Salah satu penyebab produksi ASI meningkat atau menurun adalah adanya stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Oleh sebab itu ibu dianjurkan menyusui dini agar isapan bayi segera menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi hormone prolactin dan hipofisis posterior untuk memproduksi hormon oksitosin (Proverawati & Rahmawati, 2010). Pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 2 tahun. Jika bayi diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lainnya merupakan proses menyusui eksklusif [1]. Menyusui eksklusif dapat melindungi bayi dan anak terhadap penyakit berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami akan membuat bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup dan limpahan kasih sayang yang berguna untuk perkembangannya [2].. Zat anti kekebalan yang terkandung dalam ASI juga sangat berguna untuk daya tahan bayi agar tidak mudah terserang penyakit. Hegar [3]. Berdasarkan data yang dikumpulkan IBFAN (International Baby Food Action Network) 2014, Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbawah dari 51 negara di dunia yang mengikuti penilaian status kebijakan dan program pemberian makan bayi dan anak (Infant-Young Child Feeding) [1]. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian terkait ASI Eksklusif masih jauh dari yang di harapkan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin adalah memberikan sensasi rileks pada ibu salah satunya yaitu dengan melakukan teknik marmet karena dapat merangsang system syaraf pada payudara [4]. Tujuan penelitian yaitu Bagaimanakah pengaruh Teknik Marmet Terhadap pengeluaran Asi Pada Ibu PostPartum di Puskesmas Unit II Sumbawa Tahun 2020.Sampel penelitian adalah ibu Nifas yang tidak melakukan teknik marmet, dan ibu postpartum yang produksi ASI nya banyak. Sampel berjumlah 11 ibu nifas yang di ambil secara purposive sampling. Observasi dilakukan pada ibu menyusui sebelum diberikan perlakukan teknik marmet. Perlakukan teknik marmet, dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali sehari.Analisis deskriptif dengan menyajikan data distribusi frekuensi, sedangkan uji statistik menggunakan uji T pada tingkat kepercayaan 95%.