Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Effect of Herbal Therapy on Intracellular Cytokine Expression of CD8 Cell in Nasopharingeal Cancer Patients Haryanto Reksodiputro; Asrul Harsal; Budianto Komari
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.709 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v5i2.112

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui efek obat herbal terhadap respons imun pasien kanker nasofaring (KNF) dengan cara mengukur persentase sitokin intraselular (IFN-? dan TNF-?) sebelum dan sesudah pemberian THL. Juga untuk memperkenalkan metode pemeriksan sitokin intra sel sebagai alternatif lain dalam penilaian respons imun pasien.Metode: sebanyak 15 pasien KNF diikutsertakan secara konsekutif dalam penelitian ini dan menerima obat Tien Hsien Liquid (THL) sebanyak empat kali sehari selama empat minggu. Sebelum dan sesudah pemberian THL, dilakukan pengambilan darah sebanyak 10 mL untuk pengukuran kadar sitokin intraselular TNF-? dan IFN-?, baik secara spontan maupun setelah perangsanganphytohemagglutinin(PHA) dengan menggunakanflowcytometric assay.Hasil: kedua jenis sitokin (TNF-? dan IFN-?) baik sebelum maupun setelah perangsangan PHA mengalami kenaikan setelah pemberian THL. Persentase kenaikan IFN-? dan TNF-? sebelum perangsangan PHA adalah 4.62+1.39 dan 4.89+1.39; sedangkan persentase kenaikan setelah perangsangan PHA adalah 3.98+1.29 and 1.65+3.82.Pada laporan ini juga diperlihatkan bahwa pemeriksaan sitokin intra sel dapat dilakukan di laboratorium kami sebagai alternatif lain penilaian respons imun pasien. Pada pemeriksaan TNF-? and IFN dalam serum, kadar TNF-? and IFN yang diukur diproduksi oleh berbagai sel lain seperti makrofag, sel endotel, dan lain-lain, sedangkan dengan metode pemeriksaan sitokin intraseluler yang dikerjakan dalam laporan ini yang diukur adalah kadar protein yang diproduksi sel CD8.Kesimpulan:THL dapat memodulasi respons imun selular dengan meningkatkan sitokin intraselular (IFN-? dan TNF-?) dalam CD8+. Oleh karena itu, obat herbal ini dapat menjadi agenimmunoceuticalyang dapat digunakan sebagai terapi suportif pada pasien kanker, terutama pasien kanker nasofaring (KNF).Kata kunci: sitokin intraselular, kanker nasofaring, Tien Hsien Liquid (THL)
Efficacy and Safety of In-Asia-Manufactured rhG-CSF 300 mcg As Primary Prophylaxis for Prevention of CHOP Chemotherapy-induced Severe Neutropenia in Elderly Patients with Lymphoma Non-Hodgkin Harryanto Reksodiputro; Zubairi Djoerban; Karmel L. Tambunan; Aru W. Sudoyo; Abidin Widjanarko; Djumhana Atmakusuma; Syafrizal Syafei; Nugroho Prayogo; Ronald Hukom; Dody Ranuhardy; Zakifman Jack; Asrul Harsal; Noorwati S -; Bambang Karsono; Shufrie Effendi; Hilman Tadjoedin
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.74 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v3i1.71

Abstract

Penelitian open-label, non-komparatif ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan recombinant human G-CSF produksi Asia sebagai profilaksis primer dalam pencegahan neutropenia derajat berat pada pasien usia lanjut (>60 tahun) dengan limfoma non-Hodgkin (LNH) derajat sedang dan lanjut (stadium II,III,IV) yang mendapat terapi CHOP (siklofosfamid, doksorubisin, vinkristin). Profilaksis primer recombinant human G-CSF (rhG-CSF) produksi Asia dapat mengurangi median durasi neutropenia derajat 4 pada siklus sitostatistika ke-1 dan ke-2 menjadi tiga hari, sementara median durasi neutropenia derajat 3 pada siklus sitostistika ke-1 menjadi dua hari dan pada siklus sitostatistika ke-2 menjadi dua setengah hari, dari median durasi neutropenia grade 4 dan grade 3 tanpa G-CSF, yaitu empat dan lima hari berurutan. Febrile neutropenia ditemukan pada 7 pasien yang mendapat rhG-CSF produksi Asia (24.1%), lebih rendah jika dibandingkan studi tanpa rhG-CFS (31.3-34% FN). Tiga pasien mendapat rhG-CSF produksi Asia (10,3%) dirawat inap akibat febrile neutropenia, lebih rendah jika dibandingkan rawat inap pada studi tanpa rhG-CSF (24-28%). Kejadian yang tidak diinginkan terbanyak adalah mual dan muntah yang terjadi pada 9 (31%) pasien. Sebagai kesimpulan, penggunaan rhG-CSF produksi Asia untuk profilaksis primer pada pasien LNH usia lanjut yang mendapat regimen CHOP dapat mengurangi durasi neutropenia, mengurangi kejadian febrile neutropenia, dan angka rawat inap akibat febrile neutropenia.Kata kunci : Efektivitas, keamanan, G-CSF, LNH pada usia lanjut