Muhammad Farid Wadjidi
Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang, Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH BERBAGAI UKURAN MANGKOK BUATAN TERHADAP PANJANG TUBUH DAN BOBOT CALON LEBAH RATU Apis cerana java genotype Desirma Cipta Masnaly; Muhammad Farid Wadjidi; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh berbagai ukuran mangkok buatan terhadap panjang tubuh dan bobot calon lebah ratu Apis cerana java genotype. Larva Apis cerana umur 1 hari, lilin Apis cerana, gas CO2 sebagai bahan dan timbangan analitik dengan ketelitian 0,01g, milimeterblok sebagai alat. Metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan dan 6 kotak koloni sebagai ulangannya dengan masing-masing ulangan 4 unit, kemudian dilanjut uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Mangkok buatan terbagi menjadi P1(kecil) = tinggi 7,5 mm; diameter atas 6,5 mm; diameter bawah 4,4 mm, P2(sedang) = tinggi 8,5 mm; diameter atas 7,1 mm; diameter bawah 5,8 mm, P3(besar) = tinggi 10 mm; diameter atas 7,1 mm; diameter bawah 6,2 mm. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0,05) antara berbagai ukuran mangkok buatan dan panjang tubuh, sedangkan pengaruh berbagai ukuran mangkok buatan terhadap bobot calon lebah ratu sangat nyata (P<0,01). Nilai rataan panjang tubuh terbesar diperoleh sebesar 12,52 mmb dengan ukuran mangkok buatan besar (P3), 11,06 mma dengan ukuran mangkok buatan sedang (P2), terakhir 10,96 mma dengan ukuran mangkok buatan kecil (P1). Bobot calon lebah ratu terbesar senilai 122 mgb (P3), dibawahnya 119 mgb (P2) dan terkecil 119 mga (P1). Dapat disimpulkan adanya pengaruh nyata terhadap panjang badan dan pengaruh sangat nyata terhadap bobot lebah ratu Apis cerana java genotype. Mangkok buatan dengan tinggi 10 mm, diameter atas 7,1 mm dan diameter bawah 6,2 mm dijadikan patokan  agar  calon  lebah ratu  yang  dibuat  selanjutnya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan optimal. Kata kunci : ukuran mangkok buatan, lebah ratu, Apis cerana java genotype, panjang tubuh, bobot calon ratu.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN DAUN Indigofera zollingeriana TERFERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG SUPER UMUR 22-55 HARI Diantoro Diantoro; Muhammad Farid Wadjidi; Sri Susilowati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji tingkat pengaruh penggunaan daun Indigofera zollingeriana yang terfermentasi dalam ransum pakan ayam kampung super umur 22-55 hari. Materi yang digunakan yaitu konsentrat KBR2 yang dicampur dengan daun Indigofera zollingeriana terfermentasi Aspergillus niger, dedak halus, jagung giling, kapur , dicalcium phospat, minyak kelapa dan juga ayam kampung super umur 22 hari dengan bobot badan awal hari rata-rata 273.99±13.97 gram berjenis kelamin jantan sebanyak 80 ekor. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap  dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan, terdiri dari 5 ekor ayam dalam satu unit percobaan. Macam perlakuan yang diberikan diantaranya P0= ransum tanpa daun Indigofera, P1= ransum yang menggunakan daun Indigofera terfermentasi 10%, P2=ransum yang menggunakan daun Indigofera  terfermentasi 20%, P3= ransum yang menggunakan daun Indigofera  terfermentasi 30%. Variabel penelitian yang diamati adalah performans ayam kampung super diantaranya konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan nilai IOFC. Penelitian ini menunjukkan hasil tingkat penggunaan daun Indigofera terfermentasi Aspergillus niger dalam ransum pakan berpengaruh sangat nyata ( P<0,01 ) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan nilai IOFC ayam kampung super umur 22-55 hari. Rata-rata dan Uji BNT 1% komsumsi pakan P0=2015,00a g/ekor; P1=2042,50a g/ekor; P2=2061,25a g/ekor dan P3=2137,50bg/ekor, pertambahan bobot badan P0=544,18b, P1 = 528,60b,  P2 = 527,60b dan P3 = 485,40a dan nilai IOFC yaitu P0=Rp. 5715,13b ; P1=Rp. 5963,10b ; P2=Rp. 6025,26b; P3=Rp. 4849,05a. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunan campuran daun Indigofera zollingeriana terfermentasi Aspergilus niger dalam pakan sampai 20% belum memberikan perbedaan terhadap konsumsi pakan,.pertambahan bobot badan dan nilai IOFC yang tinggi pada ayam kampung super umur 22-55 hari. Penggunaan campuran daun Indigofera zollingeriana terfermentasi sampai 30% dapat mengakibatkan, peningkatan konsumsi, penurunan bobot badan dan mendapat nilai IOFC yang terendah.Kata kunci :  Indigofera zollingeriana, fermentasi, Income Over Feed Cost (IOFC), ayam kampung super
