Abdul Cholil
Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI KETAHANAN TANAMAN JERUK (Citrus sp.) HASIL FUSI PROTOPLAS JERUK SATSUMA MANDARIN (Citrus unshiu) DAN JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis) TERHADAP INFEKSI PENYAKIT KULIT DIPLODIA (Botryodiplodia theobromae Pat.) Dharmawan Putra; Liliek Sulistyowati; Abdul Cholil; C Martasari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTProtoplast fusion mandarin satsuma orange and honey thai orange to increase thequality of the honey thai orange into a seedless. Character of orange as product ofprotoplast fusion has not been known include resistance against pest and disease.One important disease of citrus is skin disease of diplodia that cause loosing yield.Protoplast fusion has highly genetic variability that cause many probabilities ofresistance expression can be happened on infection of skin disease of diplodia onorange as product of protoplast fusion. Research was conducted at glass house ofBALITJESTRO and Phytopathology Laboratory, Department of Plant Protection,Faculty of Agriculture, University of Brawijaya. The purpose of this research wasto evaluation of resistance of orange as product of protoplast fusion and itsparental on infection of skin disease of diplodia by incubation period and infectionsymptom area. Result of this research were known that there were 26 oranges asproduct of protoplast fusion had different resistance level compared by its parentalin incubation period; there were 16 oranges as product of protoplast fusion haddifferent resistance level compared by its parental in infection symptom area andthere were 11 oranges as product of protoplast fusion had not different resistancelevel compared by its parental in infection symptom area; Classification of theresistance level of oranges as product of protoplast fusion were obtained 8 plantswere classified resistant, 17 plants were classified moderate, 5 plants wereclassified susceptible.Keywords: Plant endurance, Protoplast fusion, Citrus unshiu, Citrus nobilis,Botryodiplodia theobromae Pat.
PENGGUNAAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN Trichoderma sp. UNTUK MENEKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN MELON Nilasari Martha Dewi; Abdul Cholil; Liliek Sulistyowati
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa plastik hitam perak dan Trichoderma sp. untuk menekan penyakit layu fusarium pada tanaman melon. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan Desa Jetis, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari - Nopember 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok (RAK) terdiri dari 10  kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa dan agens hayati T. viride dan T. harzianum baik tunggal maupun kombinasi dapat menurunkan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman melon dan  berpotensi  terhadap produksi tanaman melon pada bobot buah. Penggunaan mulsa dan agens hayati T. viride secara tunggal memiliki intensitas penyakit terendah dan memiliki bobot buah paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainKata kunci : Layu Fusarium, Mulsa plastik hitam perak, Trichoderma sp., Melon 
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) SERTA POTENSI ANTAGONISMENYA TERHADAP Phytophthora infestans (Mont.) de Barry PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN SECARA IN VITRO Zevita Yunade Ganda Tirtana; Liliek Sulistyowati; Abdul Cholil
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur endofit yang terdapat pada jaringan daun, ranting dan akar tanaman kentang serta potensi antagonismenya terhadap P. infestans penyebab hawar daun tanaman kentang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret – Oktober 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode eksplorasi dan eksperimen. Eksplorasi jamur endofit dari daun, batang dan akar tanaman kentang yang di ambil dari lahan tanaman kentang di Kec. Sumber Brantas, Kota Batu. Eksperimen meliputi uji antagonis jamur endofit yang diperoleh terhadap P. infestans pada media PDA. Jamur endofit yang diperoleh sebanyak 28 isolat jamur dan terdiri 12 genus yang teridentifikasi antara lain Aspergillus sp., Fusarium sp., Chepalosporium sp., Hyalodendron sp., Penicillium sp., Curvularia sp., Botrytis sp., Colletotrichum sp., Paecilomyces sp., Cunninghamella sp., Monascus sp., Acremonium sp., dan 4 jamur yang tidak teridentifikasi antara lain jamur kode S2D1 DM, S4D1 DM, S3A1 6cm dan S4A1. Berdasarkan Uji T semua jamur endofit yang diperoleh berpotensi sebagai antagonis  dan persentase daya antagonis tertinggi pada jamur Hyalodendron sp. sebesar 66,56% diikuti jamur Chepalosporium sp. sebesar 61,52%.Kata kunci: Jamur endofit, Phytophthora infestans, uji antagonis, kentang.
Potensi Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) sebagai Fungisida Nabati terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) pada Buah Apel (Malus sylvestris Mill) Astri Septiyaningsih Nugraheni; Syamsuddin Djauhari; Abdul Cholil; Edi Priyo Utomo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides merupakan salah satu penyakit pasca panen buah apel. Salah satu pengendalian penyakit antraknosa adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang relatif aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon winterianus) sebagai anti jamur yang efektif dalam mengendalikan penyakit antraknosa. Secara in vitro, berbagai konsentrasi minyak serai wangi diletakkan di cawan petri dan jamur C. gloeosporioides diletakkan dipusat cawan petri. Penghambatan pertumbuhan jamur C. gloeosporioides diukur dari diameter koloni dan berat miselium jamur. Secara in vivo buah apel direndam kedalam larutan minyak atsiri serai wangi kemudian buah ditusuk dan ditetesi suspensi jamur C. gloeosporioides. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 konsentrasi anti fungi dan 4 ulangan. Konsentrasi minyak atsiri serai wangi yaitu 500 ppm hingga 1500 ppm. Buah apel yang diberi minyak atsiri serai wangi konsentrasi 1500 ppm menunjukkan efek penghambatan 90,22% pertumbuhan jamur dan berat miselium jamur 55 mg secara in vitro. Apel yang direndam dengan konsentrasi minyak atsiri serai wangi 1500 ppm memiliki masa inkubasi penyakit 6,08 hari dan gejala antraknosa yang muncul 2,33 cm. Nilai Effective Concentration (EC50) minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yaitu 986,84 (in vitro) ppm dan 1779,55 ppm (in vivo). Sedangkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yaitu 45,18 ppm (in vitro) dan 547,09 ppm (in vivo).   Kata kunci : Cymbopogon winterianus, apel, Colletotrichum gloeosporioides, minyak atsiri, pestisida nabati