Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Kedokteran

Pola Fungsi Kognitif pada Anak Stunting Usia di bawah 3 Tahun di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tria Agustia Rahmah; Alya Tursina; Harvi Puspa Wardani
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.1, Juli 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i1.3709

Abstract

Abstract. The purpose of this study was to determine the correlation between the degree of stunting and the cognitive function of children under 3 years old. This research is an observational analytic study with a cross sectional approach. Sample selection was done through total sampling with 75 stunting children under 3 years old. Data collection used the Capute Scales questionare. The data were analyzed using the chi-square test and the result of the analysis of the correlation between the degree of stunting and cognitive function in children under 3 years old showed a p value=0.00002 and a strong correlation level (R 0.626). There is a significant correlation between the degree of stunting and cognitive function. The impact of stunting can lead to suboptimal child development, resulting in decreased cognitive performance and educational achievement compared to well-nourished children, potentially causing permanent physical and cognitive damage. Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat stunting dengan fungsi kognitif anak usia di bawah 3 tahun. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel secara total sampling dengan jumlah subjek 75 anak stunting usia di bawah 3 tahun. Pengambilan data menggunakan kuesioner Capute Scales. Data dianalisis menggunakan uji chi-square, hasil analisis hubungan antara derajat stunting dengan fungsi kognitif pada anak usia dibawah 3 tahun menunjukan p value=0,00002 dan tingkat hubungan yang kuat (R 0,626). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat stunting dengan fungsi kognitif. Pengaruh stunting dapat menyebabkan tumbuh kembang pada anak menjadi tidak optimal, sehingga kinerja kognitif dan prestasi pendidikan menjadi menurun dibandingkan dengan anak-anak yang bergizi baik dan dapat berpotensi menyebabkan kerusakan pada fisik dan kognitif secara permanen.
Perbandingan Kadar Hemoglobin, Hematokrit, dan Leukosit Pasien Stroke Infark dan Stroke Perdarahan dengan Covid-19 Daffa Khairan; Alya Tursina; Mochammad Faisal Afif Mochyadin
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.2, Desember 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i2.5400

Abstract

Abstract. The highest number of stroke sufferers in 2018 were patients aged 75 years and over as much as 50.2% and the lowest was in the 15-24 year age range, which was equivalent to 0.6%. On the other hand, the Coronavirus disease-19 (COVID-19) pandemic has also recently attracted world attention. This study aims to determine the relationship between hemoglobin, hematocrit, and leukocytes with the incidence of stroke in Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022. The results of hemoglobin, hematocrit and leukocyte examinations are obtained through laboratory examination and are classified into normal or abnormal levels, while the diagnosis of Covid-19 is based on antigen examination. From the research results, it was found that of the 68 samples, the majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 having an age range of 50-74 years were 47 people (69%). The majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 were men as much as 37 people (54%). The majority of stroke patients among Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022 had hemoglobin in the range of 12.3-15.3 g/dl, hematocrit levels between 35-47%, and leukocyte levels >10,000 mm3. There is no relationship between hemoglobin, hematocrit and leukocyte levels with the incidence of stroke in Covid-19 patients at Sumedang District Hospital in 2020-2022. Abstrak. Jumlah penderita stroke terbanyak pada tahun 2018 adalah pasien berusia 75 tahun keatas yaitu sebanyak 50,2% dan terendah pada rentang umur 15-24 tahun yaitu setara dengan 0,6%. Di sisi lain, pandemi Coronavirus disease- 19 (COVID-19) juga baru-baru ini menarik perhatian dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hemoglobin, hematokrit, dan leukosit dengan kejadian stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sample yang diambil sebanyak 68 orang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 68 sampel, pasien stroke dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 memiliki rentang usia 50-74 tahun yaitu sebanyak 47 orang (69%). Sebagian besar pasien pasien stroke dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 adalah laki-laki yaitu sebanyak 37 orang (54%). Sebagian besar pasien stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022 memiliki hemoglobin di rentang 12.3-15.3 g/dl, kadar hematokrit antara 35-47%, dan kadar leukosit >10.000 mm3. Tidak terdapat perbandingan yang signifikan pada kadar hemoglobin, hematokrit, maupun leukosit dengan kejadian stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022.
Gambaran Karakteristik Demensia Vaskular pada Pasien Stroke Iskemik RSAU Salamun Bandung Zahra Khairunnisa Karimah; Nugraha Sutadipura; Alya Tursina
Jurnal Riset Kedokteran Volume 5, No.1, Juli 2025, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v5i1.6687

Abstract

Abstract. Ischemic stroke in Indonesia accounts for 67% of all cases and often leads to vascular dementia that reduces the quality of life for patients. This study is a qualitative study using descriptive analysis methods. The research was conducted on 569 ischemic stroke patients first diagnosed with head CT scan results at the neurology clinic of RSAU Salamun Bandung, with vascular dementia patients having a MoCA-INA score < 24 or MMSE score < 26, based on medical records from 2022 – 2024. The results showed that the majority of ischemic stroke patients were male (54%), with the most common age being 60-64 years (18.1%), the last education level being high school (41.8%), and the most common occupation being housewives (29.7%). The majority of ischemic stroke lesions were located in the supratentorial area (79.8%) with the highest frequency in the parietal lobe (36%). The incidence of post-stroke vascular dementia accounted for only 12.7%. This study shows that the characteristics of stroke patients and post-stroke dementia can be seen from age, gender, education level, and stroke lesion location. This study highlights the importance of early detection and proper management of ischemic stroke and vascular dementia to improve patients' quality of life. Abstrak. Stroke iskemik di Indonesia menyumbang 67% dari semua kasus dan sering menyebabkan demensia vaskular yang mengurangi kualitas hidup pasien. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian dilakukan pada 569 pasien stroke iskemik yang pertama kali didiagnosis dengan hasil CT scan kepala di klinik neurologi RSAU Salamun Bandung, dengan pasien demensia vaskular memiliki skor MoCA-INA < 24 atau skor MMSE < 26, berdasarkan catatan medis dari tahun 2022 – 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien stroke iskemik adalah laki-laki (54%), dengan usia paling umum 60-64 tahun (18,1%), tingkat pendidikan terakhir adalah sekolah menengah atas (41,8%), dan pekerjaan paling umum adalah ibu rumah tangga (29,7%). Mayoritas lesi stroke iskemik terletak di area supratentorial (79,8%) dengan frekuensi tertinggi di lobus parietal (36%). Insiden demensia vaskular pasca-stroke hanya mencapai 12,7%. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pasien stroke dan demensia pasca-stroke dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan letak lesi stroke. Penelitian ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap stroke iskemik dan demensia vaskular untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.