Wahyu Tri Astuti
Departemen Keperawatan Anak Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif Wahyu Tri Astuti; Lis Nurhayati; Miftakhul Anwar
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.791 KB)

Abstract

Latar belakang: Setiap 7 menit bayi meninggal dan sekitar 30 ribu kematian anak balita di Indonesia setiap tahunnya. Masalah tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi. Sekitar 14% bayi di Indonesia yang disusui secara eksklusif oleh ibunya hingga usia 4 bulan sehingga masalah kematian bayi timbul. Tujuan: Mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif pada ibu–ibu yang mempunyai balita di RW 03 Desa Rejosari Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Metode: Jenis penelitian non eksperimen dengan pendekatan deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai anak dibawah 5 tahun atau balita di RW 03 Desa Rejosari yang berjumlah 30 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif, variabel terikatnya adalah kegagalan pemberian ASI ekslusif. Analisa data mengunakan uji Chi Square. Hasil: Bahwa tingkat pengetahuan ibu, penyakit ibu, pekerjaan ibu, persepsi ibu, bayi sakit dan bayi kembar bukan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI ekslusif di Desa Rejosari Kecamatan Pringsurat Temanggung. Simpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu, penyakit ibu, pekerjaan ibu, persepsi ibu, bayi sakit dan bayi kembar dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI eksklusif.
Tingkat Pengetahuan Ibu Anak Usia 4-6 Tahun Tentang Terapi Bermain di Taman Kanak-Kanak Wahyu Tri Astuti; Lis Nurhayati; Yustina Dwi Susanti
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.787 KB)

Abstract

Latar Belakang : Menurut hasil observasi yang dilakukan pada 10 ibu dari 36 ibu yang mempunyai anak usia 4-6 tahun di TK Bhayangkari 80 Magelang menyatakan bahwa para ibu belum mengerti tentang pentingnya terapi bermain bagi anak, dibuktikan dengan terdapat kurang lebih 14 anak (38,8%) dari 36 murid di TK tersebut yang belum mampu lebih berkreasi dan berkreativitas. Tujuan : mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu anak Usia 4-6 Tahun tentang terapi bermain di Taman Kanak- Kanak. Desain penelitian : penelitian deskriptif, Metode : metode survey, Populasi : seluruh ibu yang mempunyai anak yang bersekolah di TK Bhayangkari 80 Magelang sebanyak 36 ibu total murid, Sampel : 36 responden atau 100%. Analisa Data : Analisa Deskriptif Frekuensi, Hasil : proporsi tingkat pengetahuan tentang pengertian bermain sejumlah 3 ibu (8,33%) belum mengetahui pengertian bermain, proporsi klasifikasi bermain yang kurang sebanyak 4 ibu (11,11%) dan rendah sebanyak 1 ibu (2,78%), proporsi pengetahuan kaidah permainan kurang 3 ibu (8,33%), dan rendah 1 ibu (2,78%), serta proporsi pengetahuan manfaat yang kurang 5 ibu (13,89%), dan rendah 2 ibu (5,56%). Simpulan: hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu anak usia 4-6 tahun tentang terapi bermain baik sebanyak 77,85% artinya responden sudah mengetahui tentang pentingnya terapi bermain pada anak usia 4-6 tahun di TK Bhayangkari 80 Ganten Jurangombo Selatan Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang, masih ditemukannya nilai kurang bahkan rendah karena menurut karakteristik ibu masih berusia muda dan belum banyak informasi tentang terapi bermain.
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui yang Mempunyai Anak Pertama Usia 0-6 Bulan Tentang ASI Ekslusif Evy Tri Susanti; Wahyu Tri Astuti; Emah Marhamah; Amrul Falah
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 3 No. 1 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.017 KB)

