Adira Valentina
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEDIA PEMBELAJARAN MABETA UNTUK MENGUATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Adira Valentina; Murfiah Dewi Wulandari
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.919 KB) | DOI: 10.31949/jcp.v8i3.2474

Abstract

Kemampuan matematika atau kemampuan berhitung adalah kemampuan mendasar dan fundamental sebagai landasan untuk mempelajari bidang ilmu yang lebih luas. Indonesia memiliki kualitas pendidikan matematika yang tertinggal dari Negara lain dan berada pada posisi terbawah menurut PISA. Hal ini disebabkan oleh perpsepsi siswa dan masyarakat umum yang menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang sulit untuk dipahami. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan belajar dan menjadi tidak paham dengan materi matematika. Untuk mengatasinya diperlukan adanya terobosan baru dalam proses pembelajaran agar kemampuan dan minat siswa semakin berkembang. Guru sebagai penggerak utama dalam pembelajaran harus dapat mengatasi permasalah ini dengan berbagai upaya. Media pembelajaran adalah salah satu alternative untuk meningkatkan minat siswa. Penelitian dan perancangan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah seumber data sekunder melalui studi literature. MABETA (Mangent berhitung matematika) adalah media pembelajaran yang berbasis aktivitas yang menggabungkan antara permainan dan materi berhitung atau operasi matematika dasar. MABETA dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa dan meningkatkan minat berhitung siswa. Mabeta memiliki beberapa keunggulan dimana sangat fleksibel, mudah dijumpai, dan dapat menghidupkan suasana belajar karena memerlukan aktivitas dan interaksi langsung dari siswa. Dengan MABETA, diharapkan pembelajaran matematika menjadi tidak sulit lagi, dan pemahaman serta minat siswa menjadi meningkat. Pada akhirnya, kualitas pendidikan di Indonesia bias mulai mengejar ketertinggalan yang ada dari system pendidikan global.
MEDIA PEMBELAJARAN MABETA UNTUK MENGUATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Adira Valentina; Murfiah Dewi Wulandari
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i3.2474

Abstract

Kemampuan matematika atau kemampuan berhitung adalah kemampuan mendasar dan fundamental sebagai landasan untuk mempelajari bidang ilmu yang lebih luas. Indonesia memiliki kualitas pendidikan matematika yang tertinggal dari Negara lain dan berada pada posisi terbawah menurut PISA. Hal ini disebabkan oleh perpsepsi siswa dan masyarakat umum yang menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang sulit untuk dipahami. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan belajar dan menjadi tidak paham dengan materi matematika. Untuk mengatasinya diperlukan adanya terobosan baru dalam proses pembelajaran agar kemampuan dan minat siswa semakin berkembang. Guru sebagai penggerak utama dalam pembelajaran harus dapat mengatasi permasalah ini dengan berbagai upaya. Media pembelajaran adalah salah satu alternative untuk meningkatkan minat siswa. Penelitian dan perancangan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah seumber data sekunder melalui studi literature. MABETA (Mangent berhitung matematika) adalah media pembelajaran yang berbasis aktivitas yang menggabungkan antara permainan dan materi berhitung atau operasi matematika dasar. MABETA dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa dan meningkatkan minat berhitung siswa. Mabeta memiliki beberapa keunggulan dimana sangat fleksibel, mudah dijumpai, dan dapat menghidupkan suasana belajar karena memerlukan aktivitas dan interaksi langsung dari siswa. Dengan MABETA, diharapkan pembelajaran matematika menjadi tidak sulit lagi, dan pemahaman serta minat siswa menjadi meningkat. Pada akhirnya, kualitas pendidikan di Indonesia bias mulai mengejar ketertinggalan yang ada dari system pendidikan global.