Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Formulasi Kopi Biji Pepaya dengan Penambahan Bubuk Cokelat dan Bubuk Jahe Gettik Andri Purwanti
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Agroindustri Halal 6(2)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.555 KB) | DOI: 10.30997/jah.v6i2.2755

Abstract

Pemanfaatan buah papaya (Carica papaya L.) selama ini banyak dikonsumsi sebagai buah segar dan olahan, namun pemanfaatan terhadap biji papaya tidak termanfaatkan dan hanya terbuang tersebut dapat memiliki nilai apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi kopi biji papaya dengan penambahan cokelat dan jahe yang disukai oleh konsumen. Formulasi kopi biji papaya menggunakan bahan tambahan berupa bubuk cokelat dan bubuk jahe. Variasi komposisi diantaranya adalah 426, 247, 573, 361, 475 dan 253 dengan jumlah konsentrasi bubuk kopi (60;70 dan 80%) dan konsentrasi bubuk cokelat dan bubuk jahe (40;30 dan 20%). Analisis berupa uji sensori menggunakan uji rating hedonic meliputi atribut rasa, aroma, kekentalan, warna, dan keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari keenam formulasi kopi biji papaya formula 253 memiliki rata-rata tertinggi pada tiga parameter yaitu warna, kekentalan dan keseluruhan.
Analisis Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Keripik Pisang Batu UMKM XYZ di Kabupaten Malang Muh Agus Ferdian; Gettik Andri Purwanti; Nunuk Hariyani
JURNAL GREEN HOUSE Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang batu termasuk pisang kelas rendah yang tidak dapat langsung dimakan dalam bentuk segar tetapi ketika buahnya masak mempunyai rasa yang manis dan bau yang harum. Pengolahan pasca panen komoditi pisang batu menjadi keripik pisang batu sering sekali mengalami kerusakan, baik pada saat proses produksi, pengemasan maupun saat penyimpanan sebelum didistribusikan. Pengendalian mutu merupakan pengukuran kinerja produk, membandingkan dengan standar dan spesifikasi produk, serta melakukan tindakan koreksi apabila terdapat penyimpangan. Metode penelitian yang dilakukan melalui penggunaan alat analisis pengendalian mutu berupa diagram Sebab-akibat atau Fishbone Analysis, diagram Pareto dan grafik Kendali yang didukung dengan metode AHP. Lokasi penelitian dilaksanakan di UMKM XYZ yang memproduksi keripik pisang batu di Desa Bangelan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Keripik pisang batu dengan jenis kerusakan patah (45.07) merupakan persentase kerusakan produk tertinggi dari keseluruhan kerusakan produk keripik pisang batu, kemudian gosong (42.99) dan kecil (11.93). Prioritas utama strategi peningkatan mutu menggunakan metode AHP pada proses produksi keripik pisang batu adalah Pendampingan pengendalian mutu oleh Tenaga Ahli.
Distribusi Dan Pemanfaatan Tanaman Kemukus(Piper Cubeba) Di Hutan Lindung RPH Sumbermanjing Kulon Poegoeh Prasetyo Rahardjo; Gettik Andri Purwanti; Stephanus Meo Soa
JURNAL GREEN HOUSE Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v2i1.28

Abstract

This cubeb research aims to determine the distribution and utilization of the cubeb plant in Sumbermanjing Kulon RPH. Observations of cubebs were carried out along plot 101 at Sumbermanjing Kulon RPH. This study used survey methods and direct observation in the field. This data collection technique used interpretation transects and 10 x 10 m plots. Construction of a 1000 m long observation transect line of cubeb (piper cubeba), then to determine the point of spread of cubeb (piper cubeba) using qualitative descriptive analysis. The data analysis technique used in this study is the Morisita index method. The Morisita Index (Id) is most often used to measure the distribution pattern of a species or population because the calculation results are not affected by differences in the mean value and the size of the sampling unit. The results showed that the distribution between cubebs was fairly even, although at some points the distribution of cubeb was not found, this was due to human or animal intervention which resulted in each span of distance.