynamics, symbolic meanings, and the role of collective compliance in the ceremony. Through participatory observation and in-depth interviews with various informants, the study found that collective compliance in Sedekah Bumi is influenced by multiple factors, including the roles of traditional leaders, religious values, and the impact of modernization. The ritual not only strengthens social cohesion and cultural identity but also serves as a crucial means of preserving tradition amidst dynamic social change. In this research, domain analysis techniques were used. The subjects sampled in the study were characterized as natives of Pancur village, regular participants in the Sedekah Bumi events, and of either gender. The subjects included Priyono, a 48-year-old village official;  Bani, the 76-year-old caretaker of the village's pepunden; and Farid Amiruddin, a 27-year-old village youth. The study identified four main factors influencing collective compliance: Indoctrination, Habituation, Utility, and Group Identification. The findings concluded that several factors influence the compliance of Pancur Village's residents with the Sedekah Bumi tradition. Indoctrination is introduced since childhood by the surrounding environment, Habituation becomes a habit maintained despite changing times, Utility is celebrated according to individual beliefs to maintain harmony, and Group Identification is preserved as a tribute to ancestral heritage.