PENGARUH PEMBERIAN SARI DAUN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA) DAN MULTI ENZIM DALAM AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN QUAIL DAY PRODUCTION TERNAK PUYUH PERIODE LAYER Edy Purwanto; Muhammad Farid Wadjidi; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa pengaruh pemberian sari daun mengkudu (morinda citrifolia) dan multi enzim dalam air minum terhadap konsumsi pakan dan quail day production ternak puyuh periode layer. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sari daun mengkudu, multi enzim dengan burung puyuh usia 6 bulan yang banyaknya 320 ekor. Metode pengamatan ini yaitu penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap perlakuan ditambah campuran sari daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan multi enzim/SDME dengan tingkat yang berbeda dalam air minum, P0 = air minum tanpa SDME, P1 = air minum + 3 ml SDME, P2= air minum + 6 ml SDME, dan P3 = air minum + 9 ml SDME. Data yang didapatkan dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA) dan apabila berpengaruh dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pemberian sari daun mengkudu dan multi enzim(SDME) pada air tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan (P>0,05) tetapi berpengaruh nyata terhadap Quail Day Production (P<0,05). Rata-rata nilai konsumsi pakan selama penelitian pada puyuh umur 180 sampai 200 hari adalah P0= 419,10 gram P1= 418,78 gram P2=  418,61 gram dan  P3= 418,53 gram. Rata-rata Quail Day Production (%) selama penelitian (20 hari) pada puyuh umur 180 sampai 200 hari adalah P0= 67,88a, P1= 69,13a, P2= 72,50ab dan P3= 76,75b. Disimpulkan bahwa penambahan pemberian sari daun mengkudu dan multi enzim dalam air minum menjadi meningkat pada Quail Day Production dan tidak menimbulkan pengaruh terhadap konsumsi pakan pada puyuh periode layer usia 180 hari sampai 200 hari. Direkomendasikan menambahkan sari daun mengkudu dan multi enzim sebanyak 9 ml kedalam 1 liter air minum untuk mendapatkan Quail Day Production yang baik. Kata kunci : puyuh, sari daun mengkudu, multi enzim, konsumsi pakan dan Quail Day Production.
PENGARUH”TINGKAT”PENGGUNAAN”DAUN”KIAMBANG (Salvinia molesta) TERFERMENTASI”DALAM PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN”BOBOT”BADAN, KONSUMSI, DAN”KONVERSI PAKAN PADA ITIK PEDAGING”PERIODE”FINISHER Zakysrof Riza Farrosy; Muhammad Farid Wadjidi; Dedi Suryanto
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian”ini”bertujuan”untuk”menganalisis”pengaruh”penggunaan”daun kiambang terfermentasi terhadap”pertumbuhan bobot”badan, konsumsi, dan”konversi”pakan”itik”pedaging”periode finisher. Kegunaan”penelitian”ini sebagai pedoman dan informasi pemanfaatan daun kiambang terfermentasi”sebagai”bahan”pakan”terhadap pertambahan”bobot”badan, konsumsi”dan”konversi pakan”itik”pedaging”periode”finisher. Bahan pakan yang digunakan adalah konsentrat KBR 2, jagung kuning, dedak halus, kapur dan daun kiambang terfermentasi. Metode”yang”digunakan adalah”metode”percobaan”menggunakan”Rancangan”Acak”Lengkap”dengan 4”perlakuan”dan”4 ulangan,”tiap”ulangan”terdiri dari 5 itik”penelitian. Perlakuan”yang”diberikan”adalah P0 = 100% ransum tanpa ditambah daun kiambang. P1 = 95%”ransum”ditambah 5% daun”kiambang. P2 = 90% ransum”ditambah 10% daun”kiambang. P3 = 85% ransum”ditambah 15% daun”kiambang. Variabel”yang”diamati”pada”penelitian”ini”adalah”konsumsi,”pertambahan”bobot”badan” dan konversi”pakan.”Hasil”penelitian”menunjukkan”bahwa”tingkat”penggunaan” daun ”kiambang terfermentasi dalam pakan menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, sementara menunjukan pengaruh yang nyata” terhadap PBB (P<0,05) dan terhadap konversi pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Nilai rata – rata konsumsi pakan P0 = 3215,00 g/ekor. ; P1 = 3233,25 g/ekor. ; P2 = 3246,25 g/ekor dan P3 = 3271,25 g/ekor.  Nilai rata – rata” pertambahan bobot badan yaitu P0 = 947,00 g/ekor. ; P1 = 930,80 g/ekor. ; P2 = 896,55  g/ekor. ; P3 = 854,70 g/ekor. Nilai rata-rata konversi pakan selama penelitian yaitu P0 = 3,41 ; P1 = 3,47. ; P2= 3,62. ; P3 = 3,83. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunan daun kiambang terfermentasi Aspergillus niger sampai tingkat 10% dalam ransum belum menunjukkan perbedaan terhadap konsumsi, pbb dan konversi”pakan.” Kata Kunci: Daun kiambang, Konversi pakan, Itik pedaging.