Ahmad Azhari Dwiputra
Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisa Potensi Bahaya pada Penanganan Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) Hidup dan Persyaratan Dokumen Ekspor Yuliati H. Sipahutar; Ahmad Azhari Dwiputra; Widodo Sumiyanto; Hendarni Mulyani
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 9 (2022): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL IX KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi bahaya penanganan lobster mutiara (Panulirus ornatus) hidup, dengan mengamati alur proses penanganan lobster mutiara hidup dan penelusuran persyaratan dokumen ekspor lobster ke Vietnam. Metode penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Analisa potensi bahaya dengan mengamati penerapan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) dan mengikuti penelusuran persyaratan dokumen ekspor ke Vietnam. Hasil penelitian menunjukkan Critical control point pada penanganan lobster mutiara adalah logam berat Hg, Pb dan Cd yang dilakukan pengujian 1 x 6 bulan. Persyaratan dokumen untuk ekspor lobster mutiara (Panulirus ornatus) hidup ke Vietnam yaitu sertifikat Hazard Analysis Critical Control Points, nomor registrasi negara mitra, invoice, packing list, airway bill, certificate of origin, health certificate, persetujuan ekspor barang dan nota pelayanan ekspor. Semua persyaratan harus terpenuhi dan selesai 4-5 jam sebelum produk diterbangkan. Potensi bahaya pada penanganan lobster mutiara hidup (Panulirus ornatus) hidup yaitu logam berat (Hg, pb dan Cd), Vibrio cholerae, Salmonella sp dan E.coli dengan bahaya logam berat sebagai CCP. Pengendalian yang dilakukan yaitu pengendalian approved supplier dan pengujian logam berat setiap 6 bulan sekali. Persyaratan dokumen ekspor ke Vietnam wajib dilampirkan pada setiap akan mengekspor.