Abstract

Pendahuluan : Cakupan pemberian ASI eksklusif di Jawa Tengah berdasarkan Profil Kesehatan pada Tahun 2016 hanya 28,08%, di Kabupaten Magelang sendiri juga cakupan ASI eksklusif sangat rendah sekitar 11,74% dan ini masih jauh dari cakupan nasional sebesar 80%. ASI eksklusif merupakan makanan yang paling sempurna dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan optimal. ASI mengandung zat untuk kecerdasan, zat kekebalan dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, namun kenyataannya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif masih sangat kurang. Ibu sering memberikan makanan tambahan pada bayi yang berumur beberapa minggu seperti pisang atau nasi yang dihaluskan. Dengan diketahuinya tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif, maka dapat dilakukan penatalaksanaan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Tujuan: mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui yang mempunyai anak pertama usia 0-6 bulan tentang ASI eksklusif. Metode: studi survey yang dilakukan pada ibu menyusui yang mempunyai anak pertama usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur Kabupaten Magelang. Hasil: Responden sejumlah 73 orang didapatkan hasil pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI eksklusif yang pengetahuan baik 28,78%, pengetahuan sedang 54,80% dan pengetahuan kurang 16,42%. Pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif yang pengetahuan baik 23,29%, pengetahuan sedang 41,10%, pengetahuan kurang 35,61%. Pengetahuan tentang komposisi ASI eksklusif yang pengetahuan baik 2,73%, pengetahuan sedang 15,07% dan pengetahuan kurang 82,20%. Simpulan: Tingkat pengetahuan ibu menyusui yang mempunyai anak pertama usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Borobudur yang pengetahuan baik 18,27%, pengetahuan sedang 36,99% dan pengetahuan kurang 44,74%.
Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Balita Syamsudin Syamsudin; Wahyu Tri Astuti; Eko Setyono
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.271 KB)

Abstract

Latar belakang : gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang banyak ditemukan pada masa balita di Kecamatan Secang. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat masa balita adalah masa yang rawan terjadi penyakityang akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi balita diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi keluarga balita. Tujuan : penelitian untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita. Metode : penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi balita di Desa Grogolan sebanyak 30 anak, dan sampel yang digunakan sampel total. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur untuk mengetahui sosial ekonomi keluarga dan penimbangan berat badan balita untuk mengetahui status gizi balita. Hasil : penelitian menunjukkan bahwa balita gizi baik sebanyak 96,7%, gizi kurang gizi buruk sebanyak 3,3%, keluarga status ekonomi rendah 43,3%, status ekonomi tinggi 56,7%; ibu berpendidikan SD-SMP sebesar 56,7% , SMA-Perguruan Tinggi 43,3%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara status ekonomi tidak ada hubungan bermakna dengan status gizi balita ( Fisher Exact Test nilai p : 0.433 > 0.05), tingkat pendidikan ibu tidak ada hubungan bermakna dengan status gizi balita (Fisher Exact Test nilai p : 1.000 > 0.05).
Pemberian Air Murni (Pure Water) Beroksigen Tinggi Terhadap Kebugaran Siswanto Siswanto; Syamsudin Syamsudin; Wahyu Tri Astuti
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.246 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kebugaran adalah salah satu nilai positif olahraga. Tubuh membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas, energi diperoleh dari kandungan makanan dan minuman yang dikonsumsi, diantarannya karbohidrat, protein, dan lemak yang semuanya dibantu dengan oksigen untuk membantu Adenosin Tri Phosphate (ATP) yang nantinya ATP menjadi sumber energi utama. Dalam sel tubuh, oksigen bereaksi dengan glukosa yang menghasilkan karbondioksida, H2O dan sejumlah energi yang disimpan dalam bentuk molekul berenergi tinggi yaitu ATP. Ketika tubuh membutuhkan energi, maka molekul ATP akan diubah menjadi Adenosin Di Phospat). Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian pure water beroksigen tinggi terhadap kebugaran pada mahasiswi tingkat 1 Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang. Metode : Jenis penelitian eksperimen murni, pendekatan post test control group design. Sampel 20 mahasiswi dibagi 2 yaitu 10 mahasiswi diberi minum air putih biasa dan 10 mahasiswi minum air putih beroksigen tinggi selama 3 hari, kemudian dites kebugarannya. Hasil : Pada kelompok A yang diberi minum air putih biasa hasil indeks kebugaran jasmani semua dibawah 50, hasil tertinggi 47.73, kelompok B diberi minum pure water hasil indek kebugaran jasmani ada 5 naracoba yang di atas 50, hasil tertinggi 75.76 dan terendah 31.60. Simpulan : pure water beroksigen tinggi dapat meningkatkan kebugaran.
Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu Wahyu Tri Astuti; Nurul Hidayah
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.794 KB)

