Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Fotografi Produk dengan Smartphone di Desa Pela Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Dita Andansari; Etwin Fibrianie; Darius Shyafary
Jurnal ETAM Vol. 2 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Politeknik Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.389 KB) | DOI: 10.46964/etam.v2i1.256

Abstract

Kegiatan pengabdian pelatihan fotografi produk dengan smartphone di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara dilaksanakan dengan latar belakang bahwa Desa Pela sedang mengembangkan diri menjadi desa wisata sehingga masyarakatnya perlu mendapatkan wawasan terutama mengenai proposi desa, salah satunya dengan fotografi. Metode pengabdian dilakukan melalui studi pendahuluan, identifikasi dan perumusan masalah, penetapan tujuan, tinjauan pustaka, pengumpulan data, pelatihan fotografi produk dengan smartphone, aplikasi hasil pelatihan, dan tahap evaluasi. Diharapkan kegiatan pengabdian dapat membantu Desa Wisata Pela untuk bisa mempromosikan desa dengan tampilan yang menarik tetapi dengan peralatan yang sederhana.
Pelatihan Merangkai Manik dari Limbah Plastik yang Digoreng bagi Cleaning Service di Lingkungan Politeknik Negeri Samarinda Dita Andansari; Darius Shyafary
Jurnal ETAM Vol. 2 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Politeknik Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.239 KB) | DOI: 10.46964/etam.v2i1.258

Abstract

Menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat ke-2, sebesar 5,4 juta ton/tahun (14%). Bahaya yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan kantong plastik menurut BBC News, yaitu bahwa plastik yang terbakar akan menciptakan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan polythene membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara alamiah di tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat diuraikan di air. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mendaur ulang sampah kantong plastik menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. Teknik pengolahan sampah kantong plastik sebelum dibuat menjadi produk adalah dengan cara dipanaskan, salah satunya adalah dengan proses digoreng. Pengolahan sampah kantong plastik dengan cara digoreng dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif industri kreatif di mana pemerintah Indonesia saat ini banyak mensosialisasikan industri kreatif guna mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Hasil yang didapatkan bahwa peserta pelatihan dapat merangkai manik dari limbah kantong plastik yang digoreng menjadi rangkaian bunga.
Pemberdayaan Karang Taruna melalui Pelatihan Kayu Limbah Kemasan menjadi Aksesoris sebagai Penggerak Ekonomi Daerah Darius Shyafary; Anni Fatmawati; Puji Astuti Amalia; Etwin Fibrianie Soeprapto
Jurnal ETAM Vol. 3 No. 2 (2023): OCTOBER
Publisher : Politeknik Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/etam.v3i2.535

Abstract

Pemberdayaan masyarakat adalah keadaan yang terjadi atau hal-hal yang dilakukan dilingkungan masyarakat sebagai upaya membangun pembangunan yang bertumpu pada masyarakat itu sendiri. Karang taruna Rekat Sehati merupakan kelompok mayarakat yang berisi pemuda/I di Kelurahan Mugirejo Kotamadya Samarinda yang aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, dan social. Masalah utama yang terjadi di kelompok Karang Taruna Rekat sehati adalah keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam pengolahan limbah kayu menjadi produk fungsional yang bernilai ekonomis.Dari kegiatan pelaksanaan diperoleh hasil adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman bagi peserta pelatihan sebanyak 100% dari hasil karya mandiri yang di buat dari awal hingga menjadi produk jadi secara mandiri oleh peserta. Adanya kegiatan pelatihan pengolahan kayu limbah menjadi inovasi kerajinan tangan menjadi sumbangsih dalam transfer ilmu dan strategi ekonomi masyarakat ke depannya.
Batik MSME Acceptance Model for Technology in Jbatik Application in East Kalimantan, Indonesia Dita Andansari; Darius Shyafary; Sekta Lonir Oscarini Wati Bhakti; R.A. Kartini Nazam
Journal of Civil Engineering, Planning and Design Vol 1, No 2 (2022): Journal of Civil Engineering Planning and Design
Publisher : Faculty of Civil Engeneering and Planning - ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jcepd.2022.v1i2.3666

Abstract

.  The sub-sector of the creative industry that gives the hugest contribution to the national GDP is the handicraft subsector, followed by the fashion subsector and next is the advertising subsector. Batik handicrafts in East Kalimantan have also been developed into fashion products by starting to hold many fashion events, one of which is made from batik so that batik in East Kalimantan is very potential because, in addition to being included in the handicraft subsector, it is also classified as a fashion subsector where the two subsectors are included in the top three creative industry sub-sectors contributing to national GDP.  Of the several technologies made as a form of process innovation for the batik process, the easiest one to be applied is the use of software to design batik motifs considering that the price is affordable compared to equipment for other stages in the batik process. The development of batik including the use of software technology to make batik motif designs first developed in Java in accordance with the history of batik that batik is indeed a tradition of living on the island of Java. Thus, the development of its innovation outside Java is not as fast as in Java, including in the use of technology as the use of software to design batik motifs. With the background mentioned above, it is necessary to conduct research on the batik MSME acceptance model for technology in the batik application in East Kalimantan, Indonesia.  The methods used were a validity test, reliability test, and Spearman rank correlation test. The result was that the correlation between Perceived Usefulness and the Actual System Use variable had a strong relationship level because the value was 0.859 as well as Perceived Ease of Use with the Actual System Use variable. In addition, both correlation values had a two-asterisk sign so that the value was significant, or in other words, there was a positive and significant relationship between the Perceived Usefulness variable and the Actual System Use variable and also the Perceived Ease of Use with the Actual System Use variable.