- Yehezkiel, -
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Jl. Kesehatan No 1, Denpasar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB Intravena Dibanding dengan Fentanil 2 mcg/kgBB Intravena dalam Menekan Respons Kardiovaskular pada Tindakan Laringoskopi dan Intubasi Yehezkiel, -; Wiryana, Made; Sujana, Ida Bagus Gde; Sidemen, I Gusti Putu Sukrana
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1298.474 KB)

Abstract

Laringoskopi dan intubasi merupakan tindakan rutin yang berisiko menyebabkan respons kardiovaskular berupa peningkatan tekanan darah dan laju denyut jantung terutama pada pasien risiko tinggi seperti kelainan jantung. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas MgSO4 30 mg/kgBB intravena dibanding dengan fentanil 2 mcg/kgBB  intravena dalam menekan respons kardiovaskular pada  tindakan laringoskopi dan intubasi sehingga dapat menjadi obat altenatif. Penelitian ini dilakukan secara uji klinis  acak terkontrol tersamar ganda terhadap 42 pasien dengan status fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) I–II yang dilakukan operasi dengan anestesi umum intubasi trakea di RSUP Sanglah Denpasar Bali pada Agustus–September 2014. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, MgSO4 30 mg/kgBB (n=21) dan fentanil 2 mcg/kgBB (n=21) secara acak. Perubahan tekanan darah dan laju denyut jantung yang terjadi sebelum dan setelah tindakan dicatat sebagai data penelitian. Data penelitian dianalisis dengan uji repeated ANOVA, dengan p<0,05 dianggap bermakna. Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok perlakuan. Simpulan, pemberian MgSO4 30 mg/kgBB sama efektif dengan fentanil 2 mcg/kgBB dalam menekan respons kardiovaskular pada tindakan laringoskopi dan intubasi.Kata kunci: Fentanil, intubasi, laringoskopi, magnesium sulfat, respons kardiovaskularComparison of Intravena Magnesium Sulfate 30 mg/kgBW and Intravena Fentanil 2 mcg/kgBW  Effectiveness for Attenuating Cardiovascular Response in Laryngoscopy and Tracheal IntubationLaryngoscopy and intubation are routine actions which cause the risk of cardiovascular responses, including increased blood pressure and heart rate, especially in high-risk patients such as patients with heart disorders. The aim of this study was to determine the effectiveness of intravenous MgSO4 30 mg/kgBW compared to that of intravenous fentanyl 2 mcg/kgBW in reducing cardiovascular responses to laryngoscopy and intubation to assess its possibility as an alternative drug. This study was a clinical trial with randomized double-blind controlled to 42 patients with physical status of the American Society of Anesthesiologists (ASA) I–II who underwent tracheal intubation under general anesthesia in Sanglah Denpasar Hospital Bali in the period of  August–September 2014. Subjects were divided into two groups, MgSO4 30 mg/kgBW (n=21) and fentanyl 2 mcg/kgBW (n=21) groups. Changes in blood pressure and heart rate that occured before and after the action were recorded as research data. Data were analyzed with repeated ANOVA test, with p<0.05 considered significant. Statistical analysis showed that there was no significant difference between the two treatment groups. it is concluded that the administration of MgSO4 30 mg/kgBW is as effective as fentanyl 2 mcg/kgBW in reducing cardiovascular responses to laryngoscopy and intubation.Key words: Cardiovascular response, fentanyl, intubation, laryngoscopy, magnesium sulfate DOI: 10.15851/jap.v3n2.574
EVALUASI SISTEM PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV (STUDI KASUS : PENYULANG DURIAN 1 RADAK) Yehezkiel, -; -, Hardiansyah; Gianto, Rudy
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.135 KB)

Abstract

Suatu sistem proteksi pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20 kV merupakan hal yang sangat penting, karena sistem proteksi dapat mencegah terjadinya gangguan pada penyulang. Proteksi yang berkerja secara baik dan dapat menentukan keandalan suatu jaringan. Sistem proteksi yang harus diperhatikan kinerjanya salah satunya adalah rele arus lebih (OCR), dan rele gangguan tanah (GFR). Perlunya dilakukan evaluasi pada rele tersebut, karena selama 6 bulan di tahun 2018 penyulang Durian 1 Radak yaitu bulan januari sampai bulan juni mengalami gangguan hubung singkat sebanyak 30 kali. Panjangnya Penyulang Durian 1 Radak mengakibatkan resiko terjadinya gangguan pada jaringan penyulang lebih besar. Gangguan Hubung Singkat yang terjadi berupa gangguan Hubung Singkat tiga fasa, dua fasa, dan satu fasa ketanah. Settingan rele proteksi sebelumnya pada penyulang Durian 1 Radak bekerja kurang baik dan maksimal, dikarnakan setting rele proktesi yang dilakukan tidak sesuai dengan besaran arus gangguan hubung singkat yang terjadi.  Oleh karena itu perlu dilakukan setting ulang rele proteksi OCR dan GFR sesuai dengan perhitungan arus gangguan hubung singkat maksimum dan minimum pada titik zona terjadinya gangguan hubung singkat. Setelah deketahui besaran arus gangguan hubung singkat maksimum maka dapat digunakan sebagai refrensi dalam menentukan kapasitas OCR dan GFR yang akan digunakan, serta prediksi arus gangguan hubung singkat minimum yang akan digunakan sebagai acuan setting rele proteksi. settingan rele proteksi yang bekerja dengan baik maka arus gangguan hubung singkat pada penyulang Durian 1 Radak dapat diminimalisir jumlah gangguannya.