Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Islam Kejawen: Lahirnya akulturasi Islam dengan budaya Jawa di Yogyakarta Uskuri Lailal Munna; Lutfiah Ayundasari
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.002 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i3p317-325

Abstract

Islam entered Nusantara through several routes, including trade, marriage, education, preaching, etc. Java itself is one of the regions in the archipelago where Islam is spreading. Before getting to know Islam, Javanese people had previously embraced animism and dynamism, Hinduism-Buddhism, and then entered Islam, which in the process of spreading Islam made people's lives begin to change for the better. Islam can be accepted by the Javanese people, but even though they have changed their beliefs to embrace Islam, in fact various kinds of cultures and traditions from their previous ancestors are still firmly held and carried out by the Javanese people. The conditions that occurred in the Javanese people made them feel like living by adhering to two religions, where the teachings of their ancestors and the teachings of Islam were brought together and created a new acculturation. This cultural mixing between Islam and the native culture of the Javanese people is known as Islam Kejawen, which was born in Java, one of which is Yogyakarta, Central Java. Islam masuk ke Nusantara melalui beberapa jalur, di antaranya perdagangan, pernikahan, pendidikan, dakwah, dll. Jawa sendiri menjadi salah satu wilayah di Nusantara yang menjadi lokasi persebaran Islam. Sebelum mengenal agama Islam, masyarakat Jawa sebelumnya telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, Hindu-Buddha, dan kemudian masuklah agama Islam, dimana pada proses menyebarnya Islam tersebut yang menjadikan kehidupan masyarakatnya mulai berubah ke arah yang lebih baik. Agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Jawa, namun meskipun telah merubah kepercayaan mereka untuk menganut agama Islam, nyatanya berbagai macam kebudayaan serta tradisi dari para leluhur terdahulu masih dipegang teguh dan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa. Kondisi yang terjadi pada masyarakat Jawa tersebut membuat mereka seperti hidup dengan menganut dua agama, dimana ajaran-ajaran dari para leluhur serta ajaran agama Islam dipertemukan dan menciptakan akulturasi baru. Percampuran budaya antara agama Islam dengan kebudayaan asli masyarakat Jawa itulah yang disebut sebagai Islam Kejawen, yang lahir di Jawa, salah satunya yaitu di Yogyakarta, Jawa Tengah.
Strategi Pembelajaran Sejarah FTD MaDe Berbasis Augmented Reality Pada Model Pembelajaran Karyawisata Kelas ABK Heterogen Siti Nurlaili; Uskuri Lailal Munna
Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia
Publisher : Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak banyak sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi di Indonesia, dimana di dalamnya tidak hanya menampung siswa dengan fisik normal saja, melainkan juga menampung siswa dengan keterbatas fisik maupun mental yang disebut dengan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi bagi siswa ABK heterogen tentu membutuhkan beragam kerativitas dan inovasi dalm menciptakan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kondisi siswa, khususnya pada pembelajaran sejarah. Slah satu model pembelajaran yang bisa digunakan oleh sekolah inklusi yakni model pembelajaran karyawisata, yakni dengan melakukan kunjungan pada objek-objek bersejarah. Namun, dalam kondisi pandemi covid-19, kegiatan karyawisata (field trip) tidak bisa dilakukan secara offline, sehingga perlu adanya solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, model pembelajaran karyawisata bisa dilakukan dengan menyesuaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan objek bersejarah, contohnya Masjid Agung Demak yang berakitan dengan sejarah masa Kesultanan Islam di Indonesia. Oleh karenanya, penulis menciptakan suatu media pembelajaran yang berbentuk aplikasi dengan nama FTD MaDe (Field Trip Masjid Demak), yakni aplikasi pembelajaran sejarah karyawisata secara virtual di Masjid Agung Demak berbasis Augemented Reality, yang juga dilengkapi dengan materi terkait Masjid Agung Demak, mulai dari struktur, hingga arsitektur bangunan Masjid Agung Demak.