Legiran
Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

NYERI PINGGANG DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHINYA Indri Seta Septadina; Legiran
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 1 No. 1 (2014): Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Keluhan nyeri punggung bawah atau pinggang (low back pain-LBP) masih tetap menjadi keluhanyang banyak dijumpai pada setiap orang. Keluhan ini juga banyak dijumpai di kalangan pekerja dari berbagaijenis pekerjaan. Akibat rasa nyerinya, pekerja terpaksa beristirahat dan mencari penyembuhan sehinggabanyak kehilangan waktu kerja, menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan, dan menurunkanproduktivitas. Pada pekerja, ada beberapa faktor risiko utama yang diduga berperan dalam terjadinya LBPyaitu stres fisik, stres psikososial, karakter pribadi, dan karakter fisik. Tujuan penelitian ini adalah untukmengkaji nyeri pinggang, faktor-faktor risiko dan hubungan antara nyeri pinggang dengan faktor-faktor risikotersebut.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah case control study. Populasi adalah pria atau wanita usiaproduktif. Sampel pada kelompok kasus ditentukan ahli penyakit dalam.Hasil: Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh,pemeriksaan radiologi rontgen foto lumbal antero-posterior dan lateral serta ditanyakan juga riwayat merokok,posisi kerja, dan beban pekerjaan. Tiap variabel dihubungkan dengan kejadian LBP dengan menggunakan ujihipotesis Chi-Square Test. Merokok dan IMT memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya LBP (p<0,05),sedangkan posisi dan beban kerja tidak memiliki hubungan bermakna (p>0,05).Simpulan: Tingkat risiko terbesar untuk terjadinya LBP diantara keempat variabel yang diteliti adalahmerokok dengan nilai OR 2,813. Pada penelitian penentuan posisi kerja dan beban pekerjaan ditentukan atasdasar wawancara antara petugas dan responden sehingga masih menimbulkan bias.
Dimensi Antropometrik Anak Sekolah dan Ukuran Kursi Sekolah Legiran
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 1 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i1.17

Abstract

Disain kursi yang ada dalam kelas tidak sepenuhnya merujuk pada ukuran-ukuran antropometrik pemakainya. Mejakursi sekolah biasanya dibuat massal, satu tipe-satu ukuran-untuk semua. fungsi kursi secara tradisional sebagai tempat duduk dan aktivitas belajar mungkin sudah memenuhi syarat, tetapi sebagai tempat yang nyaman, aman, dan bebas stres dalam waktu relatif lama belum dapat dipastikan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketidaksesuaian antara ukuran tubuh anak sekolah dasar dan ukuran kursi sekolah yang digunakannya.Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah siswa salah satu sekolah dasar swasta terpadu di Palembang. Jumlah subjek sebanyak 114 orang dengan rentang umur 5-10 tahun. Sampelditentukan dengan teknik stratified random sampling sesuai tingkat kelas. Telah dilakukan pengukuran antropometri yaitu tinggi poplitea, panjang poplitea-bokong, dan pengukuran kursi yaitu tinggi kursi dan kedalaman landasan duduk. Ukuran antropometrik dan ukuran kursi dibandingkan untuk ditentukan ketidaksesuaiannya.Tinggi kursi rata-rata lebih besar dari tinggi poplitea rata-rata pada semua tingkatan umur. Kedalaman landasan duduk rata-rata lebih besar dari panjang poplitea-bokong rata-rata subjek pada kelompok umur 5, 6, dan 8 tahun. Ketidaksesuaian ditemukan pada tinggi poplitea dan tinggi kursi (100%), panjang poplitea-bokong dan kedalaman landasan duduk (68,5%).