Tutung Hadiastono
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK BAHAN NABATI SEBAGAI PELINDUNG INFEKTIVITAS Spodoptera litura NUCLEAR POLYHEDROSIS VIRUS JTM 97 C TERHADAP RADIASI SINAR ULTRAVIOLET UNTUK MENGENDALIKAN Helicoverpa armigera Hubner (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Sinta Asa Karsalina; Tutung Hadiastono; Mintarto Martosudiro; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bahan nabati sebagai pelindung infektivitas SlNPV JTM 97C terhadap radiasi sinar ultraviolet untuk mengendalikan Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera: Noctuidae). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Pestisida, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang mulai bulan Januari hingga Juni 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yaitu: 1) kontrol tanpa SlNPV JTM 97C, 2) SlNPV JTM 97C tanpa bahan pelindung, 3) SlNPV JTM 97C + kaolin sebagai pembanding, 4) SlNPV JTM 97C + ekstrak tongkol jagung, 5) SlNPV JTM 97C + ekstrak kulit singkong, dan 6) SlNPV JTM 97C + ekstrak kulit nanas. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bahan nabati yang mempunyai kemampuan untuk melindungi infektivitas SlNPV JTM 97C terhadap radiasi sinar ultraviolet dalam mengendalikan H. armigera adalah ekstrak kulit nanas dan ekstrak tongkol jagung.
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP INFEKSI TURNIP MOSAIC VIRUS (TuMV) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Haniatur Rochifah; Mintarto Martosudiro; Tutung Hadiastono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh dari beberapa jenis pupuk kandang pada infeksi TuMV, pertumbuhan dan produksi sawi hijau dilakukan  di rumah kasa (screenhouse) Laboratorium Penyakit Tanaman, Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pupuk kandang kotoran sapi, kotoran kambing, dan kotoran ayam (20 ton/ha) ditambahkan ke dalam tanah steril untuk menentukan pengaruh pupuk organik terhadap infeksi TuMV. Pupuk NPK (180 kg/ha) digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang ayam (20 ton/ha) secara signifikan mampu menurunkan intensitas penyakit mosaik dan menunda inkubasi penyakit pada tanaman sawi hijau. Perlakuan pupuk kandang sapi, kambing, dan ayam juga meningkatkan luas daun, panjang tanaman, dan berat tanaman segar lebih baik dari pupuk NPK.
PENGARUH PERBEDAAN UMUR TANAMAN SAAT INOKULASI Tobacco Mosaic Virus (TMV) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Hesty Maranticha; Tutung Hadiastono; Mintarto Martosudiro
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur tanaman saat inokulasi TMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan HPT, FP, UB dan di rumah kasa (screenhouse) milik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus 2, Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pengaruh perbedaan umur tanaman pada saat inokulasi TMV yaitu saat tanaman berumur 14, 21, 28, 35, dan 42 hari setelah tanam (HST). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan umur tanaman tomat saat inokulasi TMV tidak memberikan pengaruh terhadap masa inkubasi dan intensitas serangan TMV. Kisaran masa inkubasi TMV pada tanaman tomat adalah 40-45 hari setelah inokulasi (HSI). Tanaman yang diinokulasi pada 14 HST memiliki rerata tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman yang diinokulasi pada 42 HST. Tanaman yang diinokulasi pada 14 HST juga menghasilkan bobot buah yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang diinokulasi pada umur yang lebih tua, namun jumlah buah tidak menunjukkan adanya penurunan.
PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PELINDUNG TEH (Camellia sinensis L.) KEMASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN EFEKTIVITAS SlNPV JTM 97C DALAM MENGENDALIKAN Helicoverpa armigera (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Tiara Eka Ariestantia; Tutung Hadiastono; Fery Abdul Choliq; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) JTM 97 C adalah salah satu agens hayati yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Helicoverpa armigera. Tetapi kelemahan dalam penggunaan SlNPV adalah pada saat diaplikasikan di lapangan keefektifannya dapat menurun setelah terpapar sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet (UV). Sehubungan dengan hal tersebut, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan pelindung nabati dari teh kemasan yang diketahui mengandung epigallocatechin gallate, caffeic acid, dan apigenin yang dapat berfungsi sebagai pelindung UV.  Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Kendalpayak, Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan: kontrol tanpa SlNPV JTM 97 C, SlNPV JTM 97 C tanpa bahan pelindung, SlNPV JTM 97 C + kaolin, SlNPV JTM 97 C + ekstrak daun teh  konsentrasi 0.5%, SlNPV JTM 97 C + ekstrak daun teh konsentrasi 1%, SlNPV JTM 97 C + ekstrak daun teh konsentrasi 1.5%, SlNPV JTM 97 C + ekstrak daun teh konsentrasi 2%, dan SlNPV JTM 97 C + ekstrak daun teh konsentrasi 2.5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi bahan pelindung teh kemasan tidak terbukti memberikan pengaruh yang berbeda dalam melindungi SlNPV JTM 97 C, namun bahan pelindung teh kemasan memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai bahan pelindung nabati.
IDENTIFIKASI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS PADA TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) DI MALANG, JAWA TIMUR Miladiyatul Fauziyah; Tutung Hadiastono; Fery Abdul Choliq
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Papaya ringspot merupakan penyakit baru pada tanaman pepaya di Indonesia yang disebabkan  oleh patogen Papaya ringspot virus (PRSV). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui virus penyebab penyakit pada tanaman pepaya di Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Virologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan Screenhouse Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif  untuk mengetahui jenis virus pada tanaman pepaya. Hasil penelitian menunjukkan gejala pada tanaman pepaya di lapang yaitu mosaik dan klorosis pada lamina daun serta adanya bercak cincin atau ringspot pada permukaan buah. Hasil penularan pada tanaman indikator C. amaranticolor dan C. quinoa menghasilkan gejala lesio lokal nekrosis. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan TEM morfologi partikel virus tergolong kelompok Potyvirus, berbentuk filament flexuous dengan ukuran sekitar 800-900 nm x 12 nm. Virus yang diuji mempunyai kisaran inang tanaman dari famili Caricaceae dan dua jenis tanaman dari famili Cucurbitaceae yaitu C. sativus dan C. melo L. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik virus diketahui nilai DEP, TIP, dan LIV virus yang diuji yaitu 10-5-10-6, 65oC, dan 24-48 jam pada suhu ruang. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan virus yang menginfeksi tanaman pepaya di Malang termasuk dalam famili Potyvirus yaitu Papaya ringspot virus (PRSV).