Abstract

Latar belakang : Masyarakat dengan bimbingan dari petugas kesehatan setempat. Berdasarkan data dari sekretaris kementrian koordinator kesejahteraan rakyat adanya kejadian luar biasa (KLB) pada akhir tahun 2000 seperti penyakit Polio, KEP, Gizi buruk dan lain-lain yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia banyak disebabkan karena kurangnya pemberdayaan memanfaatkan posyandu, padahal dari segi APBN tahun 2006, untuk anggaran kegiatan Posyandu nasional sebesar 491,6 milyar. Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif, berperan aktif, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung gugat demi perbaikan kehidupannya. Tujuan : mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita peran dan fungsi posyandu terhadap motivasi kunjungan di posyandu Dusun Sucen Desa Secang Lor Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. Desain penelitian : Deskriptif. Sampel : sebanyak 23 responden. Hasil penelitian : pengetahuan baik tentang peran dan fungsi posyandu sebanyak 20 responden (62,5%), motivasi kunjungan yang tinggi yaitu sebanyak 3 responden (81,2%) dan pengetahuan baik motivasi kunjungan tinggi yaitu 19 responden (59,3%). Simpulan : Tingkat pengetahuan responden tentang peran dan fungsi Posyandu termasuk dalam kategori baik, motivasi kunjungan responden diposyandu dalam kategori tinggi, dan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang peran dan fungsi posyandu baik, motivasi kunjungan termasuk dalam kategori tinggi.
Pemberian Pendidikan Kesehatan Terapi Zink untuk Mengurangi Frekuensi Diare Anastasia Inez Putri Wijayanti; Wahyu Tri Astuti
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.808 KB)

Abstract

Latar Belakang : Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan frekuensi buang air besar, yaitu memberikan terapi Zink dengan dosis terapi yang sudah ditetapkan. Zink adalah suatu komponen dari beberapa sistem enzim yang berfungsi di dalam sintesa protein, transport karbondioksida dan di dalam proses penggunaan vitamin A serta memberikan efek positif terhadap penyembuhan diare dan pertumbuhan anak. Tujuan : Menggambarkan penerapan pemberian pendidikan kesehatan terapi Zink pada An. M untuk mengurangi frekuensi diare. Metode : Karya ilmiah ini mengunakan metode studi kasus. Subyek penelitian ini adalah An. M, dengan jenis kelamin laki-laki, berusia 5 tahun, buang air besar cair 10 kali, demam tak kunjung turun. Hasil : memberikan pendidikan kesehatan terapi Zink selama 15 menit, respon An. M dan ibu kooperatif. Simpulan : diare An. M mulai berkurang, tidak tampak haus, nafsu makan bertambah menghabiskan 1/2 porsi makan, buang air besar 2 kali dalam sehari.
Penerapan Fototerapi Terhadap Hiperbilirubin pada Bayi Ny. D dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Tri Wahyuningsih; Wahyu Tri Astuti; Siswanto Siswanto
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.653 KB)

Abstract

Latar Belakang : Hiperbilirubin merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir, biasanya ditandai peningkatan total serum bilirubin dalam darah di atas 5 mg/dl, dimana terjadi peningkatan penghancuran sel darah merah yang berkisar 80-90 dari, dan kadar zat besi yang tinggi dalam eritrosit. Dalam mengatasi masalah tersebut hal ini perlu dilakukan penanganan salah satunya dengan cara melakukan penerapan fototerapi salah satu upaya untuk pengobatan pada pasien hiperbilirubin. Tujuan : Mengetahui penurunan derajat ikterus sebelum dan sesudah pada By. Ny. D di ruang Multazam. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus, dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 partisipan. Hasil : Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari yaitu sebelum dan sesudah dilakukan fototerapi. Simpulan : Terdapat adanya pengaruh yang besar dari dilakukannya fototerapi selama 36 jam terhadap penurunan kadar bilirubin.