Aprilyanto Silitonga
Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelayanan Holistik Terhadap Anak Remaja Korban Penyalahgunaan Napza: Peran Orang Tua Aprilyanto Silitonga
Jurnal Arrabona Vol. 4 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.77 KB) | DOI: 10.57058/juar.v4i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengerti tentang pelayanan holistik terhadap anak remaja yang menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Dan menjelaskan sejauh mana pelayanan holistik terhadap anak remaja korban penyalahgunaan NAPZA dilakukan sebagai peran orang tua sebagai jalan keluar yang baik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada prinsipnya dalam pelayanan holistik terhadap korban NAPZA, adalah suatu hal yang cukup sulit, karena dibutuhkan kesabaran dalam segala hal. Pelayanan holistik bertujuan untuk memulihkan kembali suatu keadaan kepada yang semula. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa bentuk cara yang yang ditemukan sebagai implikasi pelayanan holistik: secara medis pembersihan tubuh seseorang dari zat adiktif tertentu dengan pertolongan medis dalam upaya menghilangkan efek zat adiktif dalam tubuh penderita disebut detoksifikasi;secara psikologis, konseling, Wawancara/dialog dapat dilakukan dengan metode konseling, maupun modifikasi/terapi perilaku, pelaksanaan kegiatan bimbingan mental psikologi ini merupakan tugas profesional dengan tanggung jawab professional. Korban penyalahgunaan NAPZA yang telah rnendapat pembinan-pembinaan, akan merasa puas secara psikologis setelah mereka mengerti dengan apa yang mereka dapatkan dalam hidup ini, sehingga mereka dapat menikmati dan menjalani hidup ini; secara Rohani, dapat dilakukan berdoa bersama, membaca Alkitab, renungan bersama. Perilaku seorang korban NAPZA yang merefleksikan iman Kristennya dapat dilihat dari tutur kata, sopan santun dan tindakan korban sendiri dalam sikap hidup sehari-hari;secara sosiologis, dapat dilakukan konseling pribadi, dinamika kelompok, permainan kelompok, pemantauan dan pencatatan proses interaksi sosial klien dengan teman-teman dan pembimbingannya dalam kegiatan sendiri, perubahan tingkah laku. Karena itu manusia sebagai mahluk sosial perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana ia berada.
Fenomena Radikalisme Agama di Ruang Publik: Suatu Potensi dan Tantangan Bagi Kaum Muda Kristen Romelus Blegur; Leniwan Darmawati Gea; Aprilyanto Silitonga
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v4i1.124

Abstract

The focus of this research is on religious radicalism as a public phenomenon that affects the breakdown of interreligious relations. The radicals put a very strict emphasis on differences in religious doctrines to the point where they closed the space for meeting with adherents of other religions. This research aims to urge churches and believers to always be alert and anticipate potential radicalism from Christians, especially the younger generation who are vulnerable to being affected by the dangers of radicalism which poses a threat to inter-religious tolerance. This study uses descriptive research methods, by describing the situation of religious radicalism which is increasingly prevalent. The sources used as references in this writing are articles and related reference books. The factors that contributed to the growth of radicalism were sociology, psychology, and ideology. Related to that, several things that are necessary in an effort to counteract its influence on young Christians are educating awareness of togetherness in religious diversity, building dialogic awareness, and organizing peaceful actions. These points can be a contribution to the thinking and practice of the church in caring for diversity while counteracting the dangers of radicalism that can affect young Christians.Fokus penelitian ini adalah tentang radikalisme agama sebagai fenomena publik yang berpengaruh pada kerusakan relasi antar agama. Kaum radikal memberi penekanan yang sangat ketat pada perbedaan doktrin agama hingga menutup ruang perjumpaan dengan sesama pemeluk agama lain. Penelitian ini bertujuan menghimbau gereja dan orang percaya untuk selalu siaga dan mengantisipasi potensi-potensi radikalisme dari kalangan Kristen, khususnya generasi muda yang rentan dipengaruhi oleh bahaya radikalisme yang menjadi ancaman bagi toleransi antar umat agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan mendeskripsikan situasi radikalisme agama yang kian marak terjadi. Sumber-sumber yang menjadi acuan dalam penulisan ini adalah artikel dan buku-buku referensi terkait. Faktor-faktor yang turut mempelopori tumbuhnya paham radikal, yaitu sosiologi, psikologi dan ideologi. Terkait itu, beberapa hal yang perlu sebagai upaya untuk menangkal pengaruhnya terhadap kaum muda Kristen adalah mendidik kesadaran akan kebersamaan dalam keberagaman agama, membangun kesadaran dialogis, dan menggalang aksi damai. Pokok-pokok tersebut dapat menjadi sumbangan bagi pemikiran dan praksis gereja dalam merawat keberagaman sembari menangkal bahaya radikalisme yang dapat memengaruhi kaum muda Kristen.